Azizatul Masrukah

Aku lahir di kota paling ujung timur pulau Jawa yaitu Banyuwangi. Tepatnya di desa Sumberberas Kecamatan Muncar pada bulan Pebruari 1974. Kecamatan Muncar...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERBIASA DENGAN KENCING DAN BERAK DI CELANA

TERBIASA DENGAN KENCING DAN BERAK DI CELANA

Mengapa guru kelas 1 kebanyakan wanita?

Pertanyaan ini bukan berarti guru pria tidak ada yang mengajar di kelas 1.

Keseharian seorang ibu dalam mengasuh anak di rumah dan juga ketelatenan,kesabaran, menjadikan pilihan seorang ibu/wanita mengajar di kelas 1.

Murid kencing di celana ? ah...sudah biasa,bahkan berak di celana.

Pengalaman ini tidak ditemukan selain pada pendidikan sekolah dasar.

Mungkin saat kita duduk di bangku sekolah dasar dulu juga ada yang punya pengalaman demikiankan he...he...ngaku aja.

Bagi seorang guru wanita yang sudah berkeluarga dan memiliki momongan, menangani hal seperti ini sudah menjadi keseharian dirumah.

Pengalaman unik dan lucu ini biasa terjadi di awal tahun ajaran baru.

Pagi-pagi buta wali murid kelas 1 berbondong-bondong datang ke sekolah,bahkan ada yang rela datang sebelum pintu gerbang di buka.Mereka rela menunggu penjaga pintu hanya untuk berebut masuk kelas mencarikan bangku anaknya duduk paling depan.

Pemandangan lucu juga tampak pada anaknya yang akan menjadi calon murid baru,ada yang masih digendong,ada juga yang menangis saat ditinggal ibunya berebut bangku. Wah...seru sekali.

Tapi ada juga yang sudah berani berangkat sendiri,namun kebanyakan masih didampingi bapak atau ibunya.

Pengalaman mengajar di TK selama 4 tahun tidak membuatku kesulitan menangani anak-anak yang masih manja seperti ini.

Pada awal masuk sekolah wali murid masih ada yang menemani anaknya di kelas duduk satu bangku, karena anaknya menangis jika ditinggal ibunya.

Nah...disinilah kesabaran juga ketelatenan seorang guru sekaligus wali kelas 1 diuji. Bagaimana seorang guru bisa memotivasi,melayani, membimbing anak untuk bisa mandiri.Tentu saja sebagai seorang guru harus siap dengan berbagai macam karakter murid,baik dari anak keluarga mampu atau pas-pasan, semua mendapat pelayanan yang sama.

Pengalaman yang tak terlupakan saat dinas pertamaku di MI dekat pesisir pantai.

Aku mendapat tugas menjadi wali kelas 1C.

Di kelas ini terdiri dari anak-anak yang tidak tamat TK, tentu saja belum tau huruf sama sekali bahkan masih sangat manja.

Masuk dihari pertama ajaran baru semua guru diharap datang lebih pagi,karena ada berbagai tugas yang disiapkan sebelum masuk kelas.

Saat bel masuk berbunyi murid-murid segera berbaris di halaman.

Bapak Ibu guru seperti biasa berdiri di depan pintu masuk kelas untuk bersalaman dengan anak-anak kemudian membaca Asmaul Husna bersama-sama di halaman.

Wajah-wajah ceria dan senyum riang gembira menghiasi pemandangan awal masuk ajaran baru. Liburan pada akhir tahun membuat anak-anak merasa kangen dengan teman-temanya,terutama kelas atas.

Masing-masing guru memasuki kelas sesuai dengan jadwalnya,demikian juga aku yang menjadi wali kelas 1C.

Betapa riuh ketika masuk di kelas 1C yang baru,karna wali murid ikut menyerbu masuk mendampingi anaknya.Ada yang membawa snack kesukaan anaknya di kelas dan lain sebagainya.Akhirnya setelah guru memberi pengarahan,wali murid mau keluar dan menunggu anaknya diluar kelas.

Diawali membaca Juz Amma 15 menit lalu mengabsen murid satu persatu dilanjutkan dengan perkenalan.

Walaupun diabsensi sudah tercantum namanya, namun untuk menguji keberanian anak di coba untuk maju berbicara di depan temn-temanya.

Masing-masing anak memperkenalkan dirinya,mulai namanya sendiri ,nama ayah, ibu dan juga saudaranya.

Tibalah giliran murid yang bernama Bagas (anaknya sedikit gendut ).

“Ayo Nak, silahkan kedepan dan memperkenalkan diri !”pintaku

( tibai-tiba wajahnya terlihat pucat dan tampak menahan sesuatu)

Saya memanggilnya tiga kali berturut-turut,murid-murid yang lain pun ikut menoleh kearah Bagas.

Akhirnya aku hampiri dia dan kupinta pelan-pelan.

“Bagas...Ayo ke depan,perkenalkan nama ayah,ibu,dan saudara Bagas ke teman-temanmu !”.

Tiba-tiba Ia menangis Loh,kenapa menangis?” Kataku lagi

Teman-temanya bilang “Bu,celana Bagas basah dan bau Buu!”

“Ih. bau Bangkai !” celetuk Irvan anak yang lebih usil.

‘’Iya Bu, benar !” anak-anak yang lain berdiri sambil menutup hidung.

“Sudah...sudah...Ayo, Bagas berdiri Nak !” pintaku.

Ia malah semakin kencang menangisnya.

Akhirnya aku harus memakai jurus kelembutan hati dan belaian mesra yang sudah biasa aku lakukan ketika bayiku dulu merajuk he..he..

Kuusap kening dan air matanya dan kubisikkan kata-kata yang lembut.

“Sayang, Bagas anak pintar,pemberani,dan cakep”jurus mulai kuterapkan.

“Bagas sekarang sudah kelas 1 kan? Berarti sudah jempol,sudah gedhe “, sambil terus kuelus rambutnya.

“Ayo ! Bu guru antar ke kamar kecil dan Bu guru ganti celananya”.

Aku ingat bahwa di almari kantor banyak sragam yang memang disediakan untuk murid yang ingin beli sragam baru.

“Biar teman-temanmu tidak mengeledek Bagas bau ?” pelan tapi pasti terus aku merayu.

Akhirnya Bagas pun mau berdiri dan berjalan pelan ke kamar kecil siswa.

“Anak-anak...Bu guru mengantar Bagas dulu ya,silahkan duduk kembali” pintaku.

“Iya Bu Guru!” jawabnya serentak.

Celana Bagas aku buka kemudian aku bersihkan dengan sabun yang sudah disediakan di kamar kecil .

Celana yang sudah kusiapkan kupakaikan kembali.Bau harum dari sabun mandi membuat ia PD kembali dan siap masuk ke kelas bersama teman-temanya,sedang bangku yang terkena kotoran dikeluarkan dari kelas terus dicuci oleh bu kebun.

Wajah sumringah dan mulai tampak tersenyum menghiasi bibir Bagas.

Teman-temanyapun tidak ada yang meledek lagi,justru malah bersenda gurau riang gembira sampai akhir pembelajaran.

Rasanya lega dan amat bersyukur karena setiap hari bertemu dengan anak-anak yang masih polos dan masih perlu bimbingan dan arahan.Serasa mengasuh anak-anaknya sendiri seperti kebiasan waktu di rumah.

Kelucuan dan kepolosan mereka membuat kangen saja,candaan dan jawaban lucu ketika ditanya membuat guru terhibur disaat penat.

Semoga mereka menjadi anak-anak yang berguna bagi agama,nusa,bangsa dan membahagikan keluarganya.

Suatu hari kelak dewasa nanti,pengalaman menarik ini pasti masih diingat oleh Bagas atau anak yang memiliki pengalaman yang sama denganya.

Barokallohu fikum ya talaamizd..

MUNCAR 20 MARET 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bu gurune pinter tur apikan

20 Mar
Balas

begitulah jurusku ha..ha..

20 Mar
Balas



search

New Post