Buat Anakku di Pesantren (3)
#TantanganMenulisGurusiana
Hari Ke-6
Anakku, marilah kita bersykur kepada Allah Swt. Sebab, Allah Swt telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepada kita. Dengan guyuran nikmat itulah maka kita masih bisa melakukan semua aktivitas kita hingga saat ini. Tak lupa pula, mari kita panjatkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw serta para keluarga dan shabatnya.
Anakku, pada kesempatan ini abi ingin mengingatkan lagi beberapa hal. Bacalah dengan saksama. Mudah-mudahan kamu tidak bosan membaca tulisan abi. Abi tidak bermaksud mengekangmu. Akan tetapi, sebagai orang tua, abi hanya ingin agar kamu selalu berada dalam kebaikan. Untuk itulah abi merasa perlu untuk memberitahumu tentang hal yang perlu diperhatikan selam kamu di pondok.
Pertama, kamu pasti akan merasa rindu kepada kami, orang tuamu. Kamu juga pasti kangen kepada saudara-saudara dan teman-temanmu di kampung. Perasaan itu adalah hal yang biasa. Setiap orang yang menetap di sebuah tempat yang bukan kampung halamannya, pasti akan dicekam oleh rasa kangen. Meski pada awalnya mungkin kamu merasa senang berada di pondok, tapi lama-kelamaan justeru perasaan kangen rumah akan perlahan mulai muncul. Bila itu terjadi padamu, maka bersabaralah ya, Nak. Semua orang mondok pasti merasakan itu. Bukan hanya kamu. Karena itu kamu harus bersabar.
Sebenarnya, pada hari-hari pertama di pondok, masing-masing anak akan mendapat kesan yang berbeda-beda. Ada yang merasa kesepian dan bersedih setelah ditinggal orang tuanya pulang. Namun, ada yang justru merasa bebas karena jauh dari pantauan orang tua di rumah. Ada juga yang merasa dibuang dan diabaikan, lalu dia bersedih dan kecewa. Mengapa orang tuanya begitu kejam mengirimnya ke pesantren? Mungkin begitu pertanyaan dalam hati mereka.
Anakku, ketahuilah bahwa rasa rindu itu bukan hanya kamu yang merasakannya. Kami orang tuamu juga kangen. Rasa sedih itu juga bukan hanya kamu yang mengalaminya. Kami pun juga merasa bersedih berpisah dari buah hati. Namun, kamu perlu tahu. Kami menahan semua perasaan itu demi kebaikanmu di masa yang akan datang. Bila kami tidak mengikhlaskan kamu mondok, mungkin kamu pun tidak kaan pernah merasa tenang ada di sana. Karena itu kami melepasmu meski dengan hati yang berat.
Ketahuilah anakku. Kami tidak bermaksud mengabaikan apalagi sampai membuangmu. Sama sekali bukan itu tujuan kami mengirimmu ke pesantren. Justru karena kami sayang padamu, maka kami ikhlas berpisah denganmu untuk sementara. Kami berharap kelak kamu menjadi pribadi yang lebih baik dari kami. Dengan pergi ke pesantern, kamu akan mengenyam pendidikan agama yang lebih luas. Bila ilmu semakin tinggi, maka kami yakin kamu akan mampu menjaani kehidupan dengan lebih mudah. Sebab, kamu memiliki pegangan yang kuat, yang kamu dapat dari pesantren. Dengan pegangan itu kamu pun menjadi orang yang lebih siapdisbanding mereka yang tidak menempuh pendidikan sepertimu.
Yang kedua, di hari-hari pertama kamu pasti merasakan kesulitan dalam beradptasi. Selama ini kamu hidup bersama orang tua dan saudaramu. Semua kebutuhan kamu relatif lebih mudah dipenuhi di rumah. berbeda dengan di pesantren. Kamu akan merasakan sedikit kesulitan dibanding di rumah. Karena itu, jadilah orang yang sabar. Sabar menjadi penting untuk dimiliki pada saat menghadapi situasi yang sulit.
Sebenarnya antara pondok dan rumah sama saja. Bila di rumah kamu berinteraksi dengn orang tuamu, saudaramu dan teman-temanmu. Maka di pondok kamu berinterksi dengan kiai, para ustadz, dan teman-temanmu yang baru. Karena itu, anggaplah mereka sebagai keluargamu yang baru. Dengan begitu kamu akan cepat menyesuaikan diri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar