Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa. Kehidupan anak didik kita sebagian besar dihabiskan di sekolah. Apalagi jika menerapkan fullday school. Sebagian besar waktunya mulai pagi sampai sore hari dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa sekolahku adalah rumahku. Mereka menganggap sekolah adalah rumah kedua dan gurunya adalah orang tua kedua pula.

Jika sekolah itu menarik dan menyenangkan, maka mereka akan merasa senang dan jenak di sekolah. Mereka selalu memimpikan kapan akan sekolah dan mereka pun enggan untuk pulang ke rumah. Sebaliknya pula jika sekolah sudah membosankan dan menakutkan, maka anak akan enggan berangkat sekolah dan tidak jenak di sekolah serta selalu ingin segera pulang.

Kapan sekolah itu menjadi rumah kedua siswa? Kebahagiaan dan kesenangan siswa berawal dari ruang kelas yang indah dan menyenangkan. Ya.. Kelas dinamis yang selalu berubah posisi dan hiasannya selalu menjadikan kelas itu hidup dan menyenangkan. Kelas yang cerah, terang, penuh dengan produk hasil belajar, dilengkapi dengan media belajar dan perangkat multimedia yang siap sedia digunakan setiap saat menjadi prasyarat kelas dinamis. Sahabat guru, dapatkah kita menjadikan ruang kelas kita menjadi rumah kedua mereka? mampukah kta mensetting ruang kelas menjadi sumber belajar dan tempat yang menyennagkan bagi tumbuhkembang anak didik kita. Jawanbannya, Yes I Can .. pasti bisa kalau kita mau berubah.