Budaya Antri
Antri., satu kata yang penuh makna dan pembelajaran diri , kadang kita untuk melakukan hal yang satu ini sulit di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti siang ini aku ikut menyaksikan satu diantaranya ada seseorang yang menyerobot saat kita lagi antri beli obat di depan toko obat.
Pemandangan seperti ini acapkali sering kita dapati baik di swalayan ataupun dimana saja. Satu hal yang menjadi pembelajaran bagi kita, bahwa kita kita tidak boleh egois.
Kita sering melihat gambar di televisi terlihat gambar bebek sedang mengantri, ini sebenarnya ada pesan moral yang disampaikan secara tak langsung bahwa bebek saja bisa melakukan hal yang dinamakan antri, kenapa kita manusia yang diberi akal dan hati nurani kadang melanggar bahkan tidak peduli atau menganggap enteng tentang budaya tersebut.
Keutamaan Antri
Antri adalah tanda dari kesabaran. Jelas, orang antri perlu untuk sabar. Orang perlu menunggu, sampai gilirannya tiba. Dalam hidup, orang pun juga perlu untuk sabar. Ia perlu menunggu, kapan gilirannya untuk maju tiba, sambil sebelumnya mempersilahkan orang yang ada terlebih dahulu untuk maju. Semua ada waktunya. Sabar..
Antri adalah tanda kemampuan manusia untuk berproses. Ketika antri, orang harus menjalani proses menunggu, terkadang cukup lama, supaya bisa mendapatkan kebutuhannya. Dalam hidup, orang pun harus berani berproses. Hal-hal baik terjadi pada orang yang berani menunggu, seperti yang sudah saya jelaskan di buku saya beberapa waktu laluUntuk menjadi pintar dan sukses, orang perlu berproses dengan belajar dan berusaha. Orang yang tidak mau berproses, maunya cepat pintar dan cepat kaya, biasanya terjebak dalam korupsi, dan merugikan banyak orang dengan tindakannya. (. (Wattimena, 2010)
Budaya Antri
Pertanyaan yang perlu dipikirkan lebih dalam adalah, bagaimana membangun budaya antri? Langkah pertama adalah dengan pembiasaan. Aristoteles, filsuf besar asal Yunani Kuno, sudah lama menegaskan, bahwa keutamaan datang dari pembiasaan. Kalau kita mau mengembangkan budaya antri, tidak ada cara lain, yah kita harus antri, dan menjadikan itu kebiasaan sehari-hari kita, begitu penjelasan Hans Joachim Störig tentang makna keutamaan menurut Aristoteles. (Störig, 1985)
Kebudayaan iini tentunya akan bisa di wujudkan bila dimulai dari diri sendiri, dan bisa terwujud jika kita mau berlatih. Semoga ke depan kita bisa memaknai arti pentingnya antri, dan tak akan terlihat seperti yang saya saksikan siang tadi di depan toko obat ada orang yang selonong boy saja. Semoga pembelajaran hari ini bisa diambil hikmahnya terutama untuk diri pribadi dan pembaca umumnya
#Tantangan Gurusiana hari (ke-85)
Atlaili
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu. Sy jg pernah membahas tema ini di awal tulisan sy. Negara tetangga seperti Singapura telah menerapkan budaya ini.
O, gitu ya bu saya datang ide pas lihat tadi waktu beli obat, mksh bu
Makasih bu artikelnya sangat bermanfaat, budaya antri kdg sulit diterapkan, krn krgnya kesadaran utk menghargai org lain
Makasih juga Bu
Makasih juga bu
Budaya yg harus lebih digiatkan dan dikembangkan di negeri kita inibu..Jepang dan Australia, ..yang diajarkan pertama adalah bagaimana harus antri..karena jk tidak, artinya telah merampas hak orang lain..salam
Makasih Pak Eko, sejatinya seperti itu pak
Budaya yg harus lebih digiatkan dan dikembangkan di negeri kita inibu..Jepang dan Australia, ..yang diajarkan pertama adalah bagaimana harus antri..karena jk tidak, artinya telah merampas hak orang lain..salam
Sering juga jadi korban orang yang tak mau antri, harus sabar. Trims artikelnya, mengingatkan utk membudayakan antri dalam kehidupan.