PUISI
Ada keasyikan tersendiri mengolah diksi-diksi yang terkesan jahil.
AKU RINDU
Aku rindu pada sisa kopi yang berleleran di sudut bibirmu
melukiskan senyuman pada rumpun rumpun keinginan
melambungkan rayuan lampaui batas cakrawala usia dunia
menautkan kerutan kening karena terlalu banyak pikiran
mendatangkan gamang karena terlalu banyak pilihan
Aku rindu mendengar igauanmu
berbicara pada malam yang penuh bintang
bercerita tentang cinta yang terperam beribu malam
berkejaran dengan layangan tewang di pematang persawahan
Aku rindu pada mimpi-mimpimu
meraih bulan dengan galah di sudut jalan
mengembangkan rona wajah memerah
Aku rindu pelukanmu
hangat tapi penuh ragu
Ya, aku rindu menggombalimu
Bekasi, 2018/10/09
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rindu yg tersampaikankah? Bahagia dg menulis, Bunda ...
Bahagia dengan menulis, semua pesan tersampaikan dengan tulisan, Bu Noerhayati. Terkadang menulis perlu selingan "jahil" untuk memancing ide. Salam literasi.