Tarkib Idhafi dan Na'at-Man'ut, Si Kembar Tapi Berbeda
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
كَيْفَ حَالُكُمْ جَمِيْعًا؟ أَدْعُو اللهَ تَعَالٰى أَنْ تَكُوْنُوْا فِى الصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ.
Ini merupakan materi qawa’id pada pelajaran bahasa arab tepatnya BAB pertama kelas XII Madrasah Aliyah. Mudah-mudahan pembahasan singkat ini bisa membantu Antum semuanya, siswa-siswi Madrasah Aliyah dan siapa saja yang sedang mempelajari bahasa Arab.
Tarkib idhafi dan na’at-man’ut itu merupakan dua kaedah bahasa Arab yang sangat sering dijumpai dan digunakan di dalam kalimat-kalimat berbahasa arab. Apalagi di dalam ayat-ayat al-Qur’an, hadis-hadis Nabi Muhammad ﷺ dan kitab-kitabnya para ulama. Sebagai contoh, dalam ayat pertama surat al-fatihah saja (بسم الله الرحمن الرحيم) sudah terdapat contoh tarkib idhafi pada lafzah بسم الله. Selanjutnya, lafzah الله merupakan man’ut dan na’at-nya adalah kata الرحمن dan الرحيم.
Tarkib idhafi dan na’at-ma’ut ini dikatakan kembar tapi berbeda lantaran sama-sama merupakan gabungan dua buah isim. Gabungan dari dua buah isim tersebut terletak berdampingan dan tak terpisahkan satu sama lainnya. Namun, tentu saja keduanya tidak kembar identik seperti Upin dan Ipin. Keduanya kembar tapi tak sama. Tarkib Idhafi itu terdiri dari dua buah isim. Isim yang pertama disebut dengan mudhaf (isim yang disandarkan). Sedangkan isim yang kedua dinamakan dengan mudhaf ilaih (isim yang disandarkan kepadanya).
Adapun na’at-man’ut itu terdiri dari dua buah isim juga. Isim yang pertama disebut dengan man’ut (yang memiliki sifat/disifati). Sedangkan isim yang kedua disebut dengan na’at (kata sifat) yang merupakan sifat dari isim sebelumnya (man’ut).
Ketentuan Tarkib Idhafi
1. Mudhaf tidak boleh diawali dengan huruf alif lam (ال) dan tidak boleh juga diakhiri dengan baris tanwin (baris dua di atas, di bawah dan di depan). Sedangkan mudhaf ilaih harus memiliki salah satunya. Diawali ال atau diakhiri baris tanwin.
2. Baris akhir dari mudhaf (I’rabnya) bisa dhammah, fathah atau kasrah, tergantung kedudukannya dalam kalimat tersebut. Artinya mudhaf itu I’rabnya bisa marfu’, manshub atau majrur. Sedangkan mudhaf ilaih selalu ber’irab majrur, yang ditandai dengan baris kasrah di akhirnya, diakhiri huruf ya’ sukun atau diakhiri baris fathah (baca kembali tanda I’rab majrur pada isim).
Contoh Tarkib Idhafi
أُحِبُّ أَنْ أَلْعَبَ كُرَةَ الْقَدَمِ مَعَ أَصْدِقَائِيْ
Artinya : “Saya suka bermain bola kaki bersama teman-teman saya”.
Perhatikanlah kata yang digaris-bawahi dalam kalimat tersebut. كرة adalah mudhaf. Tandanya adalah tidak diawali dengan huruf alif lam dan tidak juga berakhiran tanwin. Sedangkan القدم merupakan mudhaf ilaihnya. Diawali dengan huruf alif lam dan berakhiran kasrah. Bisakah Antum menemukan contoh tarkib idhafi yang lain dalam kalimat tersebut? Silahkan tulis di kolom komentar ya….
Ketentuan Na’at dan Man’ut
Na’at itu harus sama dan sesuai dengan man’utnya dalam empat hal. Yaitu jenis isimnya, bilangan, I’rab dan sifatnya (nakirah-ma’rifah). Artinya, jika ma’utnya berupa isim muzakkar, maka na’atnya juga berupa isim muzakkar. Begitu juga sebaliknya, jika man’utnya berupa isim mu’annas, maka na’atnya juga berupa isim mu’annas (na’at dan man’ut itu harus sejenis isimnya).
Contoh :
اَلرِّيَاضَةُ هِيَ اَلنَّشَاطُ الْبَدَنِيُّ الْمُسْتَمِرُّ (Olahraga itu adalah kegiatan fisik yang berkelanjutan)
النشاط adalah man’ut, sedangkan البدني dan المستمر adalah na’atnya. Perhatikanlah kesamaannya! Sama-sama beruapa isim muzakkar, mufrad, marfu’ dan ma’rifah.
أَوِ الْحَرَكَةُ الْبَدِنِيَّةُ الْمُسْتَمِرَّةُ (atau gerakan fisik yang berkelanjutan)
الحركة adalah man’utnya, sedangan البدنية dan المستمرة nerupakan na’atnya. Sama-sama berupa isim mu’annas, mufrad, marfu’ dan ma’rifah.
Untuk lebih mudah memahami kesesuaian antara na'at dengan man'utnya, tentu saja Antum harus memahami terlebih dahulu pembagian isim ditinjau dari jenisnya, bilangannya, I'rabnya dan sifatnya. Namun, kata kunci yang membedakan antara tarkib idhafi dengan na'at-man'ut adalah bahwa pada tarkib idhafi, satu-satunya kesamaan antara mudhaf dan mudhaf ilaihnya adalah sama-sama isim. Jenisnya, bilangannya, I'rabnya dan sifat isimnya tidak mesti sama. Sedangkan pada susunan na'at-man'ut, kedua isimnya harus persis sama dalam empat hal tersebut. Walaupun ada juga yang berbeda. Misalnya bila man'utnya berupa jamak taksir ghairu 'aqil (selain orang), maka na'atnya berupa isim mufrad mu'annas.
Demikianlah pembahasan singkat tentang si kembar tapi beda ini. Untuk contoh lebih lanjutnya dapat Antum baca pada buku bahasa Arab kelas XII Madrasah Aliyah halaman 8-9. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya.
Terima Kasih tanggapannya buk