Asiah Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BAHASA INGGRIS vs TIK (PENGURANGAN JUMLAH JAM PELAJARAN)

Tidak tahu persis berapa kali Kurikulum 2013 sudah mengalami revisi. Akan tetapi sudahkah mampu memberikan angin segar khususnya pada dua mata pelajaran yakni Bahasa Inggris dan TIK pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas? Pengurangan jumlah jam pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang mulanya berjumlah empat jam pelajaran pada kurikulum sebelumnya, kini hanya menjadi dua jam pelajaran saja pada Kurikulum 2013.

Sejauh ini pengurangan jam tersebut bukanlah masalah serius, karena masih ada harapan pada kelas lintas minat mata pelajaran Bahasa Inggris atau pada kelas jurusan Bahasa. Peserta didik yang mengambil pilihan itu, mungkin bisa memperoleh rasio pengetahuan lebih banyak dan terperinci.

Lantas, bagaimana dengan nasib jurusan lain dan peserta didik yang tidak tertarik untuk memilih itu? Pengetahuan apa yang akan diperoleh dengan hanya waktu tatap muka dua jam pelajaran? Walaupun sudah ada perampingan jumlah Kompetensi Dasar, akankah peserta didik mampu menyerapnya hingga mencapai kepuasan hasil pada Standar Kompetensi Kelulusan Ujian Nasional?

Sementara untuk mata pelajaran TIK hanya tersisa satu jam pelajaran yang dikemas dalam bentuk bimbingan. Dalam hal ini, guru mata pelajaran TIK diwajibkan meluangkan waktu bagi peserta didik yang meminta untuk dibimbing. Tidak hanya peserta didik, guru mata pelajaran TIK juga harus bersedia memberikan bimbingan bagi guru dari mata pelajaran lain. Karena, pada Kurikulum 13 telah tertuang bahwa mata pelajaran TIK terintegrasi dengan mata pelajaran lain termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris.

Bukan perkara sulit, jika semua fasilitas untuk menunjang proses pembimbingan TIK sudah tersedia di sekolah dan lokasi sekolah yang mudah di akses. Bukan masalah penting, jika peserta didik memiliki inisiatif untuk mencari pengetahuan tambahan di luar jam sekolah. Tetapi yang menjadi pertanyaan dan perlu diperhatikan adalah apakah semua sekolah sudah terfasilitasi dengan baik? Apakah semua lokasi sekolah terjangkau dan mudah diakses? Apakah peserta didik mampu dan bersedia mengeluarkan dana tambahan walau dengan alasan menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan?

Saat ini yang bisa dilakukan adalah hanya menjalankan dan menikmati keputusan yang sudah dituangkan oleh penentu kebijakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tidak dapat dipungkiri, kemampuan menggunakan dan mengembangkan TIK menjadi hal yang harus dikuasai oleh setiap pekerja, jika TIK hanya terintegrasi pada mata pelajaran yang lain sulit rasanya seorang siswa dapat menggunakan apalagi mengempangkan kemampuan TIK. Kemampuan menggunakan dan mengembangkan TIK akan lebih maksimal jika didukung kemampuan berbahasa Inggris. Karena bahasa yang digunakan pada perangkat TIK didominasi dengan bahasa Inggris. Maka jika jam Bahasa Inggris dan TIK tidak dikembalikan seperti kirikulum sebelumnya, jangan harap pada 100 tahun Indonesia Merdeka itu generasinya mampu bersaing di tingkat dunia.

09 Oct
Balas

setuju

10 Oct



search

New Post