Bayangan Hitam di Gelap Malam
TM Gurusiana 41/365
Bayangan Hitam di Gelap Malam
Hujan masih merintik ketika aku dan Dono berangkat untuk memenuhi jadwal piket ronda. Baru beberapa meter meninggalkan rumahku, tetiba dari balik gerumbul muncul sekelebat bayangan hitam. Sontak aku bergeming dalam rasa yang membuncah. Ingin rasanya aku berteriak. Tetapi telapak tangan Dono erat membungkam mulutku.
Tak beberapa lama bayangan hitam itu berkelebat kembali. Tanpa kusadari, ada rasa menghangat di kedua kakiku. Semakin lama semakin menderas tumpah di sekitar telapak kaki.
"Haaah... Aaaku... Aku?"
Segera saja Dono melepaskan telapak tangannya dari mulutku.
"Bau apa ini?" teriaknya sambil mundur beberapa langkah. Aku mematung tak berkata-kata.
Lalu bayangan hitam sontak berlari sangat kencang meninggalkan kami yang tengah sibuk membaui sesuatu yang sangat tidak enak di penciuman.
"Maliiiing!" teriak Dono kencang-kencang. Aku yang sedari awal sudah ketakutan ikut-ikutan berteriak. Para warga yang mendengar teriakan kami segera berhambur keluar rumah masing-masing dan berusaha mengejar seseorang yang berbaju hitam-hitam. Dan aku yang merasa risi karena celana yang basah kuputuskan untuk tidak ikut berlari.
"Dul, kenapa tidak ikut mengejar si maling?" tanya mbah Danu.
"Anu...anu...aku," jawabku gelagapan.
Tanpa ba bi bu kutinggalkan mbah Danu yang masih heran menatapku.
Kalileler, 18022021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ngompol ya he he he
Saya follback ya Bun..
Hahaha. Keren banget mbakayu. ng.... Nganu
Lain kali kalo ronda pakai popok berlapis, hehe... Enaknya bentuk pentigraf, Bu.
Wakakak...Anda ngompol ya Pak? pak Dimas kah yg ngompol?