Siti Khotimah

Guru sekaligus kepala Sekolah di SD Islam Al.Azhar 35 Surabaya. Sudah bekerja kurang lebih 16 tahun di lembaga Al Azhar. Pengalaman menjadi pengajar di ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Filosofi sebuah Organisasi

Filosofi sebuah Organisasi

(Antara Perahu Kayu atau Perahu Karet)

Tantangan hari ke-12

#TantanganGurusiana

Sudah kali ketiga saya mengikuti rafting bersama guru-guru di tempat saya bertugas. Banyak pengalaman indah mengikuti kegiatan tersebut. Saya tidak menolak, ketika ada yang mengajak rafting. Pembelajaran yang saya dapatkan sangat banyak. Meski kadang ada yang menyedihkan, misal ada teman yang hanyut, sandal yang hilang bahkan ada juga yang ponselnya jatuh kedalam air.

Kegiatan rafting memberikan banyak pengalaman kepada saya tentang filosofi berorganisasi. Kali ini saya ingin membandingkan filosofi berorganisasi bagaikan sebuah perahu.

***

Filosofi perahu kayu ataukah filosofi perahu karet?

Apakah organisasi di mana tempat kita bekerja mengikuti filosofi perahu kayu atau perahu karet?

Mari kita simak perbedaan diantara keduanya.

Filosofi perahu kayu dalam berorganisasi. Perahu kayu terbuat dari bahan kayu. Karena terbuat dari bahan kayu, maka perahu tersebut keras dan kaku. Kemudian untuk bisa berjalan menuju tujuan akhir, maka perahu harus didayung dengan cara yang sama dengan instruksi dari satu orang.

Suatu organisasi yang dipimpin dengan filosofi perahu kayu, maka organisasi tersebut bersifat kaku dan hanya mendengarkan instruksi dari pimpinan saja, tidak ada fleksibilitas yang bisa diberikan. Ketika ada satu orang yang berusaha untuk melawan arus, maka dia yang akan terlindas.

**

Sedangkan perahu karet adalah perahu yang terbuat dari bahan karet. Perahu yang sering kita jumpai saat melakukan aktivitas rafting. Perahu karet ini bisa digunakan untuk menyusuri sungai dengan berbagai tantangan dan hambatan. Di area sungai tempat rafting banyak batu-batu sungai yang cukup besar berada di depan mata kita. Jika kita ingin selamat di perjalanan selama rafting. Maka penumpang harus paham dan mengikuti semua peraturan yang ada.

Filosofi perahu karet dalam organisasi adalah sebagai berikut ; bahwa perahu berbahan karet tidak kaku (lentur). Sehingga dalam organisasi juga diperlukan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan. Ada kalanya dalam organisasi ditemukan suatu permasalahan yang belum ditetapkan dalam aturan. Sehingga perlu diberikan kebijakan khusus untuk mensolusikannya.

Saya sangat setuju jika dalam suatu organisasi yang sehat dan sedang tumbuh bisa mengikuti filosofi perahu karet. Sehingga organisasi bisa lebih maksimal dalam mengembangkannya. (*)

Surabaya, 26 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post