Yulivia

Penulis adalah Sarjana Pertanian Jurusan Gizi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pendidikan S2 ditempuh di Universit...

Selengkapnya
Navigasi Web
Katidiang dan Katidiang Tunggak
Katidiang Tunggak (dokumen pribadi)

Katidiang dan Katidiang Tunggak

Katidiang dan Katidiang Tunggak

Dua properti tersebut sudah lama dikenal dalam masyrakat Minangkabau. Sekilas perannya kelihatan sepele, tapi kalau diperhatikan secara seksama dan dalam tempo yang tidak singkat, kedua properti tersebut sangat bermakna bagi kelangsungan hidup manusia, khususnya masyarakat adat Minangkabau.

Bagaimana tidak? Saya perhatikan, Katidiang (ketiding dalam Bahasa Indonesia) yang berupa wadah terbuat dari bambu, dari dulu sampai sekarang banyak digunakan sebagai tempat padi, beras, atau nasi. Kalau digunakan sebagai tempat nasi di tempat baralek, katidiang itu dialasi dulu dengan daun pisang sehingga aroma nasi menjadi harum khas daun pisang. Jadi terlihat bahwa katidiang berperan tak langsung dalam proses suplai kebutuhan pangan manusia.

Bagaimana dengan Katidiang Tunggak? Benda yang berbentuk lingkaran di bagian atas dan berbentuk tonggak di bagian bawah ini banyak digunakan pada acara adat. Acara adat yang banyak menggunakan benda yang terbuat dari rotan ini adalah baadok-adok dan baralek kampuang. Katidiang Tunggak yang berisi beras dan telur, dibawa dengan cara dijujuang, diletakkan di atas kepala beralas tangkuluak. Namun cara itu butuh skill tingkat tinggi. Tak banyak bundo kanduang yang pandai manjujuang Katidiang Tunggak.

Disini terlihat bahwa secara tak langsung, Katidiang Tunggak berperan dalam kelangsungan hidup dan peradaban masyarakat adat Minangkabau. Alasannya karena Katidiang Tunggak masih digunakan dalam prosesi perkawinan khususnya alek kampuang. Bukankah perkawinan adalah sebuah proses dan lembaga terhormat untuk kelangsungan hidup dan martabat manusia?

Payakumbuh, 6 April 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya

18 Apr
Balas

Alhamdulillah...makasih Bu Fit. Sehat selalu ya

19 Apr

Terima kasih tulisan informatifnya, Bund. Saya baru tahu tentang katidiang. Dalam bahasa Sunda, itu disebut boboko.

25 Apr
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih juga bunda.

25 Apr

Alhamdulillah mendapat wawasan baru tentang katidiang tunggak , terima kasih bu

17 Apr
Balas

Alhamdulillah...sama sama pak shandy.

19 Apr



search

New Post