Tuhan, Jaga Dia!
Aku selalu mencari cara untuk bisa menemui sahabatku, setelah kepergiannya waktu itu. Janganpergi sekarang, nanti kita ga ketemu lagi. Aku memohon saat diamenceritakan rencana untuk pulang ke kampung halaman. Aku tau pintaku ituegois, orang tuanya sedang sakit. Sebagai anak yang berbakti dia memang haruspulang merawat orang tuanya. Tapi bagaimana dengan cita-cita kami, impian kamidan semua harapan yang kami rajut bersama selama lima tahun terakhir. Aku masih belum merelakan kepergiannya. Sampai suatu saat hari dimana dia benar-benar pergi,bahkan tanpa ada kabar lagi. Aku mencari alamat rumahnya bahkan aku relamelintasi pulau, melakukan perjalanan dan bertanya sana sini, hanya untuk menemui sahabatku. Apa yang ku dapat? Aku berhasil menemukannya dan ternyata dia sakit dan ponsel miliknya rusak. Itu sebabnya dia tak dapat memberi kabar padaku. Oh Tuhan, apakah dia ga punya ide mencari cara lain untuk sekedar memberi sedikit kabar padaku? Aku sangat mengkhawatirkannya. Aku tak bisa menemuinya untuk waktu yang lama, hanya mengantar ijazah miliknya titipan dari pihak kampus karena pada waktu wisuda pun dia tak bisa hadir.
Akhirnya kami benar-benar berpisah karena dia memutuskan menikah dalam waktu dekat. Rencana menikah yang sebelumnya juga tak pernah dia ceritakan padaku, bahkan aku tak mengenal siapa laki-laki yang melamarnya. Aku berusaha untuk menghadiri hari pernikahannya dengan memesan tiket pesawat, tapi ternyata hari itu bertepatan dengan test CPNS di kota yang berjarak sangat jauh darirumahnya. Aku sedih dan kecewa tak dapat menyaksikan hari penting dalam hidup sahabatku. Di tahun-tahun pertama setelah aku berhasil menemuinya aku masih intens berkomunikasi melalui SMS. Setelah kabar kehamilannya, aku mulai jarang berkomunikasi karena telpon atau SMS ku jarang sekali mendapat respon.
Setelah beberapa bulan baru dia membalas pesanku, dengan kabar kalua selama masa kehamilannya dia mengalami sakit parah. Setelah beberapa waktu dia menghilang lagi, bahkan setelahnya beberapa tahun kemudian Dia memberi kabar melalui whatsapp milik ibuku. Hanya beberapa hari kami berkomunikasi, pada masa pandemi setelah itu dia menghilang lagi sampai hari ini. Nomor Whatsapp sudah tidak aktif, centang biru dan tak bisa terhubung dalam panggilan whatsapp, namun masih terhubung pada sambungan seluler. Entah berapa kali aku melakukan panggilan dan mengirim pesan singkat, mungkin ratusan kali dan satupun tak ada respon dari semua panggilan ataupun balasan SMS. Aku salah apa, hingga kau menghindar dariku, aku sangat merindukanmu sahabatku. Tuhan, tolong jaga dia untukku!. Meski raga ini tak bisa bersama, meski tak tau apa lagi tentangmu. Namun kasih dan doaku selalu ada tak terhalang jarak dan waktu. Aku akan selalu mengasimu sahabatku.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
trimakasih sudah mampir Pak Sandi