Ketika Jibeg Berlalu
Ketika Jibeg Berlalu
Sebenarnya aku malu sendiri mempertontonkan kejibeganku di depan publik Gurusiana. Pelatihan sudah, diberi contoh sudah, dimotivasi juga sudah. Kurang apa lagi? Tapi ya nggak bisa begitu. Penulis seniorpun kalau sudah dihinggapi rasa jibeg, ya pasti jibeg. Apa lagi penulis ecek-ecek seperti aku ini. Sambatnya jibeeeeeg… melulu. Yaa… daripada jibeg sendiri, lebih baik jibeg berjamaah.
Tapi alhamdulillah, ketika rasa jibegku berlalu, akalku agak waras sedikit, dan bisa kembali ke misi utama yaitu menulis buku. Bukan hanya menulis curhat ngelantur ngalor ngidul yang membuat orang lain ikut jibeg. Sebenarnya aku punya mimpi ingin membuat prasasti yang akan aku persembahkan kepada orang nomor satu dalam hidupku, yaitu ibu.
Semegah apapun prasasti itu tak akan pernah sebanding dengan pengorbanan ibu. Aku tak bermaksud menggantikan pengorbanan ibu hanya dengan sebuah prasasti. Tak akan bisa. Sungguh, tak akan bisa! Prasasti itu akan aku jadikan untuk sekadar pengingat bahwa aku sangat berhutang budi kepada ibu. Atau bahkan sebagai pengingat bahwa aku pernah punya ibu.
Prasasti yang akan aku buat itu adalah sebuah buku antologi yang berisi puisi-puisi tentang ibu. Buku tersebut akan aku beri judul “Rembulan di Hati Ibu”. Berikut ini cuplikannya.
……………………………………
Dalam gelap aku tak kegelapan
Cahaya hatimu menembus kelam
Berpendar redup mengukir kedamaian
Ada rembulan di hati Ibu
Dalam senyap aku tak kesenyapan
Hembusan napasmu penaka angin lembah
Lembut, sejuk, membelai nuraniku
Ada rembulan di hati Ibu
Dalam sunyi aku tak kesunyian
Desir darahmu bak alunan simfoni
Mengalun lirih menemani lelapku
Ada rembulan di hati Ibu
Dalam sepi aku tak kesepian
Detak jantungmu laksana irama gamelan
Senandungkan kidung-kidung palagan
Ada rembulan di hati Ibu
Dalam gelap, senyap, sunyi, dan sepi
Selalu ada rembulan di hati Ibu
Itulah Sahabat, beberapa bait puisi yang sempat aku tulis ketika rasa jibegku berlalu. Tetaplah semangat untuk berkarya, jangan pernah menyerah walaupun banyak kesulitan dan rintangan. Pasti ada jaminan, fainna ma’al ‘usri yusra, maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah:5)
Salam literasi!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semakin ngelantur dan dituangkan semakin melunturkan jigeg....semangaaaat
Alhamdulillah, baru start.Terima kasih Bu Yeti.
Akhirnya tulisan pun hadir juga. Keren, Pak. Salam literasi
Baru belajar menulis Bu, perlu waktu untuk beradaptasi.Terima kasih Bu Salamah.
Keren pisan pak,, Sukses selalu
Terima kasih Bu Hani. Semoga Bu Hani dan semua Gurusianer juga sukses selalu, amiin.
Manthuuul....siipp Pak Brja
Terima Bu Oktin.Semoga lancar dan sukses selalu semuanya.
Mantab Pak Beja. Semangat. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih Pak Edi. Semoga Bapak juga sukses selalu, aamiin.
Semangat selalu pak untuk berkarya, salam literasi. Sudah difolow juga pak
Terima kasih Bu Herlina, semoga sukses selalu semuanya.
Terima kasih Bu Hani. Semoga Bu Hani dan semua Gurusianer juga sukses selalu, amiin.