Cerita hidup yang berliku bak jalanan berliku yang kutempuhi setiap hari. Meskipun jalanan berliku itu.menyisakan sesuatu yang romantis. Bagaimana tidak, melewati tikungan mesra (belokan tujuh kali menuju Enrekang kota). Memaksa ketika harus memeluk pembonceng biar tetap seimbang (lebih banyak modus😂). Dipermanis dengan segelas cinta (cindolo na tape) yang dinikmati hangat bersama turunnya kabut menyapa sang pengguna jalan. Sesekali waktu, pelangi juga ikut melengkapi keindahan dan keromantisan itu.

Tetapi jangan hanya memikirkan romantis dan keindahannya. Bagi sebagian orang, tikungan mesra itu menjadi pemantik rasa yang tidak enak. Bagaimana rasanya jika pantat mobil pun belum lagi lurus, ban depan udah membelok lagi😂😂. Tahu rasanya kan?? Mual, muntah hingga semahal apapun sarapan pagimu akan habis berlabuh di kantongan hitam yang akhirnya dilempar bebas di pinggir jalan. Itulah alasannya saya lebih pilih naik motor. Biar mesranya dapat, mualnya pergi😂

Demikian juga rasa saat ini. Bersemangat menulis, tetapi sandungan dan ujian ada-ada saja. Curhatan yang tak bersambut, membuat saya ingin terbang. Hufffffff

Untung ketika mengunjungi bandar udara Toraja kemarin, pesawatnya sudah pergi.😃🛩🛩🛩🛩✈✈✈✈

Nasalaika baca cika'😂😂