Memakan yang Ditanam dan Menanam yang Dimakan
#cerita_crysna
Memakan yang Ditanam dan Menanam yang Dimakan
Mengapa hidropnoik?
Wilayah bumi yang dua per tiga dari keseluruhan luasnya didominasi oleh air, mau tidak mau memaksa manusia untuk membuat teknologi baru supaya ketahanan pangan tetap terjaga. Luas bumi yang hanya sepertiga itu sekarang juga makin terisi oleh banyaknya gedung bertingkat dan perumahan. Hampir sulit kit mencari lahan kosong di daerah perkotaan. Semua lahan telah penuh sesak. Sawah menjadi mall, hotel, restoran,perumahan dan gedung-gedung lainnya. Jika hal ini terus berlanjut, maka hampir bisa dipastikan bahwa sepuluh tahun ke depan manusia akan sangat kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan.
Untuk itu sekarang makin marak dikembangkan budidaya tanaman hidroponik. Di mana siapapun bisa mengembangkan tanaman di rumahnya masing-masing, meskipun hanya di teras rumah. Bagi yang tinggal di wilayah perkotaan dan sangat sulit untuk mencari media tanam dalam bentuk tanah, sekarang mereka bisa tetap menanam hanya dengan mengandalkan media air.
Akan tetapi, media tanam air ini juga tidak bisa bergantung pada air saja. Tetap dibutuhkan pupuk organik yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Biasanya, pupuk organik cair ini dibuat dari sisa-sisa sayuran yang difermentasi hingga menghasilkan sebuah cairan nutrisi yang akan sangat bermanfaat bagi tanaman hidroponik. Makanya wajar jika harga sayuran hidroponik lebih mahal dari pada sayuran yang ditanam dengan media tanah. Selain lebih sehat dan segar, kandungan vitamin di dalam sayuran hidroponik memang lebih tercukupi ketimbang sayuran sawah.
Semua orang memang harus mulai belajar untuk menanam yang dimakan dan memakan yang ditanam. Hal ini dimaksudkan supaya seluruh masyarakat tetap bisa makan sayuran bergizi dari pekarangan sendiri.
Mari hijaukan bumi dengan terus menanam sayuran hijau dengan pupuk yang berasal dari limbah biotik rumah tangga.
Ponorogo, 2 September 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar