Cicilia Sumarti

Berburulah Ilmu. Menulislah sebagai Tali Pengikatnya. Demikian motto yang sekarang dipegangnya. Gerakan Literasi Nasional telah membukakan mata dan hatinya untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
URIP IKU MUNG MAMPIR NGOMBE
Dok. WAG

URIP IKU MUNG MAMPIR NGOMBE

"Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q. S. Al- Jumu'ah 62: 8)

#Tantangan Menulis Hari Ke-37

#TantanganGurusiana

إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ، اللهم اكْتُبْهُ عِنْدَكَ فِي المُحْسِنِيْنَ، وَاجْعَلْ كِتَابَه فِي عِلِّيِّيْنَ، وَاخْلُفْهُ فِي أَهْلِهِ فِي الغَابِرِيْنَ، وَلاَتَحْرِمنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ

“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. Dan sesungguhnya kepada Robb kamilah kami kembali. Ya Allah, tuliskanlah ia di sisi-Mu termasuk golongan orang-orang yang baik. Jadikanlah catatannya di ‘illiyyin. Gantilah ia di keluarganya dari orang-orang yang meninggalkan. Janganlah engkau haramkan bagi kami pahalanya dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya.

Demikianlah doa dan pinta seluruh hamba kaum muslimin ketika ada sanak saudara handai taulan yang meninggal. Demikian pula ketika kabar duka menimpa aktris Bunga Citra Lestari. Netizen langsung meresponnya. Berbagai ucapan duka cita mengalir dari seluruh penjuru. Khususnya dari warga Indonesia dan Malaysia yang berkenan. Tak ketinggalan keluarga MGI juga.

Kematian Ashraf Sinclair, Selasa, 18 Februari 2020 menjadi tema tulisan yang diusung oleh Bapak Muhammad Ihsan untuk para Gurusioner. Dan dengan penuh semangat para pejuang literasi itu menyambut hangat tantangan itu.

Jujur saja, pada awalnya saya tidak berminat untuk memenuhi tantangan itu. Beneran? Iya, bener! Mengapa? Takut? Ah, tidak setitik pun terbersit kata itu di otak. Lalu kenapa? Membahas hal itu mengingatkan saya pada orang-orang yang saya kasihi dan telah meninggalkan dunia fana ini. Saya menjadi baper. Itu saja alasannya.

Ya, sudahlah. Saya yakin Allah lebih menyayangi mereka daripada kami. Allah telah menyediakan tempat terindah bagi mereka dibanding di sini. Aamiin Allohuma Aamin.

Tapi entahlah, hari ini ada kekuatan batin yang mendorong saya untuk ikut memenuhi tantangan dari Bapak CEO. Postingan tulisan teman juga menjadi pemicu semangat untuk berkeinginan ikut meramaikan jagad Gurusiana.

Dan benar adanya, FB MGI dan Blog Gurusiana benar-benar virus pemantik semangat berliterasi.

Bimbo dalam salah satu lagunya menyebutkan, "Tentang mati, jangan takut mati karena pasti terjadi." Benarlah kiranya apa yang disampaikan Bimbo. Cepat atau lambat, muda atau tua, semua akan kembali pada Sang Pencipta. Tidak kepagian, tidak kesiangan, tidak juga kemalaman. Semua telah diatur tepat pada waktunya.

"Urip ning alam ndonya iku mung mampir ngombe." Demikian ungkapan dalam bahasa Jawa yang kurang lebih dalam bahasa Indonesia memiliki arti "Hidup di alam dunia itu hanya mampir minum." Apa makna yang terkandung dalam ungkapan di atas?

Sebagai manusia, jatah hidup di dunia itu tidaklah seberapa lama dibanding kehidupan abadi di alam akhirat nanti. Dalam ungkapan bahasa Jawa di atas diartikan bahwa hidup kita di dunia hanyalah sekejap saja seperti lamanya orang minum.

Dalam ungkapan bahasa Jawa lainnya menyebutkan, "Isih suwe mejet wohing ranti." (Masih lama menekan/ memecahkan buah ranti). Buah ranti, buah tanaman perdu yang tumbuh subur di sawah/ladang. Ketika masih muda berwarna hijau dan ketika tua/masak berwarna ungu. Besarnya kira-kira hanya sebesar buah merica, namun ada jenis yang ukurannya lebih besar sedikit.

Ungkapan-ungkapan di atas mengingatkan pada kita, bahwa ada kampung abadi yang akan kita tinggali setelah berada di dunia fana ini. Dan semua makhluk akan menuju ke sana. Dunia hanyalah persinggahan sementara dalam perjalanan hidup.

Apakah bekal yang kita bawa? Siapkah kita untuk menghadapi perjalanan panjang dan abadi itu?

Tidak lain tidak bukan, hanyalah amal kebaikan, bekal yang menyelamatkan kita nantinya. Seberapa banyak yang sudah kita miliki? Semua memiliki jawaban masing-masing. Semua sudah mampu berhitung jumlah amalannya. Dan semua telah berupaya menabung amalan kebaikannya. Biarlah Allah SWT yang memperhitungkannya. Dialah pemegang hak prerogratif atas hamba-hamba-Nya. Dialah Sang Pengadil yang seadil-adilnya.

Lahir, mati, hidup, jodoh, adalah sebuah misteri Ilahi. Kita hanyalah hamba ciptaan-Nya yang sangat lemah tak berdaya untuk memikirkannya. Hanyalah doa dan usaha maksimal yang bisa kita lakukan. Serta berserah diri sebagai wujud sebuah ketaatan.

Tak salah sebagai pengingat diri. "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan". (Q. S. Al-Ankabut 29: 57)

"Ya, Allah dari-Mu lah kami berasal, kepada-Mu lah kami kembali. Wafatkanlah kami nanti dalam wafat husnul khotimah, Amin YRA."

Kalileler, 20022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

aamiin yra..mantab..artikel plus tausiyahnya..utk mengingatkan kita bu..trimakasih,..salam..

20 Feb
Balas

Terimakasih, Pak. Kejar setoran tuuh...he he...

20 Feb



search

New Post