Bakso Meledak.
Bakso Meledak.
Tantangan ke 195
Mungkin tak asing lagi bagi yang gemar kuliner, dijaman yang serba canggih sekarang ini semua orang berlomba untuk berinovasi dan berkreasi disegala bidang. Tak terkecuali juga dibidang kuliner. Untuk menarik minat pembeli, baik rasa maupun bentuk tampilan dikreasikan sedemikian rupa agar pembeli merasa penasaran.
Bakso adalah salah salah satu makanan pavoritku. Dimakan selagi panas dengan cita rasa pedas, wauw rasa pusing hilang seketika. Aku memang penggemar masakan pedas, kalau makanan tidak bercita rasa pedas sudah dipastikan selera makanku akan hilang. Bakso yang aku tahu sekarang ini memang banyak kreasi baik ukuran dan rasanya. Ukuran bakso pun bervariasi mulai dari yang kecil sampai ukuran bola voly.
Bakso beranak mungkin sudah tak asing lagi . Sepulang dari kegiatan di Disarpus kemarin sore diperjalanan aku mampir ditukang bakso. Sebenarnya sudah lama kalau lewat di jalan itu aku ingin mampir. Tetapi baru berkesempatan kemarin sore aku bisa mampir. Kulihat bermacam - macam bakso yang tertulis di bener yang terpampang di dindingnya. Ada bakso beranak, bakso meledak, bakso mekar dan bakso biasa.
" Bang apa bedanya bakso beranak dengan bakso meledak?" Kataku. " Kalau bakso beranak didalamnya ada isinya beberapa bakso yang kecil - kecil, sedangkan bakso meledak didalamnya sama ada bakso kecil - kecil tetapi ditambah cabe rawit, besar dan harganya sama. Kulihat gambarnya betul yang membedakan hanya isi cabe rawit di dalamnya.
Kupesan dua porsi bakso meledak, setelah beberapa saat menunggu, kulihat tukang bakso menyiapkan bakso besar itu kedalam mangkok. Langsung aku katakan kalau aku minta di bungkus tidak makan disini. "O..kirain mau makan disini buu", kata tukang bakso. " Ya ga atuh bang segitu besarnya ga habis saya sendiri". Kataku. Tukang bakso hanya senyum - senyum.
Sampai di rumah aku panaskan kembali bakso tersebut, pas sekali muat kedalam panci kecil. Setelah shalat magrib dan berbuka langsung ku belah dua bakso besar tersebut. Woow..ternyata didalamnya ada anaknya yaitu beberapa bakso kecil - kecil dan cabe jablay memenuhi rongga dalam bakso tersebut. Kuambil separuh potongan bakso tersebut, yang separuh lagi aku biarkan di panci. Kemudian aku mulai memakannya, baru beberapa bagian aku memakannya keringat mulai bercucuran di keningku. Rasanya lumayan enak dan cukup bikin nagih. Ternyata di dalam bakso itu banyak sekali cabe jablay yang tersembunyi diantara anak bakso yang ada didalamnya.
Walaupun kuambil separunya tapi tak sanggup menghabiskannya. Dengan sisa - sisa rasa pedas yang masih membekas. Dalam hati baru kali ini aku menyerah tidak menfhabuskan makanan karena pedas. Sebenarnya bukan hanya pedas tetapi juga karena besarnya sehingga aku tak sanggup menghabiskannya. Tidak beberapa lama perutku terasa mulas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, reportase yang keren. Kok aku gak diajak yah, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik