BUNTU
Berkali kali kokok ayam memekik telinga, tiga gelas gelas kopi hitam sudah masuk ke kerongkongan ku, aku hanya asyik memutar mutar si hitam di tangan sembari berimajinasi,mencari inspirasi.
hingga laungan merdu mu’adzin mendayu berkumandang bersahutan, si hitam belum menggores satu aksara pun pada si putih di atas meja. Seluruh imajinasi seperti tidak ada yang pantas untuk kugoreskan pada si putih. Si putih mulai lelah, masih saja si hitam belum mampu menuangkan sesuatu. “Ya sudah...ini saja judulnya, ini saja tema nya..itu nggak menarik, itu nggak booming, itu miskin ide” bisik hatiku.
Si hitam masih saja kumainkan sesekali menerawang khayalku hingga ke angkasa mencoba mencari yang pantas di tuangkan pada si putih. Aku masih bersandar di kursi, menengadahkan kepala ke langit langit rumah, sesekali menjambak rambut berharap meredamkan kebuntuan yang menurutku sudah stadium empat.
Sang surya mulai menyemburkan sinar di ufuk timur, si putihku masih bersih tak ada apa apa di sana walau sekedar tanda baca. Tangan ku masih memutar si hitam dengan rambut dan muka yang tak berbentuk. Ku turunkan si hitam dari tanganku, ku tuliskan sebuah frase pada segi empat putih itu “DALAM KEBUNTUAN”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar