Selamat bertugas, Pak Nadiem Makarim!
Saya sebenarnya berpikir apakah penting membuat catatan seperti ini, toh urusan menteri adalah pembahasan yang terlalu tinggi bagi guru kampung seperti saya. Tapi karena saya guru, se ndeso-ndesonya saya tetaplah apa yang saya kerjakan nanti bergantung pada kebijakannya pak menteri. Untuk itu izinkan saya juga ikut mengucap: Selamat bertugas Mendikbud baru, Pak Nadiem Makarim!
Senin lalu, saat pak Nadiem dikenalkan sebagai salah satu calon menteri, saya sih menganggapnya biasa-biasa saja. Selain karena Pak Jokowi memang sering bikin kejutan, pak Nadiem sendiri orangnya memang luar biasa. Muda, cerdas, dan telah memberikan satu bukti nyata untuk bangsa ini berupa penciptaan lapangan kerja yang saya yakin anda sudah tahu.
Tapi siang tadi, di sela-sela istirahat mengajar kedua, saat saya membuka youtube dan tahu ternyata mantan bos Gojek ini diposisikan sebagai Mendikbud, ini sungguh di luar perkiraan.
Apakah anda juga berpikir sama? Mungkin iya.
Apalagi yang membuat kita terkejut dengan hal ini, selain Pak Nadiem selama ini kita kenal orang di “luar” pendidikan. Bisakah dia membawa pendidikan kita lebih maju. Tahukah beliau dengan istilah-istilah macam sertifikasi, dapodik, honorer, kurikulum 2013 revisi 2018? Wong yang sudah-sudah aja yang para akademisi itu masih sering dapat kritik.
Coba, kurang sukses apa Pak Anis Baswedan dengan Indonesia Mengajar nya, masih sering dikritik lantaran ingin menyempurnakan K-13. Kurang apa Pak Muhadjir yang sukses membesarkan UMM itu, saat mengeksekusi ide brilian tentang zonasi ternyata belum bisa diterima banyak orang.
Baik Pak Muhammad Nuh, Pak Anis dan Pak Muhadjir itu juga orang yang berprestasi sebelum jadi menteri, dan beliau adalah “orang dalam” pendidikan, namun kebijakannya tidak selalu berjalan mulus. Bagaimana dengan Pak Nadiem nanti?
Cepat beradaptasi mungkin adalah harapan kita kepada beliau saat ini. Kemampuan manajerial di swasta tentu tidak semua bisa diterapkan di institusi pendidikan. Apa ya mungkin menyamakan para guru dengan driver ojol yang kalau tidak mau pakai seragam beberapa kali langsung diberhentikan? Hehe.
Belum lagi tentang formalitas. Seperti di video tadi siang saat Pak Nadiem pidato di Kemdikbud, urusan formalitas dan protokoler bagi Bapak masih harus menyesuaikan. Satu hal yang sangat wajar. Tapi tolong benar-benar diperhatikan ya, Pak. Karena di pendidikan itu masih kental dengan formalitas dan keteladanan.
Coba bayangkan, jika setiap kunjungan dinas Pak Nadiem memakai kaos oblong, misalnya, maka anak-anak bisa saja akan berubah mindsetnya. Menganggap apa-apa yang serba formal itu tidak penting. Wah bisa tambah puyeng guru-guru nanti. Saya yakin Pak Nadiem yang saat ini menjadi idola baru siswa-siswi milenial, mengerti betul hal ini.
Bicara keteladanan, saya teringat apa yang disampaikan Pak Muhadjir Effendy sekitar setahun lalu. Waktu itu saya ikut PPG dan berkesempatan mendengarkan orasi ilmiah dari beliau. Pak Muhadjir berkata, “Kalau saya disuruh memilih antara guru yang bodoh tapi bisa membuat muridnya pintar, dengan guru pintar tetapi membuat muridnya bodoh, saya memilih yang pertama.”
Jujur saya langsung berefleksi waktu itu. Dan memang benar, kepintaran seorang guru tidak menjamin muridnya pintar. Kalau guru dulunya semasa sekolah selalu ranking, mungkin sulit memahami siswanya yang sulit sekali memahami pelajaran. Kenapa? Karena guru tersebut tidak pernah merasakan sulitnya belajar.
Ini mungkin bisa menjadi analogi tentang tantangan pak Nadiem ke depan, tentang bagaimana menyesuaikan visi dan kecerdasan yang beliau miliki dengan kondisi riil di lapangan.
Sekali lagi kita sangat berharap banyak kepada Pak Mendikbud yang baru ini. Sebagai orang yang sukes di usia muda beliau pasti punya pola pikir yang jauh di depan orang kebanyakan. Dan sebelum menerima jabatan sebagai menteri, beliau juga pasti sudah berpikir matang tentang semua tantangan yang akan dihadapi.
Kita hanya bisa berharap beliau secepatnya bisa beradaptasi dan segera memahami masalah inti pendidikan kita, sebelum nantinya bisa menjalankan mandat Pak Presiden, yaitu mengintegrasikan pendidikan ke dalam dunia industri di masa sekarang dan masa depan.
Selamat bertugas Pak Nadiem Makariem!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar