Sebagian besar sumber dari tulisan saya ini adalah handbook- handbook yang saya peroleh pada saat mengikuti kelas-kelas kopi baik itu basic maupun expert, online maupun offline dan berbayar maupun gratisan. Dimana handbook-handbook tadi selalu dimulai dari sejarah kopi dan perkembangannya.

Menurut saya apapun itu harus dimulai dari sejarahnya. Hal ini karena sejarah dapat membentuk visi maupun passion seseorang.

Dengan mengetahui sejarah kita bisa menghargai perjalanan dari kopi itu sendiri. Bagaimana prosesnya bisa sampai ke secangkir kopi yang kita nikmati.

Kopi sendiri ditemukan di Etiopia pada abad ke 9 oleh seorang gembala bernama Kaldi (sebagian orang menyebutnya Khalid). Saat itu Kaldi lagi menggembala dan melihat keanehan pada kambingnya yang begitu aktif. Berloncat-loncatan kesana kemari seperti menari setelah memakan biji yang berada di dalam semak. Lalu Kaldi mencoba Cherry tersebut dan akhirnya dia juga merasakan efek dari mengkonsumsi biji kopi tersebut.

Pada perkembangannya kopi sempat menjadi bahan makanan bagi beberapa suku yang ada di Etiopia sebelum dijadikan minuman oleh bangsa Arab sebagai pengganti anggur pada abad ke 15. Dan menjadi salah satu minuman terpopuler di Eropa sekitar abad 17.

Di Indonesia sendiri kopi masuk sekitar tahun 1696 melalui Kolonialisme. Pada saat itu Belanda membawa bibit dari Malabar, India kepulauan Jawa. Kopi pertama kali di tanam di Batavia, Jakarta saat ini. Jenis kopi yang ditanam pada saat itu adalah Arabika. Masa kejayaan kopi jenis Arabika tidak berlangsung lama. Hal ini disebabkan serangan jamur karat daun.

Ini menjadi alasan kenapa Kopi jenis Liberika sempat menjadi primadona karena mampu untuk menggantikan kopi jenis Arabika. Namun itu juga tidak bertahan lama karena kejayaan Liberika harus menyerah juga dengan hama yang sama, hama jamur karat daun.

Tahun 1907 Belanda mendatangkan robusta ke Indonesia. Robusta dinilai jauh lebih tahan dari kopi jenis Arabika dan Liberika sebelumnya. Selain tahan terhadap hama jenis kopi ini juga mampu untuk tumbuh di dataran yang rendah.

Setelah kemerdekaan seluruh perkebunan kopi diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan menjadi komoditas terbesar di negara ini.