Dia
Dia tidaklah manja.
Dia sudah terbiasa mengusap air mata dengan tangannya sendiri.
Menyandar pada bahunya sendiri.
Menyembuhkan luka sendiri.
Memendam cerita hidupnya sendiri.
Karena dia sudah terbiasa menelan semuanya sendiri.
Peluk dirinya
Tenangkan dirinya
Dia hanya mampu menyuarakan dalam doa
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren
Matur nuwun bund
Rasa mendalam yang terpancar melalui puisi ini secara tidak langsung menghilangkan aura negatif. Salam inovasi
Matur nuwun pk doktor. Aamiin