Binti K.S.

Abdi negara di SMKN 2 SATUI. Tidak akan pernah rugi orang yang selalu berbuat baik. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Yang terbaik untukku

Yang terbaik untukku

Waktu aku kecil dulu ditanya, apa cita-citamu? Saat nanti besar kamu pengen jadi apa? Mungkin tanpa pikir panjang dan mungkin jawaban hampir semua anak kecil pada zaman itu, yaitu menjadi dokter, menjadi polwan dan lainnya. Tapi seiring dengan perputaran waktu, dan berkembangnya pola pikir, jawaban mengenai cita-cita sudah berubah, lebih kearah realistis atau malah kegamangan atau keraguan tentang kesuksesan di masa mendatang.

Aku tau bahwa untuk bisa mewujudkan cita-cita itu perlu banyak faktor pendukung. Faktor biaya, dukungan keluarga, faktor lingkungan dan lain sebagainya. Sehingga jawabannya sering berubah dan paling pol, pengen jadi orang sukses. Semakin beranjak remaja, cita-cita itu menjadi hilang. Mungkin jawabannya menjadi apa saja, yang penting bermanfaat bagi orang lain. Mau memilih sekolah dan jurusan saja, aku tak tau harus memilih apa dan yang mana. Intinya jalani saja, apa yang terjadi nantinya adalah yang terbaik bagiku menurut Allah SWT.

Meski pilihan sekolah dan jurusan awalnya bukan benar-benar pilihanku, tapi aku yakin ini yang terbaik untukku. Dengan semangat masih setengah-setengah, aku tetap menjalani apa yang sudah digariskan Yang Kuasa untukku. Tapi aku tahu, bahwa ibuku selalu mendoakan yang terbaik untukku, seingatku ibuku pernah bercerita bahwa dulunya beliau bercita-cita pengen jadi seorang guru, namun karena harus dinikahkan di usia sekolah, maka cita-cita itu sekedar angan-angan, dan tetap menjadi doa beliau untuk anak-anaknya. Mungkin doa ibuku itulah yang diijabah olehNya, sehingga sekarang cita-cita ibuku, terkabul dan menjadi nyata pada anak-anaknya.

Meski jalanku tak semulus, teman-temanku yang memang didukung dengan biaya pendidikan yang tersedia lebih dari cukup, sehingga bisa sekolah sesuai dengan yang diangankan, tapi aku patut bersyukur. Semua yang kujalani saat itu memang sebuah perjuangan. Sebuah perjuangan memang tidak ada yang mudah, semua perlu pengorbanan, baik material maupun immaterial. Setamat pendidikan SMK, aku harus bekerja dan baru bisa melanjutkan belajar di bangku kuliah setelah bekerja hampir dua tahun. Berikutnya aku bisa lanjut kuliah, dengan biaya sendiri dari mengumpulkan upah yang ku dapat dari bekerja, yang tak begitu besar angkanya, tapi berkah. Buktinya bisa membiayaiku, sampai aku lulus kuliah.

Dan kurang lebih empat tahun setelah lulus, alhamdulillaah sudah berstatus PNS. Rasa syukur yang tak terhingga, selalu kupanjatkan kepada-Mu yaa Rabb, engkau beri banyak hikmah, pelajaran dan kelancaran kepadaku dalam menjalani hidup dan karier. Tak ada yang patut aku keluhkan mengenai kehidupan ini, semuanya terasa sempurna. Nikmat mana lagi yang dapat aku dustakan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post