Azis Sumarno

Guru di SDN Parangmaha sekolah yang selalu membuatku semangat mengajar karena anak-anak yang luar biasa....

Selengkapnya
Navigasi Web
Era 60-90 an Ceritanya Copas tapi mengingatkan Jaman Dahulu.

Era 60-90 an Ceritanya Copas tapi mengingatkan Jaman Dahulu.

Maaf..πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ Tulisannya panjang....tapi kalo sementara dibaca...ketawa ki..

Nostalgia Indah “Manusia” lahir tahun 60-90an ….

Kita yang saat ini berusia 50 tahun ke atas…

Kita yang lahir 1960-1980an

Pergi sekolah jalan kaki

Ndak pernah diantar apalagi dijemput

Pakai baju & sepatu sendiri

bahkan kadang hanya pakai sandal

Baju disterika pakai arang

Kadang melekat di baju sisa arangnya

Hujan tak ada payung

terpaksa hanya pakai daun pisang

Tak ada jas hujan,

tapi biasanya pakai kantong plastik...tdk pakai tas, hanya pakai kresek atau kantong plastik bekas bungkus sarung..

Pulang sekolah tak ada tidur siang

Karena harus pergi mengaji

Sebelum mengaji harus angkat air di rumah guru mengaji

Terlambat mengaji dihukum dengan “ di epe”

(jari dijepit diantara rangkaian rotan).

Berlomba cepat pulang saat mengaji

Singgah di sungai …

Berenang sembari tangan ke atas bawa sepatu

Meski kotor tapi tak pernah kita gatal2

Main hujan tak pernah influenza

Karena kita sangat bersahabat dengan alam

Senangnya mengerjai teman sekolah

Menyimpan gula karet di tempat duduknya

Atau menempel kertas dibelakang bajunya

Bertulis, “saya orang gila”

Atau menyimpan barang “aneh” dibangkunya

Misalnya jangkrik atau kecoa

Bangku yang panjang dan kursi panjang

kalau Guru tahu, dicambuk satu kelas…

Perempuan Bermain pakai karet

Maddanda (Melompati gambar di tanah)

Mammini (Melompati talian karet)

Maggulaceng ()

Mabbekkele (pakai bola dan bantal2 kecil)

Yang laki-laki ma enggo (dikejar)

Mang asing asing (menghadang)

Manggolo (main bola)

Mattingko (umpet)

Ma' baguli (main kelereng)

Kalau gabung palingan

Makkasti

Mabboi

Maccukke…

dan tentu yang paling mengasyikkan

adalah main layang-layang

disertai pitu-pitu (suara pita yang dipasang dilayangan)

Sakit kita tak pernah dibawa ke dokter

Tetapi ditempeli saja ramuan daun2 di jidat

Kalau parah sedikit paling ke puskesmas

Obatnya hanya antalgin dan paracetamol

Terserah mau penyakitnya apa…

Tak ada penyakit yang membahayakan

Hanya semacam salesma

Atau kena paku di jalan

Atau kena pecahan beling

Atau jatuh karena kajili-jili saat bermain...setelah dianggap sehat, biasanya dimandi pakai ramuan daun daun atau di asapi...

Semua teman sama

Tak ada pacar-pacaran

Bermain berbaur laki perempuan

“kalau orang dewasa mengejek kita pacaran sama si “anu”

Wajah kita memerah karena malu

Kadang kita menangis karena tidak terima diejek

Pulang “mappicceng” (mengadu) ke orang tua

Tapi orang tua cuma ketawa

Kita dipukul guru di sekolah

Atau dijemur di depan kelas

Disuruh berdiri dengan satu kaki

Dilempar penghapus sampai memutih muka

Tak pernah kita mengadu ke orang tua

Kita takut sekali sama bapak dan ibu guru

Coba mengadu ke orang tua, pasti kita yang salah

“Karena kau memang madongo (bodoh) dan mebetta (nakal)

Jajanan di sekolah tidak ada yang bahaya

Permen gula merah yang dialirkan dipelepah pisang

Roti pawa

Taripang

Sanggara utti (pisang goreng)

Sanggara lame (ubi goreng)

Gorengan pake tai minyak (Endapan minyak goreng)

Minum es lilin

atau minuman khas warna merah jambu

Pake prambosen

atau sirup DHT

Kadang sampai tamat masih punya utang di kantin

Kalau tidak sampai ke sekolah

ataukah bolos

ataukah cili (cepat pulang)

Karena guru ada acara atau rapat.

Kita tidak tawuran

Apalagi narkoba, kita belum tahu semua itu

Tapi…Singgah menonton penjual obat di pasar

Televisi belum banyak

Hitam putih pakai lemari

Dengar musik pakai radio transistor kalungan

Dengan music di radio RRI

atau kaset pakai pita

yang diputar pakai pinsil atau korek api

kalau gulungan kaset sikota2 (kusut)

Ribetnya minta ampun

Listrik belum dua puluh empat jam

Kadang belajar pakai pelita

Hitam semua hidung sebab asapnya

Tontonan favorit saat itu adalah….TVRI

Si Unyil

ACI (Aku Cinta Indonesia)

Rumah Masa Depan

Aneka Ria Safari

Kamera Ria

Dunia Dalam Berita

Film Cerita Akhir Pekan

Selekta Pop

Keluarga Cemara

Cerdas cermat (SD)

Tebak Tepat (SMP)

Cepat Tepat (SMA)

Film kartunnya si Huma dan Windi

Kuisnya berpacu dalam melodi

Kalau ada acara pernikahan atau hajatan tetangga

Kita asyik bermain sampai larut malam

Karena kita tak dicari orang tua

karena mereka juga sibuk

Sampai-sampai kadang tidak ke sekolah

Lalu, ketemu guru di acara pesta/hajatan,

Lari sembunyi takut ditanya

“mengapa tidak ke sekolah?”

Saat telah remaja atau dewasa

Kita menyukai teman

Tapi malu bilang

Sampai tak pernah berani mengatakan

Dingin semua tubuh saat bertemu

Hanya pakai surat cinta

Yang dibeli di toko

Berwarna merah jambu

Harumnya khas

Kalau ada acara mau juga foto-foto

Masih pakai rol 10, 24 atau 36

Kalau “klise” nya terbakar…ampun deh…

"cucinya" hanya tempat tertentu

hanya ada di kota

ditunggu sampai bermalam

bahkan sampai berhari2

ketika itu namanya Kodak

jadi kalau minta di foto bilang

“Kodak ka dulu”

Karena rol yang dipake hanya dua

Kodak (kuning) atau fuji film (hijau)

Kalau lagi panen

Enaknya makan di sawah

Di rumah seperti gazebo

Atau di atas pematang

Ke sawah “massangki” (menebang padi)

Massampa (memisahkan biji dengan pohon padi)

Mangesso (menjemur padi)

Mappaberre (penggilingan)

Sisa kulit padi menjadi “awang”

Lalu dibakar di bawah rumah

Bersama teman “maggoce goce" (mabbenno) (semacam pop corn)

atau makkambacu (tdk merekah)

Kalau pergi2 jalan kaki

Hanya orang kaya yang pake motor

Itupun motor bebek

atau motor Binter

Apalagi naik mobil

Mobil hanya yang punya pak camat

Mobil Toyota warna orange

Yang populer kala itu naik sepeda

Bernama sepeda jonga

Atau disebut sepeda singking

Kadangkala harus mabbendi (dokar)

atau Makkaroba (dokar terbuka)

Kalau dikasi uang paling lima rupiah

Itu sudah banyak

Karena jajanan hanya satu rupiah

Uang kertas seratusan warna merah

Hanya milik anak orang kaya

Yang menggelikan adalah

soal buang air besar

belum ada toilet di rumah

terpaksa jauh ke belakang

disemak-semak

atau di sawah

di atas sungai/kali

Sumur jauh dari rumah

Angkat airnya jauh sekali

Pergi ke hutan

atau ke ladang

mencari kayu bakar

Masih pakai dapo (tungku tanah)

Pancinya bernama lowa

(semacam panci tapi dari tanah)

Meniup api pake bambu

namanya Pabberung

tidak pake minyak tanah

tapi dengan daun kelapa kering

Begitulah sebagian nostalgia

Mereka yang lahir tahun 70-90 an ke atas…

Kalau Anda pernah merasakan ini semua

Pasti tersenyum sendiri

Atau mungkin terharu…

Atau bahkan saking terharunya

Tak terasa air mata menetes

Mengenang betapa indahnya

Hidup kita yang lalu

Terasa ingin kembali

Ke dunia itu yang meski susah

Tapi terasa sungguh bahagia....

πŸ˜πŸ˜πŸ™πŸ™ #copas

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lama tidak kelihatan bang Aziz, semoga sehat selalu. Edisi nostalgia ceritanya. Siip!

14 May
Balas

Siip Pak.

17 May
Balas



search

New Post