#Day_176

#tantangan_365_hari_menulis_gurusiana

Tidak ada kata berhenti untuk belajar, apa pun kondisi dan keadaan yang dihadapi. Karena sesungguhnya seluruh kejadian yang kita lalui adalah pelajaran dan hamparan bumi ini adalah kelas yang minta di jelajahi. Masih terus merasa kurang dengan secuil ilmu yang di pahami, ternyata semakin di baca, semakin banyak mendengar dan melihat ilmu itu sangat luas.

Masa pandemi dengan BDR (belajar dari rumah) mengharuskan seorang guru untuk terus berkreatifitas agar siswa-siswi bisa terus belajar dan materi pelajaran tersampaikan. Platform pembelajaran yang di tawarkan sangat beragam baik yang syncronus maupun asyncronus. Namun sebagai guru harus menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang akan di gunakan.

Salah satu media pembelajaran yang belum saya gunakan adalah berupa video dengan peranan sendiri sebagai guru dan hasil karya sendiri. Selama ini saya mengambil video pembelajaran yang telah tersedia di Chanel YouTube. Namun akan mengurangi tingkat kedekatan siswa karena yang berbicara bukan gurunya sendiri.

Kemampuan saya yang masih rendah dalam membuat video berkualitas baik berupa konten maupun tampilannya, menjadikan rasa minder yang tinggi untuk membuat video pembelajaran. Sehingga solusinya harus mencari cara agar bisa belajar memproduksi sendiri video pembelajaran yang standar untuk kegiatan BDR.

Mengatasi masalah tersebut saya menemukan solusinya dari ajakan di gurp WhatsApp berupa kegiatan Diklat pembuatan video pembelajaran yang diadakan oleh simpatika Pusdatin Kemdikbud. Kesempatan ini tidak saya sia siakan, segera  mendaftarkan diri walaupun dengan kondisi dan situasi yang sangat terbatas menjalaninya dari rumah sakit, sambil menunggui orang tua yang sedang sakit.

Hari pertama mendapatkan ilmu bahwa ada 5 proses dalam pembuatan video pembelajaran yaitu analisis, perancangan, produksi, evaluasi dan pemantapan. 5 tahapan ini yang akan saya pelajari agar bisa menghasilkan sebuah video pembelajaran yang sesuai dengan standar video pembelajaran.