Hati ini rasanya campur aduk kala si Dani tidak naik kelas. Namun demi kebaikan dan pembelajaran bagi dia hal ini harus diikhlaskan. 

Perjuangan tak selamanya berbuah manis. Masih harus gigih lagi agar berhasil. Sesaat saya baca kembali WA saya padanya. Berbagai peringatan,  motivasi telah saya berikan. 

Berulang kali pula saya WA dengan ibunya agar menyemangati dia. Bahkan ibunya ikut mengantar Dani ke sekolah untuk mengerjakan tugas. Namun, kenyataan berkata lain. Selama ini tugas yang dikerjakan hanya dua pelajaran. Itu pun hanya satu tugas. 

[Dani ...mana tugas bahasa Indonesia. Satu pun belum kamu kirim]

WA saya padanya

[ Ya Bu, ini sedang mengerjakan Matematika]

Tulisnya singkat

[Kalau kau kesulitan silakan ke sekolah. Nanti saya bantu. Tetap semangat agar kamu naik kelas]

Sampai beberapa menit tak dibuka WA tersebut. Segera saya telepon. Namun, tak ada nada sambung. Saya lihat WA saya sudah terbaca. Tak ada satu pun jawaban. 

Hari berikutnya ia tak pernah kelihatan batang hidungnya. Tugas berbagai mapel tak juga dikirim. Saya bertanya kepada para guru. Ternyata tak ada tugas yang dikirim. 

Karena tak punya nilai, nasihat tak juga diperhatikan. Akhirnya ia harus tinggal kelas. 

"Dani tetap semangat ya Nak. Kamu akan berhasil nanti.  Kegagalanmu adalah sukses yang tertunda."  Pesan saya padanya.

24 Juni 2021