BEJA SUTRISNA, M.Pd.

Laki-laki bernama lengkap Beja Sutrisna, M.Pd. ini lahir di Banyuwangi pada 6 April 1967. Ia alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Program Pascasarjana Ju...

Selengkapnya
Navigasi Web
Semakin Jibeg

Semakin Jibeg

Semakin Jibeg

Sahabat, selama sepekan ini hatiku risau, jiwaku galau, pikiranku kacau, dan batinku mengigau. Ciyee … ciyee…..! Entahlah apa sebabnya? Mungkin para sahabat tahu jawabannya, atau jangan-jangan perasaan kita ada yang sama. Sebenarnya aku tahu sebabnya, tapi malu untuk mengatakannya. Kok jadi baper ya?

Seperti hari-hari biasanya, jika tidak ada aktivitas di luar rumah, selepas waktu isya aku selalu menyempatkan diri untuk bersanding dengan isteriku yang ketiga. Maklumlah aku termasuk orang yang beruntung sesuai dengan namaku (Beja, baca: bejo=untung), karena mempunyai “isteri” sebanyak tiga. Tidak salah orang tua memberikan nama kepadaku seperti itu, walaupun terkesan jadul dan ndeso, tapi kata orang Jawa “elek-elek ngrejekeni” (walaupun jelek banyak mendatangkan rezeki).

Maaf kalau aku membawa-bawa keluarga. Aku berharap kaum Adam jangan iri, kaum Hawa jangan keki. Perlu tabayyun, supaya tidak ada ghibah di antara kita. O… ya, aku mohon izin untuk mengenalkan isteriku satu per satu. Isteriku pertama yang sudah mendampingi aku dengan setia selama lebih dari tiga dasawarsa yaitu Inayah yang biasa dipanggil Bu In. Isteriku yang kedua biasa dipanggil Bu Sam, dan isteriku yang ketiga biasa dipanggil Bu Sus.

Usut punya usut, ternyata isteriku yang sejati hanya satu, yaitu Bu In.. Sedangkan isteriku yang kedua Bu Sam itu adalah Samsung (merek HP ku) dan isteriku yang ketiga Bu Sus itu adalah Asus (merek laptopku).

Sekarang saatnya kembali ke laptop!

Akhir-akhir ini aku merasa jibeg bin judeg kalau melihat laptop, apa lagi kalau sudah membuka dan menghidupkannya. Selalu terbayang buku yang berisi 50 halaman yang harus terselesaikan dalam beberapa hari lagi. Tapi aku selalu gagal fokus dan tidak tahu dari mana harus memulainya. Hanya thingak-thinguk persis seperti enthung. Mau marah, tak ada yang bersalah. Mau membenci tak ada yang menyakiti. Akhirnya terucap “yo wis ben!”

Malam itu, sudah lebih dari tiga jam aku nongkrong di depan laptop tapi belum ada satu kata pun yang berhasil kutulis. Di layar monitor masih tampak kosong mlompong, putih bersih. Hanya samar-samar terlihat seperti bayangan tulisan jibeg, jibeg, jibeg, … jibeg, jibeg, jibeg,… yang tak terhitung banyaknya.

Daripada depresi, aku sengaja meninggalkan laptop yang masih menyala. Aku rebahan di dipan bambu di teras rumahku. Mungkin karena kelelahan, tak berapa lama aku langsung blek sek.sudah hilang ingatan (tapi tidak ODGJ).

Entah berapa lama aku hilang ingatan, tiba-tiba aku dibangunkan oleh isteriku. Ibunya bocah-bocah yang tidur lebih awal itu, katanya terkejut dan terbangun oleh suara orang berteriak “Horeee… horeee …!” Ternyata itu adalah suara teriakan di bawah alam kesadaranku.

Beberapa saat setelah terbangun, masih segar dalam ingatanku bahwa aku tadi seolah berada di Jembatan Pantai Boom Banyuwangi bersama ratusan penulis Gurusiana dalam acara peluncuran Buku Karya Guru. Sambil bersorak sorai aku mengangkat tinggi-tinggi buku kumpulan puisiku yang berjudul “Rembulan di Hati Ibu”, yang sebenarnya masih dalam proses (baca: baru akan dimulai).

Tidak apalah walau hanya dalam mimpi. “Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi”, begitu kata penulis Andrea Hirata. Anies Baswedan mengatakan bahwa, “Lokasi lahir boleh di mana saja, tapi lokasi mimpi harus di langit.” Dan patut untuk diingat bahwa, “Petualangan terbesar dalam hidup adalah perjuangan meraih mimpi”, demikian Oprah Winfrey.

Semoga mimpi-mimpi kita menjadi kenyataan! Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wawww ....

18 Sep
Balas

Jangan2 Bu Rohmah ketularan jibeg ya? Jibeg dulu tdk apa2 kalau memang itu dapat melahirkan ide untuk menulis.Terima kasih Bu Rohmah.

18 Sep

wawww ....

18 Sep
Balas

Jibeg jilid 2 apa jibeg kuadrat ini P Beja?

18 Sep
Balas

Ini sebagai pemanasan untuk nulis buku Bu. Sebab mau mulai kok jibeg terus. Daripada menjadi beban ya diungkapkan saja supaya plooong.Setelah jibegnya hilang semoga mood nya segera datang.Terima kasih Bu Oktin.

18 Sep

Sepertinya P Beja gak bisa kelain jibeg yaa...

19 Sep
Balas

Alhamdulillah sudah agak plong Bu, sudah mulai nulis puisi untuk antologi. Mudah2an bisa selesai sesuai deadlineTerima kasih.

19 Sep

Tulisna keren Pak Beja. Semangat berliterasi semoga sukses selalu. Amin.

17 Sep
Balas

Terima kasih Pak Edi.Maaih baru belajar Pak.Semoga Pak Edi juga sukses selalu. Aamiin.

18 Sep

Wah, sdh nulis bolak balik kok masih jibeg to pak..

18 Sep
Balas

Baru 2 kali nulis Bu, itu untuk pemanasan. Mau mulai nulis buku yang sebenarya

18 Sep

Mau nulis buku yang sebenarnya kok ya lumayan menguras pikiran. Rupanya saya masih perlu banyak latigan.Terima kasih Bu Yuyun.

18 Sep

Mau nulis buku yang sebenarnya kok ya lumayan menguras pikiran. Rupanya saya masih perlu banyak latigan.Terima kasih Bu Yuyun.

18 Sep

jibeg itu inspirator... jangan lepaskan begitu saja... kata orang yang ingin menjadi penulis ... Luar biasa ketika "semakin jibeg" muncul di benak jenengan... semakin banyak inspirasi yang muncul... semoga kejibekan yang muncu lagi membawa berkah...

18 Sep
Balas

Terima kasih Bu Endang. Munculnya inspirasiku untuk nulis kok harus jibeg dulu to ya?

18 Sep



search

New Post