# Tantangan menulis hari ke-98

Membaca judul di atas pasti sudah tidak asing lagi bagi penggemar lagu dangdut. Ya kan?. Kecuali bagi pelakor ( Penyuka lagu korea ) hehehhe. Ya… artikel ini saya tulis di penghujung bulan Ramadhan 1442 H. Mungkin pembaca sudah paham apa yang akan saya tulis selanjutnya.

21 tahun yang lalu, Bapak meninggalkan kami. Tepatnya tanggal 10 Ramadhan 1420 H/22 Desember 1999 M. Beliau menghadap Sang pencipta. Meninggalkan 2 orang istri dan 10 orang anak. Jujur saja, malam ini saya begitu merindukannya. Saya akui kalaulah Almarhum bapak semasa hidupnya sangat disiplin. Terutama dalam pendidikan agama bagi anak-anaknya. Cenderung galak. Menurut saya.

Ternyata apa yang Bapak lakukan dulu, sekarang baru terasa. Memang benar adanya,kalau sudah tiada baru terasa.Alhamdulillah Ibu saya masih ada. Walaupun dengan kondisi kurang sehat. Sejak 5 bulan lalu, beliau tinggal besama adik perempuan saya yang bungsu.

Idul Fitri merupakan momen yang sangat membahagiakan. Karena kita bisa berkumpul dan bersilaturahmi bersama keluarga besar. Namun tidak untuk lebaran tahun ini. Semua sudah maklum dengan adanya larangan mudik. Sudah bisa dibayangkan kemeriahannya akan sedikit berkurang dengan ketidak hadiran beberapa saudara yang tidak bisa berkumpul merayakan Idul fitri.

Apa yang saya rasakan saat ini, mungkin dirasakan pula oleh pembaca lainnya. Apalagi bagi yang tidak bisa mudik. Lebaran tiap tahun pasti ada. Tetapi orang tua kita belum menjadi jaminan masih hidup. Bersyukurlah bagi yang kedua orang tuanya masih ada. Dan berkesempatan untuk merawatnya.

Mari kita berdo’a semoga Allah SWT mengampuni dosa kita dan dosa kedua orang tua kita, dan semoga Allah menyayangi keduanya sebagaimana mereka menyangi kita semasa kecil. Aamiin.

Sukabumi, 11 Mei 2021