GIGI OH GIGI
GIGI OH GIGI MENGUJI KESABARAN
Hari ke-2
#Tantangan gurusiana.id
Hari ini ada jadwal kontrol gigi putraku yang ke-2.
Sudah tak terhitung ini sudah kunjungan yang keberapa. Sejak di diagnosa dokter, bahwa gigi anakku harus menjalani perawatan secara intensif.
Membutuhkan waktu cukup lama, karena harus melalui proses secara bertahap dan butuh biaya yang tidak sedikit.
Kami sekeluarga punya kartu BPJS. Tapi karena pakai BPJS itulah, Kami dituntut untuk bersabar mengikuti prosedur yang berlaku di sebuah RS yang mempunyai kebijakkan masing- masing.
Masalahnya sekolah anakku sudah pindah ke Cirebon. Saat sekolahnya berlokasi di Bogor, suamiku setiap 2 minggu sekali menjemputnya dari Depok, jika ada jadwal kontrol.
Anakku sudah merasa lelah untuk melakukan perawatan giginya. Tapi Aku tetap membesarkan hatinya, agar bersabar. Pasalnya, gigi yang rusak adalah 3 gigi depan, gigi permanen tentunya, karena usianya sudah menjelang 14 tahun. Usia remaja, dimana dia akan kurang percaya diri dengan penampilan giginya yang seperti itu.
Gigi depannya yang tengah rusak dan patah. Dan itu harus diberi 'Jaket Gigi' dengan perkiraan biaya 2,5 jt, biaya itu tidak di cover BPJS. Biaya yang cukup fantastis buat ukuran ekonomi keluarga kami.
Untungnya gigi kanan - kirinya cukup dengan ditambal saja dengan biaya sekitar 400-500ribu/ gigi. Untuk yang ditambal, sebenarnya dicover oleh BPJS. Tapi karena kawatir keburu bulan puasa waktu itu, dan kwatir giginya makin rusak dan patah lagi, Aku memutuskan dengan biaya mandiri untuk dua gigi tersebut.
Kini, masalahnya hanya gigi tengah itu yang harus pakai Jaket Gigi.
Seyogyanya, hari ini ada jadwal kontrol. Tapi karena adanya PPKM, dokter di RS itu, hanya melayani konsultasi saja dan tidak melakukan tindakkan kecuali urgent, hingga PPKM berakhir. Itupun belum tahu akan diperpanjang PPKMnya atau tidak.Demikian informasi yang yang kudapat dari petugas pendaftaran di RS itu.
Qodarrulloh, informasi itu kudapat setelah aku mengambil nomor antrian dan duduk menunggu sekian lama, untuk dipanggil menyerahkan berkas nomor antrian.
Ya Allah, Aku betul- betul kecewa. Bagaimana tidak.Sepulang ngajar, walaupun lelah dan kepanasan, Aku menyegerakan mengantar anakku ke RS. Demi mendapat nomor antrian lebih awal.
Alhamdulillah ,Aku dapat No.5 .
Aku senang, lalu cari tempat duduk yang nyaman. Rencananya Aku akan menunggu sambil menulis untuk tantangan di gurusia.id. Tapi Aku harus menerima kenyataan seperti itu. Aku kasian pada anakku. Pasti dia lebih besar kecewanya daripada Aku.
Akhirnya Kami pulang.
"Ya, sudahlah Mas. Mau gimana lagi? Nanti kita cari dokter yang lain saja ya." Kataku membesarkan hatinya.
Dia hanya diam ,lesu.
Pasalnya, anakku kan gak mau lama- lama meninggalkan sekolahnya yang mondok.
Pesanku untuk para orangtua terutama seorang ibu, harus lebih intens ,teliti dan tegas dalam mengedukasi putra- putrinya dalam masalah gigi. Agar rajin menggosok gigi.Menjaga kesehatannya sejak dini.
Kesehatan gigi itu sangat penting. Satu gigi sakit, seluruh tubuh akan merasakan sakitnya, hingga ke otak. Begitu kata dokter gigi.
Jangan sampai menyesal dikemudian hari, seperti Aku.
Aku benar- benar menyesal dan merasa bersalah, karena Akulah yang berperan sangat besar dengan kerusakan gigi anakku itu.
Terlepas dari banyak faktor. Seperti faktor genetik, makanan dan gaya hidup.
Astagfirullah, mungkin ini rencana indah Allah untuk keluarga Kami.
Semoga Kami bisa bersabar dengan segala ujian hidup ini.
Aamiin

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan keren. Pesannya sangat bermanfaat. Semangat berkarya.
Luar biasa tulisannya , sangat menginspirasi orang tua, itulah perjuangan seorang ibu
Semoga dimudahkan urusannya Bunda