Bekti Dwi Hastuti

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1Grogol, Sukoharjo...

Selengkapnya
Navigasi Web

BINCANG RINGAN

Siang itu udara luar biasa panasnya. Tapi, menjadi tak terasa karena kalah panasnya dengan bincang ringan kami siang itu. Berawal dari berita seorang ibu meracuni tiga anaknya hingga tewas. Tidak diduga cerita berkembang ke mana-mana menurut versi masing-masing. Pertama saya munculkan pendapat, " Kalau sampai terjadi istri stres karena suami selingkuh atau suami tak bertanggung jawab sehingga mengalami himpitan ekonomi, maka yang harus disalahkan dan bertanggung jawab adalah suaminya. Karena suamilah yang berkontribusi besar membuat istri harus memilih jalan pintas itu." Belum selesai aku berkata-kata lagi, ada temanku Bu Uya menyela, " Kok ya sampai segitunya, suami selingkuh biarkan saja, gak perlu dibuat stres. Hidup ini indah, masih banyak hal lain yang harus dinikmati." Aku timpali, " Selingkuh kok dibiarkan. Kalau aku ya say good bye saja, Bu. Kok enak sekali kita harus berkorban untuk sesuatu yang sia-sia." Bu Uya melanjutkan kembali, "Andai ibu itu ketemu saya, pasti tidak akan terjadi peristiwa itu. Saya kan motivator besar. Pasti saya beri motivasi dan saya suruh nyontoh saya. Tetap tegar dan happy menikmati hidup." Aku jawab, "Ya, Bu. Mungkin kalau bertemu panjenengan pasti tidak akan terjadi peritiwa tragis itu. Temanku Win, yang dari tadi hanya mendengarkan mulai angkat bicara juga, " Ibu itu sempit sekali pikirannya. Kasihan anak-anak jadi korban." Bincang-bincang ringan mengembang. Kita jadi tersenyum sendiri. Setengah berteriak, Bu Uya berorasi,"Hai, teman-teman yang sudah tidak bersuami, jangan cari suami lagi. Lebih enak hidup sendiri karena hanya akan menambah beban kita. Suami itu naunya hanya enaknya sendiri dan ngangkrik-angkrik." Aduh, kok lucu juga. "Tidak semua suami seperti itu, Bu. Kita bisa dapatkan dan memilih suami yang baik." Sanggahku. "Alah Bu, suami baik itu hanya ada di cerpen, novel, sinetron, atau film." Bu Uya tak terima rupanya. Sementara kami saling eyel-eyelan, teman laki-laki ada yang nyeletuk, "Orang itu memang aneh, Bu. Kalau katanya enak hidup sendiri, mengapa orang ingin nikah. Kalau enak nikah, mengapa banyak orang cerai. Kalau enak cerai, mengapa ada rujuk." Bincang ringan belum berakhir sampai di sini. Tiba-tiba Bu End yang dari tadi diam mulai bicara dengan gaya tenang seolah tanpa dosa, "Bu Uya, yang tadi dikatakan itu pengalaman pribadi, ya? Berarti simpulannya suami panjenengan tidak mengenakkan, ya?" Geeerrr...akhirnya kami tertawa lepas seolah hilang sesaat semua beban. "Artinya juga, Bu Uya itu punya suami tapi serasa tak bersuami, ya?" aku menambahi. Rupanya ada juga yang urun rembug, Bu Tri yang ada di sampingku berbisik, "Wong punya suami kok gak enak. Menurutku yo enak. Meski sendiri bisa, tapi kalau bersama kan lebih bisa." Ya, memang benar juga. Akhirnya bincang ringan tapi panas sampai di sini karena bel tanda istirahat telah berbunyi, artinya waktu masuk kelas kembali. Belum ada titik temu dan simpulsn yang pasti. Hanya menyisakan pertanyaan yang harus dijawab sendiri-sendiri. Memang sudah tidak ada suami yang baik di bumi ini, ya? Kalau tidak ada, apa harus cari di planet lain? Ah, dasar ibu-ibu...kalau bincang-bincang bisa bikin tertawa sendiri. Udara kembali terasa panas, matahari menunjukkan kuasanya. Selamat pagi semuanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Belum 100 ya, Bu?

02 Mar
Balas

Memang semua suami buruk? Tergantung yg menilai...

01 Mar
Balas

Betul pak Wid. Ada baik ada buruk. Bergantung siapa dan dari sisi apa menilainya.

02 Mar

Hhh..suamiku tak nilai 9 dhe wid...

01 Mar
Balas



search

New Post