Brainy Chen

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Lanjutkan, para Guru!

Lanjutkan, para Guru!

Sabtu dan Minggu untuk beberapa sekolah merupakan hari libur. Hari untuk istirahat dan hari untuk bersama keluarga bagi para guru. Tapi tahukah anda, bahwa tidak semua guru mendapati situasi tersebut. Disaat beberapa guru yang lain sedang menikmati hari liburnya, beberapa guru yang lain sedang mengikuti kegiatan Writing Camp 2 di LPMP Surabaya tanggal 20-21 Januari 2018. Lantas apa istimewanya mengikuti kegiatan writing Camp 2 yang diprakarsai oleh IGI Kabupaten Gresik ini? Ada setidaknya tiga kharakter unggul yang patut kita beri apresiasi; lifelong learning, konsistensi ikhtiyar, dan memperkuat eksistensi komunitas guru berkarya.

Lifelong learning bisa dimaknai sebagai usaha untuk membuat diri pribadi seseorang untuk senantiasa memelihara motivasi dan usahanya untuk belajar. Apa hubungan antara lifelong learning dang kegiatan writing camp ini? Writing Camp yang didalamnya mengkondisikan para guru untuk membuat karya tulis dalam bentuk essai membuat guru harus tetap tetap belajar. Guru harus menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk tulisan dari hal-hal yang paling dekat dalam konteks guru maupun hal-hal yang berhubungan dengan tugas guru. Tentunya, pekerjaan menulis ini bukan hal yang serta mudah. Untuk beberapa orang mungkin demikian, tapi bagi sebagian yang lain, hal ini akan menjadi sebuah hal yang memerlukan usaha yang lebih. Disinilah letak potret dimana guru akan harus membuat diri mereka senantiasa tetap belajar dan belajar. Perbedaan golongan, pangkat dan umur jelas tidak memberikan arti apa apa saat kegiatan ini berlangsung. Jadi, dengan membuat para guru menulis, writing camp memberikan ruang dimana para guru akan memelihara semangatnya untuk senantiasa tetap belajar, belajar berkesinambungan.

Karakter yang lain yang memiliki makna yang berkesan adalah konsistensi ikhtiyar atau usaha. Bagaimana tidak, dengan kesempatan yang ada, tulisan yang dihasilkan leh para guru sudah barang tentu bukan produk yang siap jadi atau siap untuk dibaca oleh publik. Dengan adanya pendamping dalam kegiatan writing camp, peserta akan mendapati kesempatan bahwa ide-idenya harus dikaji ulang, direvisi bagian-bagiannya, atau bahkan memodifikasi bagian kalimat yang telah dibuat atas catatan atau saran dari pendamping tersebut. Atas proses ini, peserta akan melakukan usaha lanjutan untuk memaksimalkan kemampuannya untuk menyusun ulang atau memodifikasi kalimat-kalimat yang telah tersusun. Karakter penting yang layak diapresiasi adalah betapa seorang guru sekalipun harus senantiasa melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk mendapatkan hasil yang masksimal. Kalau semangat ini dipertahankan, guru dapat menularkan hal yang sama kepada semua siswanya sebagai upaya penguatan pendidikan karakter.

Hal lain yang merupakan karakter positif yang bisa diambil dari kegiatan writng camp ini adalah memperkuat eksistensi komunitas guru berkarya. Mari kita kaji secara obyektif tentang keadaan nyata guru yang berkarya. Berapa banyak guru yang berkarya kaitannya dengan budaya literasi dan pengembangan keprofesian berkelanjutan? Logika berfikir yang bisa diambil tentang kompetensi guru adalah semakin lama masa pengabdian guru, tingkat produktifitas yang ada tentunya juga meningkat. Kalau dikupas secara jujur, tentunya hal ini masih jauh dari harapan pemerintah yang telah mengeluarkan sekian banyak anggaran pendidikan dan pengembangan kompetensi guru. Sehingga, writing camp bisa menjadi pilihan solusi bahwa guru akan terus berkarya yang tentunya dengan sebuah mekanisme kemasan dalam lingkup komunitas guru menulis. Saat seseorang berkumpul dengan orang lain dengan ketertarikan yang sama, nuansa penguatan psikologinya akan semakin nampak. Akhirnya, dengan melibatkan guru secara bersama sama untuk produktif untuk berkarya secara tidak langsung akan membentuk komunitas guru yang berkarya. Berangsur-angsur, kalau na hal ini berlanjut, guru akan menemukan tempatnya bagaiamana menempa diri mereka untuk menguatkan kualitas pendidikan kita dimasa mendatang.

Sebagai penutup, bahwa kegiatan guru secara kolektif tentu penting tetap terjaga. Writing camp merupakan salah satu pilihan bagaimana kompetensi guru diasah dan dikembangkan. yang tak kalah pentingnya, bahwa kegiatan yang dilakukan tentunya diharapkan mampu meningkatkan baik kompetensi dan karakter guru. Lifelong learning, konsistensi ikhtiyar, dan penguatan eksistensi komunitas guru berkarya adalah sebagian kecil karakter yang bisa kita ambil dari sekian banyak karakter yang bisa dikembangkan dan ditransformasikan kepada para siswa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Writing camp bagian dari eksistensi guru.. Setuju

20 Jan
Balas

Masih banyak bagian lain yang belum tersentuh, tapi usaha nyata ini patut untuk mendapatkan tempat baiknya

21 Jan
Balas



search

New Post