Tinggal di sekitar lahan perkebunan sawit, memberi kesan tersendiri, yang belum pernah saya lihat dan rasakan saat saya tinggal di kampung halaman. Iklim yang ada di kalimantan memang cocok untuk perkebunan sawit. Limbah dari pabrik pengolahan sawit diantaranya ada janjangan kosong (jangkos). Jangkos tersebut dibuang kembali ke lahan sawit yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pupuk untuk pohon sawit.

Jangkos tersebut jika yang sudah terkena hujan panas (proses alam) hingga hampir membusuk, maka pada jangkos tersebut biasanya akan ditumbuhi jamur. Ada beberapa jenis jamur yang dapat tumbuh pada jangkos tersebut. Namun ada satu jenis yang dapat dikonsumsi. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai kulat. Kulat alias jamur sawit memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang khas lezat. Kulat dapat diolah menjadi beberapa varian kuliner, seperti oseng, bakwan, ataupun digoreng kering sebagai keripik.

Kulat juga kaya akan gizi diantaranya vitamin B, C dan D; kaya mineral; protein serta rendah lemak. Sehingga memiliki banyak khasiat diantaranya menjaga metabolisme tubuh, mencegah kanker, menurunkan kolesterol dan menurunkan kadar gula dalam darah. Mengingat banyak manfaat dari si kulat ini, maka jangan ragu untuk mengonsumsi dan jangan kendor saat tahu media tanamnya adalah limbah jangkos sawit. Namun manfaatnya tak kalah dengan jenis jamur lain yang sering dikonsumsi masyarakat.