ASIH SUSIATI

Asih Susiati. Lahir di Cilacap tanggal 28 Oktober 1979. Lulus S1 Pendidikan Biologi pada tahun 2004 dan menyelesaikan Magister Pendidikan Biologi pada tahun 201...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tenang dan Menenangkan

#TantanganMenulisGurusiana365Hari

#HariKe4

Tenang dan Menenangkan

Oleh: Asih Susiati

Jadi insan itu harus senantiasa berusaha berbuat baik. Berbuat baik pada saat kapan pun, dimana pun, dengan siapa pun dan dalam kondisi bagaimana pun. Namun terkadang sebagai manusia biasa, kita juga pernah bertemu atau berinteraksi dengan orang lain yang terkadang menguji kesabaran kita, dan ketenangan kita.

Disituasi seperti ini, mungkin kita benar-benar berada di titik paling bawah sehingga terkadang merasa tak satu pun manusia yang dapat membantu dan menolong kita. Namun, jangan panik dan tetaplah tenang. Ingatlah bahwa ketika tidak ada satu pun orang yang menolong kita, justru Allah lah yang langsung akan menolong kita. Allah senantiasa selalu terjaga. Menjaga hambaNya yang beriman.

Terkadang juga, kita menemukan orang-orang yang menguras emosi jiwa kita. Karena ketidakselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan kita dengan mereka. Mereka bukan tidak baik, namun lebih tepatnya, mereka tidak memiliki chemistry dengan kita. Aura dan vibrasinya berbeda dengan kita.

Disekitar kita, ada beberapa yang kadang juga tak mengenal balas budi. Bukan kita ingin pamprih. Namun, kita adalah makhluk sosial yang tak lepas dari berinteraksi dengan sesama. Terkadang kita membutuhkan mereka, dan mereka juga membutuhkan kita.

Sebagai insan beragama kita diajarkan untuk saling menghormati, saling memahami kondisi dan perasaan, serta saling mengasihi terhadap yang memerukan. Kita juga diajarkan untuk senantiasa berbudi pekerti yang luhur. Kita seyogyanya harus berusaha membalas budi baik orang lain dengan kebaikan pula. Walaupun kebaikan tersebut hanya sebesar zarah.

Suatu ketika, kita juga berhadapan dengan orang yang berbuat keburukan, membuat kita tidak tenang, yang tidak tahu balas budi. Tentunya dengan terpaksa kita juga akan enggan untuk menolongnya lagi. Kita bahkan tak sudi berbuat baik padanya. namun, jangan kita balas keburukan mereka dengan keburukan lagi. Karena hal itu justru akan memperburuk diri kita. Kita harus senantiasa menjaga silaturahmi.

Ingatlah! Tenang bukan berarti tak mampu. Tenang tidak identik dengan kalah. Tenang bukan pula lambat. Namun, tenang membuat kita berwibawa.

Tenang adalah seni menyampaikan kritikan dengan bahasa yang lembut. tenang adalah penyampaian fakta keras dengan cara yang sopan dan santun. Tenang adalah penolakan berat dengan cara yang ringan.

Belajar untuk tetap tenang memang sulit. Kita masih harus terus dan tetap belajar untuk tenang. Kelak, kita pasti dapat berperilaku tenang. Tetap tenang dalam situasi apa pun, kapan pun, dan dimana pun.

Sejatinya, belajar tenang memang menyenangkan.Tetaplah tenang dan menenangkan.

Cibitung, 21 Juni 2021.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siap untuk belajar tenang yang menyenangkan Bunda. Semoga sehat selalu dan selamat ber SKSS

21 Jun
Balas



search

New Post