Tantangan Menulis hari ke-4

#TantanganGurusiana

Sekitar pukul 05.00 sore waktu kota Madinah, saya bersama jama’ah dari Kota Surabaya telah sampai di kota Madinah, tepatnya di depan hotel tempat saya menginap. Perjalanan dari Jeddah ke Madinah kami lalui sekitar 3 – 4 jam, kami tidak merasa bosan karena guide / muttowwif yang mendampingi perjalanan kami menceritakan berbagai kisah serta penjelasan tempat-tempat berserah di Saudi Arabia.

Setelah sampai di Kota Madinah, saya bersama para jama’ah segera turun dari bus dan menunggu di lobby hotel untuk mendapatkan kunci kamar hotel. Setelah saya mendapatkan kunci, segera menuju kamar hotel untuk beristirahat sejenak, melakukan bersih diri dan persiapan melaksanakan ibadah Shalat Ashar di masjid Nabawi.

Jarak antara hotel tempat saya menginap dengan Masjid Nabawi ini tidak terlalu jauh. Sekitar tiga ratus meter saya berjalan, hingga akhirnya sampai di pintu gerbang masjid Nabawi. Di masjid Nabawi, tempat para jama’ah laki-laki dan perempuan dipisahkan. Saya dan suami senantiasa membuat kesepakatan tempat bertemu agar kami tidak saling mencari satu dengan yang lain.

Di depan pintu masuk masjid Nabawi, ada beberapa asykar perempuan berjajar untuk mengecek barang-barang yang dibawa oelh jama’ah ke dalam masjid. Hampir setiap jama’ah perempuan yang memasuki masjid, tidak terlepas dari pengecekan para asykar perempuan. Pengecekan ini dilakukan di setiap pintu masuk masjid Nabawi, baik pintu masuk jama’ah perempuan maupun jama’ah laki-laki.

Tidak ada jama’ah yang protes terhadap tindakan asykar di masjid Nabawi. Seluruh jama’ah mengikuti semua aturan yang ada, karena percaya bahwa sistem yang sudah dijalankan ini sudah pasti untuk memberikan kenyamanan kepada seluruh jama’ah yang sedang beribadah di Masjid Nabawi.

Setelah melewati pintu yang dijaga oleh Asykar, saya pun memasuki area bagian belakang masjid. Di sana, terdapat beberapa termos air yang berjajar memanjang. Para jama’ah juga antri dengan tertib, agar bisa menikmati segarnya air di dalam termos tersebut. Air yang ada didalamnya adalah air zam-zam. Sebagian jama’ah juga menyimpan air tersebut kedalam botol minumnya.

Ketika berada di dalam masjid Nabawi, saya ingin selalu berada di shaf bagian depan. Tepatnya di belakang tabir yang memisahkan antara jama’ah laki-laki dan perempuan. Agar saya bisa lebih khusyu’ ketika beribadah di masjid Nabawi, terlebih di dalam masjid ini juga terdapat Makam Rasulullah SAW, beliau adalah kekasih Allah SWT. Mudah-mudahan saya termasuk ummat yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW. Amiin.

Di dalam masjid Nabawi terdapat tempat mustajabah. Tempat dimana akan diijabah seluruh do’a seorang hamba yang berdo’a di tempat itu. Tempat itu disebut Raudhah. Dengan berdoa di Raudhah, maka Allah SWT akan mengabulkan do’a-do’a kita. Raudhah selalu menjadi salah satu tempat yang diperebutkan oleh ribuan jamaah. Para jamaah rela mengantri untuk bisa masuk dan melakukan ibadah di Raudhah. Beribadah di Raudhah juga memiliki pahala yang sangat besar. Siapa saja yang shalat di sana seakan-akan ia telah duduk di taman surga.

Raudhah adalah taman surga yang menjadi salah satu tempat mustajabah untuk berdoa. Seluruh Umat Islam yang sedang melakukan ibadah di Masjid Nabawi sangat dianjurkan untuk mengunjungi Raudhah dan berdoa di sana. Selain doa akan mudah dikabulkan, beribadah di Raudhah juga akan memberikan pahala yang melimpah. (*)

Surabaya, 5 Februari 2020