# Tantangan Menulis Gurusiana hari ke 3 tanggal 13 Juni 2022#

Generasi Sandwich adalah generasi yang muncul karena harus membiayai kebutuhan hidup tiga generasi yaitu orang tua atau mertua, dirinya dan pasangannya, dan keturunannya atau anaknya.

Ada banyak perbedaan pendapat tentang generasi sandwich ini, ada yang berpendapat kalau banyak memberi maka akan menuai yang baik. Apa yang ditabur makan itulah yang kita tuai.

Generasi sandwich ini muncul karena kesalahan ataupun kekurangan pengelolaan keuangan yang enggak baik yang disebabkan oleh perjudian, bangkrut, pola konsuntif yang berlebihan, pencitraan yang enggak pada tempatnya karena haus pujian dan pengakuan maka rela menghancurkan kehidupan keluarganya sendiri.

Generasi sandwich ini menimbulkan banyak efek negatif seperti stres, konflik rumah tangga, perceraian, tekanan kejiwaan, hilang kenyamanannya.

Untuk mengatasi atau mencari jalan keluar dari generasi sandwich ini dengan

1.bekerja keras dan memiliki banyak penghasilan sehingga mampu menanggung beban kebutuhan hidup orang tua, keluarga dan diri sendiri. Harus mampu menciptakan peluang baru sebanyak-banyaknya agar sumber penghasilan tambahan mampu memenuhi kebutuhan hidup.

2.Membuat perencanaan keuangan dengan hati- hati, sehingga terdapat keseimbangan keuangan yang seimbang dan selalu diupayakan untuk punya tabungan untuk dana pendidikan, atau kebutuhan dimasa depan.

3.Bijaksana mengelola keuangan, dapat membedakan kebutuhan dan keinginan. Ada prioritas penggunaan uang untuk membeli sesuatu yang memang dibutuhkan dan sangat mendesak Belanja di thrif shop juga bisa menjadi alternatif pengelolaan keuangan yang baik dan bijaksana.

4.Mencatat pengeluaran setiap bulan sehingga jelas alur pengeluaran uang yang kita pegang atau Terima untuk setiap bulannya. Ada kecenderungan membeli sesuatu yang enggak perlu sehingga terjadi kekacauan pengelolaan keuangan.

5.Mengajak anggota keluarga untuk berjuang dalam menanggung biaya kehidupan orang tua yang yang telah melahirkan dan membesarkan kita.

Mari mengubah mindset bahwa beban harus menjadi peluang, menerima keadaan dengan legowo atau berjiwa besar, tidak pasrah atau menyerah, dan memutuskan mata rantai generasi sandwich ini.

Pria dewasa yang merasa paling bertanggung jawab atas hidup orang tua dan adeknya setelah secuil kemapanan yang dimilikinya tapi melupakan kewajiban sebagai kepala keluarga karena isterinya bekerja juga. Jadi ada yang berperan sebagai pelaku generasi sandwich ini dan membuang tanggungjawab sebagai kepala keluarga.

Asyik menggadaikan SK PNS ke bank, berjuang membiayai adeknya dan orang tua tanpa peduli kebutuhan dan keperluan pendidikan anak nya Enggak mau tahu apa kebahagiaan dan kegembiraan anaknya.

Yang penting dapat sanjungan dan pujian dari adeknya dan orang tua. Anak yang korban dan hancur lebur enggak bisa seperti temannya, enggak pernah ada terbersit dalam hatinya.

Jiwa, pemikiran, hatinya dipengaruhi dan dipenuhi oleh kerinduan dan keinginan untuk dipuja-puji dan diangkat-angkat oleh penjilat yang tamak dan serakah akan uang.

Enggak peduli orang lain hancur lebur asal semua kebutuhan dan kesenangan hidupnya terpenuhi dan tercapai, maka semua akan dikerjakan termasuk menolak suara hati kecil atau nuraninya yang berbisik lembut untuk menghentikan kejahatan dan kebiadapannya.

Tapi semua menjadi pembelajaran penting yang membuat kita bijaksana dalam mencari jalan keluar dan persoalan hidup yang membelit hidup.

Balimbingan, 14 Juni 2022