JEJAK PENA
Penulis: Rahmawati, S.Pd.
Menjadi penulis adalah cita-citaku selain menjadi guru. Sejak Sekolah Menengah Atas sampai kuliah, aku selalu menulis artikel-artikel sederhana kemudian aku pasang di mading (Majalah Dinding) sekolah dan organisasi di kampusku. Jurusan yang aku ambil saat kuliah pun memberiku peluang untuk terus mengasah minatku dalam menulis yakni jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Hanya sampai di situ minat menulisku tersalurkan. Padahal aku sangat ingin menulis sebuah buku seperti para penulis popular lainnya. Hingga aku lulus kuliah dan mengajar di salah satu sekolah swasta di Makassar, SDIT Wihdatul Ummah, aku disibukkan dengan dunia mengajar. Sejenak aku lupa dengan cita-citaku menjadi seorang penulis.
Hingga suatu ketika, pada tahun 2018, salah seorang teman yang juga berprofesi sebagai guru mengajakku untuk mengikuti pelatihan menulis yang diadakan oleh Penerbiat Mediaguru dengan tajuk SAGUSABU (satu Guru Satu Buku) Angkatan II. Nama yang cukup unik. Seketika semangat menulisku pun timbul kembali. Tanpa berpikir panjang aku pun mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan tersebut selama dua hari yakni, Sabtu-Ahad 27-28 Mei 2018 di Aula LPMP Sul-Sel yang bertepatan dengan bulan Ramadan.
Selama dua hari pelatihan, aku betul-betul berusaha untuk memaksimalkan diriku dalam pelatihan tersebut. Ini adalah kesempatan yang sudah lama aku tunggu-tunggu. Besar harapanku setelah mengikuti pelatihan ini aku bisa menerbitkan sebuah buku. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ternyata, follow up dari pelatihan ini adalah harus menerbitkan buku dalam sebulan dengan dibimbing langsung oleh editor dari tim Mediaguru. Tak terhingga rasa bahagiaku kala itu.
Bulan Ramadan itu pun aku sibukkan dengan menulis buku perdananaku yang kuberi judul Pelangi Hijrahku. Syukurnya jika ada kendala, aku bisa berkonsultasi kepada editor atau langsung bertanya di grup whatsapp yang di dalamnya ada admin dan editor dari tim mediaguru ditambah ratusan teman-teman penulis yang juga sedang berjuang merampungkan buku mereka.
Alhamdulillah genap 16 hari buku perdanaku yang tebalnya tidak sampai 100 halaman pun rampung. Di balik peneyelesaian bukuku itu, ada begitu banyak cerita. Setiap hari aku menulis lewat ponsel karena leptopku sedang bermasalah. Tentu aku sedikit kesulitan dengan layer ponsel yang sempit. Namun, semangatku yang besar dan tekadku untuk segera merampungkan tulisan mampu menghalau kendala tersebut. Aku bersyukur karena aku termasuk peserta yang lebih dulu menyelesaiakn tulisan.
Ada keharuan saat seluruh peserta mengikuti acara peluncuran buku di Pantai Losari pada November 2018. Aku seolah masih seperti bermimpi bahwa cita-citaku menjadi seorang penulis akhirnya terwujud. Kupandangi buku dan pigura buku perdanaku. Keharuan dan kebahagiaan tak terkira rasanya. Ini adalah karya perdanaku, tentunya bukanlah sebuah akhir. Jutru ini adalah awal bagiku dalam meniti karir sebagai seorang penulis.
Sejak saat itu aku bertekad untuk menjadikan menulis sebagai hal yang tak terpisahkan dari diriku. Aku bertekad, setiap tahunnya aku harus menerbitkan minimal satu buku. Karena dengan jalan inilah, bakatku tersalurkan. Tidak hanya itu, dengan jalan ini, aku juga menjalankan salah satu risalah kenabian yaitu berdakwah. Dengan menulis, aku bisa menyampaiakn kebaikan yang akan membawa maslahat untuk umat.
Pada tahun berikutnya, tahun 2019 kembali aku mengikuti pelatihan yang sama yakni pelatihan SAGUSABU (Satu Guru Satu Buku) Angkatan III. Setelah mengikuti pelatihan, aku menerbitkan buku kedua yang berjudul Untaian Cinta sang Buah Hati. Buku ini aku susun Bersama 103 murid kelas VI SDIT Wihdatul Ummah dengan tebal 142 halaman. Alhamdulillah anak SD pun mampu untuk menulis. Sebagai gurunya, tentu banyak kendala saat penyususnan buku ini terlebih dalam mengarahkan dan membimbing murid yang jumlahnya 103 orang murid. Namun aku tidak pernah mengeluh. Justru melihat semangat mereka dalam menyelesaikan puisinya merupakan kebahagiaan tersendiri bagiku. Terlebih saat peluncuran buku yang bertepatan dengan penamatan mereka. Bukan saja aku sebagai gurunya merasa bangga, kepala sekolah, dan juga orang tua mereka pun bangga atas kemampuan yang mereka miliki dalam menuang ide dan perasaan mereka dalam sebuah puisi.
Sesuai dengan tekadku yang ingin menulis buku setiap tahunnya, pada tahun 2020 aku menulis buku ketigaku yang berjudul Puzzle Cinta sang Guru. Buku ini aku selesaikan saat pandemi covid 19 melanda negeri. Slogan di rumah saja akhirnya memberikan aku peluang untuk memulai dan menyelesaiakn buku setebal 142 halaman. Isi buku ini adalah kumpulan kisah pengalamanku bersama dengan murid-murid di SDIT Wihdatul Ummah.
Saat ini, aku sedang menulis buku keempat yang berjudul Jejak Pelangi. Semoga Allah memudahkan penyelesaian buku ini seperti penyelesaian buku-buku sebelumnya. Besar harapanku kiranya setiap buku yang kutulis memberikan manfaat yang besar bagi seluruh pembaca.
Gowa, Rabu 23 Ramadan 1442 H/5 Mei 2021 M
#MarikiMenulis
#SatuHariSatuTulisan
#TantanganGurusiana
#TantanganMenulisHari_23
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya
Alhamdulilah selamt bu atas karya-karyanya.. semoga bermanfaat.. salm literasi
Mantul Bun. Sukses selalu
Keren bun
Keren sekali de, semoga menang
keren buku-bukunya bu semoga semakintambah banyak terbitan buku barunya dan ijin follow bu kutunggu follow backnya