Asiah Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KETIKA KEPEKAAN ITU LENYAP

Kita sangat tahu bahwa kita hidup membaur dengan individu lain, bermasyarakat pun tidak berkotak kotak. Kita sangat menyadari bahwa kita hidup ditengah lautan manusia dengan dikelilingi berbagai karakter yang tidak jarang membuat kita menggerutu. Bahkan mungkin kita memiliki permasalahan yang sama. Kita berpijak pada bumi yang sama, menghirup udara yang sama bahkan bernaung pada langit yang sama pula. Kita juga memiliki tujuan yang sama yaitu mencari kebahagiaan dan bukan “kesenangan semata”. Ketika kita keliru memaknai tujuan hidup itu hanya berorientasi pada kesenangan semata maka kita tidak perlu berfikir keras tentang cara baik dalam mewujudkannya. Kita memang tidak menumpang tidur di tempat orang lain, tidak meminta makan dengan orang lain, dan tidak mengiba keapada orang lain untuk memenuhi semua keperluan kita karena kita bisa melakukannya sendiri. Kita juga mungkin mampu membangun tempat tinggal yang super megah, membeli apartemen, membeli mobil super mewah nan mahal, tetapi apakah pernah terpikir oleh kita untuk apa itu semua? Sebagian dari kita mungkin merasa bangga dengan banyaknya kekayaan yang kita miliki, dengan hebatnya pola pikir kita yang tiada tanding, dengan ketepatan kita menilai dan memandang sesuatu, tetapi apakah itu semua harus dipertontonkan di depan umum? Dulu, kepekaan itu masih bisa ditemukan dan begitu kental dirasakan terutama di pedesaan. Dulu masih banyak yang saling peduli, saling simpatik, saling empati. Tetapi sekarang kekentalan kepekaan itu seperti tenggelam ditelan bumi. Banyak orang hanya peduli pada urusan sendiri, berkutat pada kepentingan sendiri, memikirkan perut sendiri tanpa peduli dengan keadaan di sekeliling. Kenapa masih ada sampah berserakan dan menggunung hingga menimbun jalan? Di mana diletakan kepekaan terhadap lingkungan? Seharusnya kita terinspirasi dari pemulung yang mengurangi tingginya gundukan sampah itu. Kenapa hampir semua WC umum dipenuhi oleh aroma BAK dan BAB? Tak punya waktu kah walau hanya sekedar membersihkan bekas kita? itu kah kebiasaan yang di lakukan di rumah? Atau itu adalah karakter? Kepekaan perlahan lenyap seiring bergulirnya waktu, kepekaan perlahan lenyap ketika tidak saling menyapa, kepekaan perlahan lenyap ketika kita egois, kepekaan perlahan lenyap ketika hati jauh dari rasa memiliki, kepekaan perlahan lenyap ketika aku dan kamu, kita dan mereka bukan siapa siapa.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post