Babad Sejarah Sukabumi: "Nyai Arum Pudak Saloyang"
Alkisah pada suatu ketika di jaman dahulu kala sebelum terbentuk Kabupaten dan Kota Sukabumi, sebuah cerita tragis penuh warna menyeruak di hamparan kisah sebuah daerah yang terletak diantara Gunung Salak dan Gunung Gede. Seorang putri cantik bak bidadari, Nyai Arum Pudak Saloyang, menjalin tali kasih dengan seorang ksatria buruk rupa bernama Wangsa Suta. Namun sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan, Wangsa Suta meminta ijin menuntut ilmu terlebih dahulu agar supaya memiliki ilmu sebagai bekal hidup. Diiringi dengan isak tangis sang kekasih hati, sang ksatria pergi menuntut ilmu. Selama menuntut ilmu dari Resi Saradea dalam hal pemerintahan, agama, militer, pembangunan, Nyai Arum Pudak Saloyang mengalami kepahitan hidup tak terhingga dalam rangka mempertaruhkan cinta suci mereka berdua. Beberapa kali ia dipinang paksa untuk menikah dengan lelaki-lelaki hidung belang penyuka dirinya, hingga akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit diancam hukuman mati karena dianggap wanita sial yang selalu membuat mati setiap lelaki yang akan mencelakai dirinya. Wangsa Suta yang harus membuat permukiman terlebih dahulu sebelum menikah setelah selesai menuntut ilmu di Gunung Parang dekat pohon kiara kembar yang berdekatan dengan paku jajar yang dahannya condong ke sebelah selatan menghadap Laut Selatan yang berombak ganas dan berdekatan dengan Tegal Kole tak mampu lagi bertemu dengan calon istrinya yang sudah diselamatkannya namun tetap harus menghadapi hukuman mati karena Resi Saradea gurunya melarangnya karena Nyai Arum Pudak Saloyang sedang diminta oleh jaman dipanggil oleh waktu. Wangsa Suta akan bisa menemui calon istrinya jika Tegal Kole sudah berubah menjadi kota dan akan ada seorang perempuan yang selalu menolong sesama, membantu menghilangkan penderitaan orang terutama para istri yang suka disakiti suami. Ketika masa itu datang, Nyai Arum Pudak Saloyang akan muncul dalam "wanda" baru. (Tamat)
Nyai Arum
Nyai Arum
Harum wangi bungamu
Kembang pudak dalam satu wadah loyang
Memancarkan sinar cinta kemanusiaanmu
Penuh cinta dan kasih
Setata dalam cinta
Sejajar dalam peranan
Antara wanita dan pria
Sama-sama punya potensi
Berbakat dalam setiap karya
Hembusan cintamu
Mendorong setiap wanita untuk maju
Bukan gender melainkan bakat dan potensi
Egaliter dalam kesetaraan
Nyai Arum
Nyai Arum
Silih simbeuh ku wawangi
Silih wawangi
Pada-pada sajajar
Amateguh kadatuan
Tat twan atsu maneh teh kula
Nyai Arum
Nyai Arum
Nyai Arum Pudak Saloyang
(Salopa, Tanah Mandala, Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya, weduk parung gagah (bedas) karang mandala teu kacarita, Senin, 22 April 2019, 14.51 WIB).
Cag di handeuleum sieum
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar