Tagur_63

Oleh:Asmy Idris

"Bu, sebentar kita sahurnya pake apa?" tanya si bungsu yang berusia 7 tahun. Tahun ini insyaallah tahun ke 2 adik belajar puasa. Terlama yaa sampai pukul 12.00. Buka pake minum susu dan lanjut lagi sampai sore.

"Ibu baru pulang dari puskesmas. Mungkin kita makan seadanya,ya."

"Ibu sakit? Kenapa tangannya,Bu?" cecar adik melihat ibunya meringis menahan sakit.

"Ibu barusan disuntik vaksin. Kata dokter, ibu harus istirahat. Jadi sebentar, apapun yang ibu masak untuk sahur tidak ada yang boleh protes,ya!" kulihat wajah polosnya mengangguk tanda mengerti kondisi ibunya.

Akhirnya menu sahur pertama Ramadan kali ini betul-betul sederhana. Hanya nasi, udang saos sisa makan malam dan tak ketinggalan kuah asam kerang. Ya, kami terbiasa makan sahur harus ada kuah. Entah kuah asam ikan atau kuah sayur bening.

Alhamdulillah makan sahur terasa nikmat meski tak lengkap. Hehehe, tak lengkap menu dan juga masih ada si Abang dan kakak yang belum balik. Mereka masih di Gorontalo, katanya masih ada kegiatan kampus.

Selesai makan kuambil gawai untuk mengecek Abang dan Kakak. Saat diaktifkan, pesan gambar dari Abang dan Kakak masuk. Rupanya masing-masing mengirim foto menu sahur mereka. Abang sepiring nasi dan sambal terik tempe sedangkan kakak mengirim foto sedang menggoreng telur. Mereka memang lain kampus sehingga kostnya terpisah.

Sedih sebenarnya. Namun ada rasa bangga bahwa sudah mampu bertanggung jawab dengan ibadah mereka. Panggilan video dimulai dan mereka sudah selesai makan sahur. Insyaallah Minggu depan sudah balik dan bisa berkumpul menjalankan ibadah puasa ramadhan sekeluarga.

**

ParigiMoutong, 4 April 2022