BUDI PRIHARTINI

Menulis ya menulis saja. Tak perlu pikirkan akan menjadi apa. Tetap semangat mengasah kemampuan diri. Terus berkarya karena semua ada masanya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Tahanlah (Tantangan Hari ke2)

Tahanlah (Tantangan Hari ke2)

Dari begitu banyak sahabat, dan tak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezeki, tapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar. (Umar bin Khatab)

Kondisi dimana kita akan mulai merenung adalah ketika melakukan kesalahan atau disakiti orang lain. Kata yang akan keluar adalah “sabar”. Ya, sabar mudah diucapkan. Semudah itu pulakah dalam penerapannya? Seperti ungkapan “sabar tak terbatas ikhlas tak berbekas” (Aksaradayati), kata-kata yang memberikan efek luar biasa. Demikian pula Umar bin Khatab di atas bahwa sabar meruapan rezeqki yang paling baik. Dengan kesaabaran kita dapat menjaga lisan, mencegah keburukan yang disebabkan oleh lisan bahkan fisik.

Sabar dengan apapun yang Allah takdirkan. Kemampuan merasakan nikmat sabar tergantung sejauh mana keimanan kita terhadap takdir yang Allah tetapkan (AA. Gym).  Setiap pribadi memiliki tingkat kesabaran yang berbeda, semakin seseorang itu memahami arti kesabaran, maka semakin tawaduk ia dalam pergaulan. Semakin banyak kita bergaul maka kita pun harus belajar untuk bersabar agar tetap bisa menjaga tali silaturohmi. Bersabar agar tidak melukai perasaan orang lain. Tahanlah diri (lisan dan perbuatan, bahkan hati) dari berbuat yang dapat mencelakakan orang lain.

Apakah sabar hanya ketika mendapatkan musibah? Tidak. Sabar juga harus dilakukan oleh seseorang yang tidak tertimpa musibah. Memiliki kedudukan, pengikut yang banyak, tercapainya cita-cita, memperoleh sesuai keingian, mendapatkan kemulyaan, jabatan tinggi, harta melimpah, memilki anak-anak yang pandai, dan kemulyaan dunia lainnya. Semua itu juga diperlukan sikap sabar.

Sabar seperti apa? Sabar untuk tidak bertindak semaunya, sabar agar tidak lalai dari kewajiban, sabar menahan diri dari tindakan anarkis, sabar menahan diri dari tindakan yang mengurangi rasa empati dan peduli kepada sesama, sabar untuk tetap bertakwa.  Semisal kita banyak harta maka kita harus mengeluarkan harta itu untuk infaq dan sedekah, semuanya itu jaga perlu kesabaran. Jika tidak sabar maka akan muncul rasa” eman-eman atau sayang”. Dengan bersabar insyaAllah, Allah akan memberikan kita yang terbaik. Yakin dan berserah diri padaNya, Semoga kita termasuk golongan yang bersabar. Amin.

#Tantangan Gurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus, Bunda.Never Give Up!

21 Jan
Balas

makasih Bu Reni,, semangat

27 Jan

Subhanallah. Luar biasa.

21 Jan
Balas

Subhanallah. Luar biasa.

21 Jan
Balas

subhanallah, makasih Bu Munzuro,, semangat..

27 Jan

MasyaAllah bagus..sabar ..tanpa batas..

21 Jan
Balas

Siap,, insyaAllah,,

27 Jan



search

New Post