Tantangan Hari ke-1876

#TantanganGurusiana-6

***

Menghadapi kelompok Olimpiade Sains dalam kegiatan buka puasa bersama memang berbeda. Entah gayanya atau memang sudah dirancang seperti itu. Kalau mengadakan acara buka puasa bersama di rumah suasananya jelas berbeda. Mereka sudah menyiapkan segala hal dengan baik. Tidak ada "grasa-grusu" di rumah. Mereka sudah menyiapkan segala hal dengan baik sebelum kegiatan.

Karena intensitas bertemu dengan anak-anak Olimpiade lebih banyak dibandingkan siswa lainnya, walaupun bertemu di kelas dengan status sebagai guru, mereka lebih sering datang dan berkumpul di rumah. Walaupun tidak ada yang ingin dibahas dan dibicarakan, mereka tetap hadir dan berkumpul. Jika sudah demikian, ada saja ide unik yang muncul. Termasuk soal pelaksanaan buka puasa bersama.

Tahun terakhir kegiatan buka puasa bersama di rumah adalah tahun 2019. Walaupun sudah tidak tinggal di rumah dinas, tapi rumah dinas masih menjadi tempat tinggal anak-anak Olimpiade menyiapkan diri menghadapi seleksi tingkat Kabupaten dan Provinsi.

Kegiatan buka puasa bersama, pada dasarnya bukan sekadar acara makan-makan, lalu setelahnya bubar dan menghilang begitu saja. Mungkin bagi banyak orang memang seperti itu. Tapi tidak dengan saya dan anak-anak. Momen buka puasa bersama, menjadi kesempatan yang sangat baik mengajarkan dan menanamkan nilai karakter kepada mereka. Tidak ada kata lelah untuk mereka. Karena ada harap yang sangat besar saya titipkan kepada mereka.

Bagaimana nanti mereka bisa sukses saat kuliah, menjadi Mahasiswa terbaik di kampusnya, tentu saja endingnya adalah mereka sukses ditempat kerjanya. Sebuah kebahagiaan bagi saya sebagai orang yang telah menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Itulah kenapa menjadi sahabat mereka jauh lebih penting. Pendekatannya juga berbeda dengan saat berada di dalam kelas. Hanya satu yang akan sama, saya tidak pernah melayani mereka dengan bahasa daerah. Semua harus berbahasa Indonesia dengan baik.

Kehebohan pelaksanaan buka puasa itu sekarang sudah tidak lagi sama. Karena sudah tidak lagi tinggal di rumah dinas, sehingga suasana di rumah tidak lagi bisa dirasakan oleh anak-anak. Mungkin karena kondisi yang berbeda itu pula, ada rasa yang sedikit bergeser. Kedekatan emosional anak antara anak dan ayahnya tidak begitu kental terasa. Jika di rumah, panggilan Ayah itu menjadi seperti panggilan mereka terhadap orang tuanya di rumah. Sehingga perbedaan itu pula, perlahan tapi pasti menyebabkan ada sedikit yang berubah.

***

~~ Mendalo Mas, 050325 ~~