tantangan ke 47

oleh : Fathor Rozi, S.Pd

(Guru SMP Muhammadiyah Bondowoso)

Kota Tape, 04 Juli 2020

Kupegang pinggul, sambil terus memijit-mijit perlahan untuk meringankan rasa sakit dan kesemutan yang mulai menjalar ke kaki sebelah kiriku.

“Bi…bi…bi…ini bi…adik sudah sama de atin (kakak sepupuku)”

Kupercepat langkahku setengah berlari dalam hati kecilku kuucapkan syukur

“Alhamdulillah ya Alloh”

Ternyata si bungsu sudah tertidur dipangkuan budenya, lalu kuhampiri fatur (putraku yang kedua) dan kutanyakan :

“Dari mana tadi nak…(nadaku sedikit agak tinggi) abi sama mbak elanya (putri sulungku) nyari atung kemana-mana, sudah berapa kali abi ingatkan kalau mau pergi harus bilang dulu, biar gak bingung.”

“Sudah-sudah sing penting sudah ketemu semua”

Begitu ucap kakak sepupuku, akhirnya ku hanya diam, walau sebenarnya ingin marah tapi marah sama siapa semua telah terjadi.

“Ya..Assalamu’alaikum, ya kak ri (kakak dari istriku) “engkok gik bede pengajien( ya mas, saya masih ada di pengajian)”, “dek rema ria ferdi moleah ke malang (gimana ini, ferdi mau pulang ke malang)” dengan logat Madura.

Begitu ucap kakak dari seberang sana melalui surelnya. Tanpa harus bertanya lagi mendengar ucapan seperti itu, aku langsung tahu apa yang sebenarnya terjadi. “Ayo….ayo-ayo kita pulang saja dulu, sebentar saya masuk ambil hp dan buku di dalam masjid, sampean dan anak-anak tolong siap-siap.”

Dengan tergopoh-gopoh segera ku masuk dalam masjid dan mengambil hp serta buku, ku berbisik dengan temanku yang tak lain guru dari anakku :

“Gimana pak….bisa merekamnya?”

“Gimana mas..ini dari tadi hp bunyi terus dan kayaknya juga ada sms.” begitu ucapnya perlahan. “Nggih pak, memang banyak ini, waduh maaf pak saya pulang dulu ini di rumah ada yang mau ambil barang.” Terimakasih sebelumnya. Semoga bisa terus menjaga kesabaran ini.

The end