7 Karakter Guru Teladan
“The future of the world is in my classroom today, a future with the potential for good or bad” --- Ivan Welton Fitzwater.
Guru adalah sumber daya manusia sangat penting untuk membangun peradaban kemanusiaan. Keberadaan guru selalu diperlukan di sepanjang waktu. Dalam situasi apapun sebuah negara, harus selalu ada guru. Bahkan dalam suasana peperangan sekalipun, selalu diperlukan guru untuk melakukan proses pendidikan.
Tentu saja, yang diperlukan oleh setiap bangsa di dunia ini, adalah guru-guru teladan. Bukan guru sembarangan. Jika Indonesia memiliki guru-guru teladan, tentu akan mampu melahirkan manusia-manusia berkarakter yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Maka hendaknya para guru bisa terus menerus mengasah diri untuk mencapai karakter teladan.
Paling tidak, ada tujuh karakter guru teladan, sebagai berikut,
1. Spiritualitas yang Terjaga
2. Akhlak yang Mulia
3. Terus Belajar Sepanjang Masa
4. Kesabaran yang Prima
5. Penuh Kasih Sayang dalam Jiwa
6. Komunikatif dan Terbuka
7. Profesional dalam Kerja
Berikut akan saya bahas satu per satu.
Pertama, Spiritualitas yang Terjaga
Guru teladan, adalah guru yang menjaga ketaatan kepada ajaran agama. Selalu menjaga ketakwaan kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Hendaknya meniatkan aktivitas belajar mengajar untuk ibadah, ikhlas karena Allah, dan selalu memohon pertolongan kepada Allah. Semua itu akan terpancar pada kualitas pengajarannya yang mudah dimengerti dan mudah dipahami peserta didik. Spiritualitas yang baik, akan menjadi modal proses pendidikan yang baik pula.
Kedua, Akhlak yang Mulia
Guru harus memiliki akhlak yang mulia. Anak-anak didik akan melihat dan mencontoh guru dalam sikap dan perilaku. Akhlak mulia tampak dalam perbuatan, perkataan, serta penampilan fisik sehari-hari. Guru yang tampil sopan dan rapi, bertutur kata dengan rendah hati, bergaul dengan adab-adab Islami. Dengan akhlak mulia, anak-anak akan lebih bisa menghargai dan memuliakannya.
Ketiga, Terus Belajar Sepanjang Masa
Bukan hanya murid yang belajar. Bahkan guru harus memberi contoh terus belajar sepanjang masa. Guru harus mengembangkan ilmu dan pengetahuan, serta kemampuan untuk melaksanakan tugas mengajar. Belajar berbagai teknik dan metoda, belajar berbagai kemampuan yang menunjang tugasnya. Guru adalah sosok pembelajar sepanjang waktu, benar-benar memberi contoih nyata kepada semua siswa. Bahwa belajar tak ada hentinya.
Keempat, Kesabaran yang Prima
Guru harus memiliki kesabaran yang prima. Mendidik dan mengajar memerlukan sikap sabar, agar bisa terwujud hasil pendidikan yang berkualitas. Sangat banyak tugas, sangat banyak tuntutan, sangat banyak pengorbanan untuk bisa menjadi guru teladan. Tanpa kesabaran, mustahil karakter teladan bisa didapatkan. Belum lagi menghadapi berbagai sikap anak-anak didik generasi cyber, semakin menuntut kesabaran dalam mendidik mereka.
Kelima, Penuh Kasih Sayang dalam Jiwa
Guru harus memiliki kasih sayang dalam jiwa. Sebagaimana dicontohkan Nabi Saw yang sangat penyayang dengan anak-anak, juga kepada semua umatnya. Dengan kasih sayang dalam jiwa, guru akan mengajar dengan penuh dedikasi. Guru bisa mencintai dan menikmati profesinya, sehingga muncullah kasih sayang dalam dirinya. Guru yang mengajar sepenuh kasih sayang, akan sangat berbeda hasilnya jika mengajar sebagai kewajiban semata-mata.
Keenam, Komunikatif dan Terbuka
Guru harus memiliki pribadi yang komunikatif dan terbuka. Pandai berkomunikasi dengan siswa maupun dengan sesama kolega. Pandai berkomunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru juga harus terbuka untuk mendapat masukan, terbuka untuk berkembang, terbuka untuk mendapatkan hal-hal baru dalam pelaksanaan tugasnya. Guru yang komunikatif akan lebih disukai siswa, maupun teman-teman kerja di sekitarnya.
Ketujuh, Profesional dalam Kerja
Guru dituntut memiliki profesionalitas dalam kerja. Ada kenaikan pangkat dan jabatan, yang memerlukan sejumlah persyaratan. Ada tuntutan pengembangan intelektualitas dan kompetensi yang harus dipenuhi. Demikian pula ada renik-renik administrasi yang harus dilengkapi. Guru harus selalu bekerja profesional sehingga bisa mencapai peningkatan kualitas diri dari hari ke hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat datang dan selamat bergabung, Ustadz Cahyadi Takariawan. Kami hangat menyambut kehadiran ustadz. Ditunggu motivasi dan inspirasinya. Barakallah...
Selamat bergabung Pak Cah. Semoga dapat berbagi dan mencerahkan kami.
Terima kasih Pak, sangat memotivasi dan inspiratif.
Pak Cahyadi Takariawan gabung di gurusiana? Subhanallah, tambah senang dan tambah semangat saya. Baarakallah, Ustadz.
Langsung saya follow
Alhamdulillah...sang motivator kita sudah bergabung semoga samakin termotivasi teman2 gurusiana
Mampukah aku memenuhi karakteristik tersebut.
Mantul Pak....
baru belajar Pak... new comer... mohon bimbingan... terimakasih sudah follow
Saya baca buku-buku bapak sejak tahun 90 an. Saya yang mesti berguru. Sekali lagi saya temukan ilmu pagi pada Monas yang tinggi.
Maaf, kayaknya bukan 90 an. Pokoknya buku berjudul Yang Tegar di Jalan Dakwah, buku yang membuat saya baca tulisan-tulisan bapak.