Bambang Anwar

Seorang Guru IPA di SMP Negeri 11 Kota Jambi, kelahiran Kerinci 28 Juli 1986, menyelesaikan pendidikan Magister Pendidikan di Universitas Negeri Malang UM, ayah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ongkos yang Hilang

#Day_193

#Tantangan_365_hari_menulis_gurusiana

Tidak bisa Romagia menutupi kegelisahan hatinya. Pandangan matanya tidak bisa fokus pada satu objek, seperti sedang mencari-cari sebuah benda. Ongkos untuk menumpang oplet yang menjadi sisa uang yang ada di kantongnya telah hilang. Mulai dari dalam kelas hingga ke depan sekolah semua sudah di telusuri ya, setiap sudut sudah di bongkarnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, semua teman-temannya sudah pulang, bahkan guru-guru sudah pulang. Romagia mulai bingung dengan situasi yang dihadapinya. Bagaimana dia bisa pulang kerumah yang jaraknya sekitar 10 km karena uang yang menjadi ongkos telah hilang dari kantongnya.

Matahari bersinar terang, dan langit biru terlihat jelas tanpa awan semakin menjadikan kondisi Romagia kepanasan. Pilihan satu-satunya adalah pulang dengan berjalan kaki. Seragam putih biru yang digunakannya tidak membuat dirinya takut untuk memulai perjalan panjang menuju rumah. Rasa lelah dan lapar menutupi rasa takut dan khawatir akan apa yang di temukannya dijalan.

Tanpa ragu Romagia memulai langkah pertamanya meninggalkan lingkungan sekolah. Panas terik, rasa lapar dan haus harus dia tahan sampai dirumah. Romagia terus menyusuri jalanan, di sepanjang jalan mata sendunya melihat dan menatap setiap momen yang di temuinya. Betapa bahagianya mereka yang dijemput orang tuanya, betapa senangnya mereka yang singgah makan di restoran bersama ibu mereka saat pulang sekolah.

Kemiskinan membuat Romagia bersyukur dengan apa yang sudah dimilikinya, dia masih dapat bersyukur bisa sekolah, karena banyak teman-teman nya yang tidak dapat melanjutkan sekolah karena keadaan ekonomi keluarganya yang sulit. Seperti Abdul yang terpaksa bekerja di cucian motor agar dapat membantu ekonomi keluarganya.

Romagia sudah setengah perjalanan, kerongkongan sampai kerongga mulutnya sudah terasa mengering. Betis dan pahanya mulai terasa pegal dengan langkah yang tidak bisa dia hentikan. Mukanya telah memerah terbakar sinar matahari, dan bajunya telah basah dengan keringat. Tubunya merasa lelah, namun dia harus tetap berjalan menuju rumah agar bisa segera menyantap makanan masakan ibunya yaitu nasi putih dengan tempe goreng dan sambel terasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post