DZAKI SANG JURU MASAK YANG MEMBANGGAKAN

Atikah Susilawati

Dzaki seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang wiraswasta dan ibunya seorang relawan di lembaga pendidikan milik masyarakat. Dzaki mempunyai seorang kakak yang sedang kuliah di salah satu akademi yang ada di Kota Bandung. Kakaknya seorang anak laki-laki yang cukup ganteng dan ramah.

Di sekolahnya Dzaki tergolong anak yang aktif, berbagai kegiatan sering ia ikuti walaupun ia tidak termasuk anak yang pintar di kelas, tapi ia punya talenta yang cukup baik dan membuat ia percaya diri. Di rumahpun ia tidak terlepas dari pekerjaan untuk membantu ibunya, mulai dari membereskan rumah, menyapu dan bahkan memasak.

Ibunya yang hanya relawan di lembaga masyarakat merasa sangat terbantu dengan pekerjaan rumahnya, ibu Dzaki sadar betul bahwa membayar asisten rumah tangga bukanlah hal yang murah dan tentu saja tidak mampu walaupun sudah bekerja keras. Kegiatan Dzaki sepulang atau sebelum pergi sekolah selain membantu pekerjaan rumah dan belajar yang merupakan tugas pokoknya, ia pun sangat senang membaca buku yang bukan buku pelajaran. Ibunya tidak tahu buku-buku apa saja yang suka dibaca Dzaki, tapi ibunya yakin bahwa di rumahnya tidak ada buku-buku yang menyimpang dari norma yang berlaku.

Suatu hari ibunya sakit, otomatis waktu itu tidak ada yang menyiapkan sarapan. Dzaki tidak berani bertanya seperti yang biasa dia lakukan “ Bun, sarapan apa kita pagi ini ?” Dzaki biasa sarapan pada pukul 06.00 pagi, dan sewaktu ibunya sakit ternyata dia bisa menyiapkan sarapannya sendiri. Dzaki menghampiri ibunya setelah selesai sarapan dan mohon ijin untuk pergi sekolah namun sebelum ibunya mengijinkan dia untuk pergi sekolah, bertanya terlebih dahulu “ Sayang sarapan apa pagi ini nak ?” Dengan sigap dia menjawab “ Bunda jangan khawatir aku sudah sarapan enak pagi ini” Wow keren … anak hebat! … maafkan bunda ya nak, tidak apa-apa Bunda istirahat saja dan diapun pergi sekolah.