"Seorang anak pembantu yang bercita-cita menjadi guru"
Awalnya aku tidak tau harus menulis apa, karena menulis tanpa inspirasi adalah hal yang cukup sulit meskipun pada dasarnya aku suka sekali menulis dari aku masih anak-anak. Menulis adalah hal yang mengasyikan, saat sudah tidak ada lagi yang bisa diajak bicara atau tidak ada lagi seseorang yang dianggap bisa mengerti, tulislah.. menulislah apa yang kamu rasakan dan itu bisa membuatmu sedikit lega.
Kali ini aku akan menuliskan sedikit tentang kisah hidupku sendiri. Kisah seorang anak yang bukan dari keluarga mapan ataupun punya segalanya, anak yang dilahirkan dari keluarga yang ayah ibunya tidak menyatu seperti sewajarnya keluarga. Anak yang masih punya cita-cita mulia yang selalu dia tuliskan dibuku diarynya sewaktu dia masih kecil. Semoga sedikit menginspirasi.
Aku sekarang adalah seorang perempuan berumur 27th, seorang ibu dari seorang putri cantik yang berumur 5th dan calon adiknya yang masih ada dikandunganku. Semoga persalinanku nanti berjalan dengan lancar, normal dan sehat semuanya. Aamiin..
Dimulai dari aku masih sekolah dasar, saat itu semua teman-temanku hobi sekali menuliskan biodata yang disertai cita-cita dan pantun nasihat, katanya supaya kita masih saling ingat saat kita nanti tidak lagi satu sekolah. Akupun melakukan hal yang sama, kutuliskan cita-citaku juga saat itu yaitu cita-cita sederhana seorang anak yang notabennya bukan dari keluarga berkecukupan segalanya. "AKU INGIN MENJADI SEORANG GURU". Entahlah.. hanya itu yang terbersit dalam keinginanku, bagiku seorang guru adalah pekerjaan yang amat mulia saat itu, mendidik anak-anak dengan sabar dan telaten, meskipun pada kenyataan sekarang seorang guru tidak sesederhana waktu itu. Tapi itulah cita-citaku.
Aku utarakan keinginanku pada orang tuaku, dan aku tidak tau saat itu apakah bisa tercapai keinginanku karena aku tau ayahku hanya buruh bangunan dan ibuku hanyalah seorang buruh pabrik ikan. Respon mereka baik, mereka mendukung dan mendoakanku tapi mereka tidak yakin bisa membuatnya terwujud atau tidak yang jelas aku tidak boleh menyerah untuk belajar. Sesederhana itu waktu kecil.
Dan kenyataannya semua itu serasa musnah saat keluargaku dilanda masalah dan akupun belum benar-benar mengerti apa arti masalah yang selalu orang tuaku ributkan, dan ibuku memutuskan untuk memprerjuangkan nasipnya yang dia atas namakan masa depanku di negara orang saat aku kelas 1 SMP dan adikku masih berumur 1,5th. Kulihat ayahku pasrah saat itu, sampai 1 tahun dan aku tau ada yang berubah dari sikap ayahku, dia jarang pulang kerumah dengan alasan pekerjaan dan jika pulang itu sudah larut malam, akupun dititipkan pada nenekku dari ibuku dan adikku diasuh oleh nenek dari ayahku.
Kenyataan pahit itu semakin buruk saat ayahku memutuskan meninggalkan kami, perpisahan itu menjadi pukulan amat berat untukku saat itu yang harus menjadi pengganti orang tuaku saat ibuku sedang membanting tulang dinegara orang dan ayahku memutuskan bercerai kemudian menikah lagi dengan seseorang lain dan meninggalkan semua tanggung jawab serta nafkah kami meski seharusnya itu masih menjadi tanggung jawabnya.Disitulah rasanya pupus susdah semua harapan dan cita-citaku rasanya sudah tak mungkin bisa aku raih lagi, rasanya terpuruk dan putus asa, bukan sebuah keinginanku menjadi anak broken home dan aku dutuntut belajar menjadi dewasa saat teman-teman diusiaku masih menikmati masa remajanya.
Setelah aku lulus dari SMP, aku memutuskan sekolah disebuah sekolah SMK swasta dekat rumahku meskipun saat itu danumku mampu bersaing disekolah terbaik dikotaku. Alasannya yaitu adikku yang masih sangat kecil jika aku harus meninggalkannya jauh untuk sekolahku dan nenekku sudah sangat tua untuk mengasuhnya sendirian. Dan dalam fikiranku kenapa memlilih sekolah SMK? karena aku ingin segera mendapatkan sebuah pekerjaan setelah lulus sekolah, aku tidak yakin aku masih bisa kuliah dengan keadaan keluargaku yang seperti ini, rasanya cita-cita itu sudah aku kubur dalam-dalam.
Tapi ALLAH nyatanya telah merencanakan hal baik untukku, dengan perantara ibuku yang bagiku saat itu dialah malaikat tanpa sayapku. Setelah lulus aku menulis banyak surat lamaran yang aku serahkan dibanyak toko, instantansi pemerintahan, staf hotel dan KSP karena jurusanku saat SMK adalah AKUNTANSI, tidak satupun yang diterima. Sampai kabar baik itu muncul, ibuku berkata "kuliaho nduk, mumpung ibuke sek kuat megawe ndek kene, sampean kudu iso dadi guru koyok seng mbok pingine, ibuke mek iso ngewehi pendidkan iki, angkaten derajate ibukmu masio mek dadi babu tapi ibuke bakal bangga lak pean iso dadi guru" air mata bahagiaku menetes, tapi tidak serta merta aku menerima tawaran itu karena aku tau akan berapa lama ibuku dinegara orang jika aku kuliah, karena biaya kuliah tidak murah. Aku menjawab "aku kuliah buk, tapi aku tak kerjo dewe sek ben tak biayai biaya kuliahku dewe" dab beliau melarang dengan alasan saat aku nyaman bekerja nanti aku akan lupa akan keinginan kuliahku. Dan akupun kuliah sesuai dengan keinginan ibuku tapi masih sama dengan syarat tempat kuliah yang dekat supaya aku masih bisa menjaga adikku yang masih kecil. Ibu berjanji akan pulang saat aku wisuda.
Kutepati janjiku kuliah dengan lulus tepat waktu, membuat ibuku hadir dan bangga akan kelulusanku. Seorang anak pembantu yang bisa kuliah dan mendapat gelar sarjana, terima kasih ibu.
Setelah lulus sarjana S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, mencari pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan meskipun pada dasarnya aku sudah bekerja sampingan sebelum lulus sebagai guru privat dari rumah kerumah, guru sebuah lembaga kursusan tapi aku masih ingin menjadi guru resmi yang memakai seragam disebuah sekolahan. Perjuanganku tidak mudah, puluhan surat lamaran sudah aku letakkan disemua sekolah negeri dan swasta, nyatanya belum rezekyku di terima apalagi dengan silsilah keluargaku yang hanya seorang biasa, tidak punya saudara guru atau orang berpengaruh didunia pendidkan yang bisa merekomendasikan/membantu aku masuk disebuah sekolah seperti halnya teman-temanku yang lain, aku seorang anak satu-satunya dari keluarga yang bisa mengenyam pendidkan lebih tinggi dari saudara-saudaranya yang maksimal lulusan SMP atau SMA saja. Sampai aku diterima disebuah Madrasah Ibtidayah swasta didekat rumahku atas petunjuk sahabatku yang lebih dulu bekerja disana, tanpa babibu lagi kuletakkan surat lamaran dan alhamdulilah ALLAH telah menunjukkan rezeky dijalan yang baik hingga hamir 4th pengabdianku saat ini. Meskipun banyak teman berkata "laa kui ora linear, ora iso sertifikasi" entahlah.. yang aku fikirkan hanya nyaman, kenyamanan dengan orang-orang yang baik, orang lain yang sudah seperti saudara dan kepala sekolah yang tidak seperti atasan tapi lebih seperti orang tua yang membimbing dan selalu memberi motivasi pada rekan-rekan gurunya. Itulah alasan kenapa aku bertahan, terima kasih semuanya..
Semoga tulisanku ini bisa memberikan sedikit motivasi kepada orang-orang atau anak-anak yang memiliki nasip sama sepertiku, nyatanya tidak semua anak broken home adalah anak yang masa depannya sama berantakannya dengan hidupnya. Anak broken home harusnya menjadi anak yang lebih kuat dari anak yang lain karena mereka sudah diajari kehidupan yang sulit dan keras saat anak yang lain bahagia dengan keluarganya yang normal. Selama kita memlilih jalan hidup yang baik, belajar akan masalalu dan berdoa sekaligus berusaha untuk tidak memilih jalan yang sama dengan orang tua kita, broken home bukanlah musibah tapi pelajaran hidup yang berharga. Pekerjaan orang tuamu juga adalah sesuatu yang harus disyukuri dan didoakan, karena kita tidak tau dari doa beliau yang mana semua keinginan kita tercapai.. seperti aku, anak dari seorang single parent yang bekerja menjadi pembantu dinegara orang yang mampu meraih cita-cita menjadi seorang guru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Baguus
Terima kasih,, atas bimbingan ibu juga
Terima kasih,, atas bimbingan ibu juga