Tak Perlu Resah
#TagurKe-150
Tak Perlu Resah
Oleh: Chalidah Melvi
Hari-hari berlalu setiap waktu
Masing-masing memiliki cerita
Cerita yang dikemas laksana panggung sandiwara
Ada tawa, ada resah, gelisah, tangis mau pun gembira
Semua punya perannya
Begitu jugs manusia selaku makhluk sosial
Bergelut dalam aktivitas padat
Kadang penuh gejolak..
Tak perlu resah
Bila saranmu tak diterima, tak usah resah
Bila usulmu masih dipertimbangkan, biarlah
Bila pendapatmu, disekat supaya idemu tak melesat, sabarlah
Begitulah manusia, takut tersaingi
Khawatir didahului ide orang lain
N'tahlah..
Apa yang dipikirkannya..
Ibarat katak dalam tempurung?
Lagi lagi itu yang bisa terungkap, melihat keegoisan manusia itu..
Sudahlah
Mungkin memang aku harus bekerja diam-diam
Tak perlu bersuara, biar manusia itu lega
Biar, tak tampak bahwa kita "Ada"
Biar manusia itu tetap berkuasa
Dan merasa "paling bisa menguasai segalanya. "
Sudahi itu semua..
Tak perlu resah, atau pun gundah..
Apalagi gelisah..
Serahkan saja semuanya pada Allah
Hanya Dia yang Mahabijaksana..
Sungguh manusia tiada bisa berkuasa..
Tak usah resah..
#MuhassabahDiri
Griya Literasi, 25 Januari 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah wa syukurillah semoga berkah, aamiin
Terima kasih Admin Gurusiana. Salam literasi