Sebuah perusahaan sisir melakukan tes terhadap tiga calon staf penjual barunya. Tesnya "Menjual Sisir Di Komplek Biara Shaolin". Tentu hal ini cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir.

Peserta pertama hanya mampu menjual satu sisir, itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya. Karena biara sholin penghuninya tidak berambut. Peserta kedua, berhasil menjual 10 sisir. Dia tidak menawarkan kepada para biksu, tapi kepada para turis yang ada di komplek itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan. Dan peserta ketiga, ternyata berhasil menjual 500 sisir, caranya ia menemui kepala biara dan meyakinkan jika sisir itu bisa jadi souvenir bagus untuk komplek biara tersebut. Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut dan menjadikannya souvenir para turis. Sang kepala biara pun setuju.

Yang sering kita anggap sebagai penghambat terbesar dalam sebuah usaha atau karier adalah keadaan, sehingga kita sering terjebak dan menyalahkan keadaan. Hal ini juga yang membuat peserta tes pertama gagal. Sementara peserta tes kedua, sudah berpikir sedikit lebih maju, namun masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat untuk merapikan rambut.

Berbeda dengan peserta tes ketiga, dia sudah berani thinking out of the box atau berfikir diluar kelaziman. Dia bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa juga menjadi sebuah souvenir yang menarik.