Sehabis kerja di dapur ku lakukan sarapan yang agak tertunda waktunya. Untuk membangkitkan selera makan sengaja ku pilih taman bunga belakang dapurku. Memandang bunga-bunga yang sedang mekar ,kupu kupu yang beterbangan dan nyanyian burung diatas pohon kelapa.

Nasi dipiring belum habis, terlihatlah pemandangan yang kurang menyejukkan. Di pojok taman bunga ada  beberapa batang rumput yang subur yang mengganggu tanaman bunga untuk lebah-lebahku.

Setelah makanan selesai, tak bebarapa lama ku ambil linggis untuk membongkar rumpun rumput itu. Sengaja tidak dengan sabit atau pacul karena dengan linggis akan habis akarnya dan lama baru tumbuh rumput kembali. Apalagi memakai racun pembasmi gulma..tidak aku banget kata orang jakarta. Pemakaian racun akan membasmi makhluk hidup yang lain di dalam tanah. Kasihan mereka yang kepingin hidup juga.

Linggis ku arahkan ke rumpun rumput di tanah..astaga..tak yang ku duga terjadi..puluhan serangga seperti anak lebah beterbangan di sela sela batang bunga dan dibawah rumput yang aku gali. Aku lari untuk menenangkan suasana. Aku sudah mengganggunya.

Ku dekati rumpun rumput itu kembalii untuk mengambil linggis yang tertinggal. Lebahnya sudah aman pikirku, walau ada satu dua yang beterbangan. Kulihat kotak kotak lebah yang di susun di rak rak bambu seperti tidak ada kejadian apa apa. Serangga jenis apa pula itu ya..aku terus bertanya dalam hati.

Ada yang berbeda dengan serangga yang ku lihat. Serangga itu warna sayapnya berwarna  kuning dipinggirnya. Terbangnya pelan seperti pesawat heli. Sarang ditanah dan tak menyengat waktu ia menempel di tangan tapi geli juga. Lebah dalam kotakku terbangnya seperti jet yang sayapnya transparan. ooo mungkinkah ini tetangga dari lebah piaraanku yang numpang hidup dari bunga bunga yang aku tanam.