Keseruan Ramadhan
Tantangan Hari ke-1871
#TantanganGurusiana-6
***
Sebagai sekolah berasrama, kegiatan Ramadhan selalu dirasakan istimewa. Walaupun mungkin tidak semua suka. Baik itu siswa, mungkin juga ada dari gurunya. Saya mencoba menelisik kenapa kegiatan Ramadhan di sekolah berasrama itu seru. Saya memiliki cara sendiri dan mungkin juga berbeda dengan cara pandang orang lain.
Sebagai guru yang setiap tahunnya selalu Always tidak pernah Never. ( Nah untuk istilah yang ini pasti pada bingung. Jadi dinikmati saja terlebih dahulu sebagai pemantik kisah dalam naskah ini). Saya semenjak tahun pertama masuk, sudah didapuk mengajar dari kelas 10 sampai kelas 3 (karena waktu tahun 2003, kelas 2 dan 3 masih menggunakan kurikulum 1999).
Mengajar dengan cara yang tidak biasa, tentu saja pendekatannya juga tidak seperti biasa. Nah, terkait kegiatan Ramadhan, saya selalu mengajak siswa yang beragama selain Islam, turut serta dalam semua kegiatan di sekolah. Mulai dari buka puasa bersama, bahkan ada yang akhirnya ikut merasakan keseruan makan sahur. Lalu melanjutkannya dengan ikut berpuasa.
Nah, karena ada siswa yang tidak beragama Islam lalu ikut merasakan berpuasa, maka kepada mereka saya titipkan menjadi wakil saya mengintip siap saja temannya yang beragama Islam tidak berpuasa. Tentu saja ini lebih seru dari semua bentuk kegiatan Ramadhan. Siswa yang tidak beragama Islam ikut berpuasa, eh yang agamanya Islam justru tidak berpuasa. Kurang seru apalagi fenomena ini di sekolah.
Keseruan makin terasa manakala mengikuti kegiatan lomba Ramadhan. Sedikit mengenang siswa Angakatn XIII, ada satu siswa beragama Nasrani, justru meraih juara 2 lomba Kaligrafi. Tidak berhenti sampai disana, siswa yang beragama Nasrani, juga saya libatkan dalam lomba Nasyid. Tentu saja mereka takut dan khawatir, karena bukan beragama Islam, tapi ikut sebagai peserta lomba. Sebagai wali kelas, tentu saja saya tidak membiarkan rasa takut tersebut menyerang siswa.
Saya meyakinkan mereka, bahwa tim Vokal Grup kelas, mereka harus ikut berkontribusi sebagai peserta. Jika ada panitia dan juri yang mempermasalahkan status mereka, maka harus bersiap-siap perang terbuka dengan saya sebagai wali kelas. Ternyata mereka justru meraih nilai terbaik dan menjadi juara.
Saya jelaskan kepada semua sisaa yang beragama selain Islam, bahwa semua jenis lomba boleh diikuti, kecuali dua mata lomba, yaitu lomba Azan dan Hafalan AlQuran. Walaupun mereka ternyata juga banyak yang hafal ayat pendek alias Juz 30. Itulah keseruan yang selalu saya rindukan saat kegiatan Ramadhan di sekolah berasrama.
Namun sekarang karena sudah tidak lagi tinggal di rumah dinas. Maka hanya bisa memotivasi siswa saat di kelas. Apalagi juga bukan sebagai wali kelas. Maka saya hanya bisa menitipkan pesan, teruslah menjaga keharmonisan selama Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan. Semoga kehadiranmu menjadi sumber kekuatan dalam melakukan ibadah terbaik. Aamiin.
***
~~ Mendalo Mas, 280225 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap banget, salam sukses
Terima kasih banyak Pak Su. Sukses selalu
Wauw...persis ky oma, nih. Oma kira cm oma yg melatih toleransi tk tinggi, ternyata Mas Hans jg bgtu. Slm Bhineka Tunggal Ika.
Benar sekali Oma gaul. Eh salah. Benarnya berkali-kali.. hehe. Sukses selalu
Wah keren..pendidikan moderasi dan toleransi berjalan mulus.
Hatur nuhun pisan Teh Eyang. Sukses selalu
Amin. Pentingnya bertoleransi. Salam sukses, Bapak.
Siap Mbakku. Sukses selalu