TANTANGAN 30 HARI MENULIS (HARI KE 1)
LATSARMIL
LATIHAN DASAR MILITER….Bila mendengar kata – kata itu, terbayang tentara yang gagah sedang latihanmiliter. Mereka memakai seragam loreng dengan sepatu pdl yang berat, menyandangtas ransel dan memegang senjata, lari, merayap, berguling, atau berjalanbersama pasukannya. Lelah tidak mereka rasakan karena mereka fokus dalammelaksanakan latihannya. Aku suka melihat tentara yang sedang latihan, seringaku membayangkan berada di antara mereka untuk menjalani latihan yang beratitu.
Akhirnyaapa yang aku sering bayangkan tentang serunya latihan militer ini, bisa akurasakan juga. Sakit kaki akibat lecet karena memakai sepatu pdl yang berat,kulit yang hitam karena terjemur matahari, dan satu kata yang selalu di ucapkanbila bertemu pelatih, dan pengalaman – pengalaman seru di saat latihan membuataku sadar bahwa latihan militer itu membutuhkan kesiapan fisik dan mental.
Akubergabung dalam suatu organisasi pemuda yang terdiri dari anak – anak danketurunan veteran dan berada di bawah naungan Angkatan Darat, nama organisasipemuda ini adalah Pemuda Panca Marga (PPM). Setiap tahun organisasi ini mengadakanlatihan dasar militer untuk anggotanya selama satu atau dua minggu di yonif danlangsung dilatih oleh tentara yang ada di yonif tersebut. Tahun 2012, ketikaPPM memberitahukan bahwa mereka akan mengadakan latsarmil yang berlokasi diYonif 310 Cikembar selama seminggu, aku langsung mendaftarkan diri sebagaipeserta. Segala keperluan aku siapkan untuk latihan tersebut. Ransel berisiperalatan yang diperlukan sudah siap, baju dan sepatu pdl sudah rapih, tinggalmenunggu berangkat. Rasanya lama sekali menunggu tanggal pelaksanaan latsarmilini. Akhirnya waktu yang ditunggu – tunggupun tiba, kami berangkat menggunakantruk. Rasa takut tapi penasaran berkecamuk di dalam hatiku saat dalamperjalanan menuju ke lokasi latihan.
Akhirnya,tibalah kami di Yonif 310 Cikembar, Sukabumi. Disana kami disambut dengan teriakan– teriakan supaya kami cepat turun dari truk, dan langsung berbaris. Kami dikumpulkan di lapangan yang sangat luas, berbaris dalam pasukan besar kemudiandiadakan apel pembukaan menandakan bahwa kami sudah harus siap dilatih. Jumlahkami semuanya ada 550 orang terdiri dari 540 laki – laki dan 10 perempuan. Kamidatang dari berbagai daerah, ada yang datang dari Bandung, Cirebon, Bogor,Cianjur, Jakarta, Tasikmalaya, Subang dan Sukabumi sebagai tuan rumahnya. Setelahapel kami digiring menuju ke barak – barak yang menjadi tempat tinggal kamiselama seminggu nanti. Kami hanya di kasih kesempatan untuk menaruh ransel, (ranselberisi pakaian yang sudah kami siapkan ternyata tidak boleh dipakai). Jadiselama seminggu kami hanya memakai satu pakaian saja, yaitu pakaian pdl yangberwarna hitam yang sudah kami kenakan ketika kami berangkat. Semua yang kamilakukan selalu harus cepat, di hitung dan diteriakin, serta di hukum samapelatih bila kami bergerak lambat atau tidak sesuai dengan perintah mereka.
Kalauanda pernah mendengar kata – kata “welcome to the jungle”, itu yang aku rasakansaat aku masuk di yonif 310. Setiap ketemu tentara di sana, kita harus selaluhormat dan bilang “siap pelatih”. Setelah kami menaruh ransel, kemudian kami disuruh kumpul lagi di lapangan untuk makan bersama. Di tengah lapangan kami disuruh berbaris berhadapan kemudian duduk dan mulai makan dalam hitungan 5, begituhitungan ke 5 selesai, aba - aba berdiri, berlari cepat, dan berguling – gulingmenuju ke arah pinggir lapangan harus kami segera kerjakan. Setelah dipinggirlapangan, kami berdiri lagi, berlari menuju ke tengah lapangan, berguling -guling menuju makanan yang belum kami habiskan. Saat kami berguling menuju kearah nasi yang harus segera dihabiskan, dalam hitungan ke 5 nasi tersebut harushabis. kami tidak tau apakah itu nasi yang kami makan sebelumnya atau tidak,pokoknya kami harus cepat – cepat berguling menuju nasi yang terdekat dan harussegera dihabiskan. Saat itu kami cuma berpikir untuk cepat melakukan perintahtanpa melakukan kesalahan. Begitu hitungan ke 5 selesai terdengar aba – abauntuk sikap push up dan kami harus melakukan push up 30x dan segera berdiridengan sikap sempurna. Langsung banyak peserta yang muntah, karena tidakterbiasa dengan cara makan seperti tadi. Kami melakukan latihan sampai jam 9malam, setelah itu baru kami di izinkan menuju barak kami untuk tidur. Benar –benar hari pertama yang melelahkan.
Dalam kondisi tertidur lelap, jam 3 kamidibangunkan dengan kerasnya dentuman dantembakan senjata yang diarahkan pelatih ke barak – barak. Bahkan ada pelatihyang menembakkan senjatanya dan teriak – teriak di dalam barak untukmembangunkan kami semua. Kaget, takut campur bingung karena baru terbangunmembuat kami tidak siap dengan kondisi tersebut. Kemudian terdengar lagi bunyidentuman dan aba – aba dalam hitungan ke 5 sudah berada di tengah lapangan yangjaraknya lumayan jauh dari barak. Banyak dari kami yang ketika kumpul dilapangan dengan kondisi yang kacau, ada yang cuma pakai celana dalam, ada yangsepatu baru di pakai satu dan belum memakai celana panjang, ada yang baru pakaibajunya, ada yang masih memakai kaos dan sarung, benar – benar kacau. Di lapanganyang udaranya sangat dingin dan langit masih gelap, kami di bentak – bentakpelatih setelah melihat kondisi kami, akhirnya kami semua disuruh lari 3xlapangan dan push up sebanyak 50x. baru setelah itu kami disuruh balik lagi kebarak untuk mandi dan memakai seragam latihan kami. Kami dikasih waktu hanya 30menit dan langsung berkumpul lagi di tengah lapangan untuk pelaksanaan apelpagi.
Iniadalah hari kedua kami di tempat latihan. Kami harus segera menyesuaikan dengankondisi latihan, berusaha cepat mengenal teman – teman dan pelatih. Pada saatapel, kami dikasih tau kalau semalam ada 50 peserta yang diam – diam minggat.Dan di saat apel pelatih mengatakan untuk hari ini saja peserta dipersilahkanmaju ke depan bila tidak sanggup untuk segera dipulangkan. Bila tidak maju kedepan, berarti peserta siap untuk melaksanakan apapun yang diperintahkanpelatih. Ternyata ada 50 peserta yang maju dan menyatakan dirinya untukdipulangkan. Benar – benar kejutan, dalam satu hari 100 peserta gugur karenatidak sanggup dengan kondisi latihan yang mereka anggap sangat berat danmembutuhkan fisik serta mental yang kuat. Di hari kedua ini, hujan mengguyurtempat kami dari pagi, dengan kondisi hujan deras, kami tetap berada dilapangan untuk latihan. Baju basah, badan menggigil, dengan materi latihan yangberat dan makan yang harus cepat, membuat beberapa teman menderita sakit.Akhirnya pelatih membentuk satu pasukan baru yang disebut pasukan SS yanganggotanya adalah dari peserta yang kondisinya sakit tapi bertahan untuk tetaplatihan. Kami tetap latihan sampai jam 9 malam. Karena masih turun hujan, makalatihan malam dipindahkan ke ruangan dan kami mendapatkan pembekalan materitertulis. Baju masih basah, duduk diam di dalam ruangan dengan udara dinginyang sangat menggigit membuat kami semua menggigil kedinginan. Pada saat itujantungku sempat anfal, tapi aku minta ke temanku untuk tidak lapor, akuberusaha membuat debaran jantungku normal kembali dan mengatur nafas agar akutidak sampai pingsan. Aku tidak mau dimasukkan di dalam pasukan SS. Akhirnyawaktu menunjukkan pukul 9 malam, waktunya kami untuk bisa beristrirahat.Alhamdulillah, latihan hari kedua bisa kulalui dengan baik. Walaupun dari kamiada 30 orang yang dipulangkan karena kondisi sakit.
Jam3 malam, kami kembali dibangunkan dengan bunyi tembakan dan teriakan – teriakandari pelatih dan perintah untuk segera ke tengah lapangan. Kali ini aku sudahmempersiapkan diriku supaya tidak mengalami kejadian seperti kemarin. Aku tidurlengkap dengan baju dan sepatu pdl yang melekat di badan. Hanya topi latihanyang aku lepas. Jadi ketika dibangunkan, aku tinggal mengambil topi dan segera berlarike tengah lapangan. Lucunya, walaupun kemarin kami sudah mengalami caradibangunkan yang sangat heboh, ternyata tetap saja ada teman kami yang saatkumpul di lapangan masih dengan kondisi seragam tidak lengkap. Akhirnya kamisemua kembali di hukum dengan porsi hukuman yang lebih banyak. Di hari ketigaini, kami mulai menikmati ritme latihan yang berat dan padat, kami di bawa kelapangan latihan yang berbeda, cukup jauh dari lapangan tempat kami latihankemarin. Di lapangan ini kami dihadapkan dengan tantangan tali temali, ada yangmenggantung, ada yang membentuk titian jembatan. Dan kami harus menggunakantali temali itu untuk melatih keseimbangan kami. Cukup lama kami dilatih untukterjun menggunakan tali, bergelantung dan menyeberang dengan hanya mengandalkansatu tali sebegai jembatannya. Awalnya aku merasa takut, tapi dengan nekad akuharus melakukannya. Begitu selesai melakukan latihan demi latihan aku merasakannikmatnya terjun dan bergelantung di tali, sehingga aku minta 2x mengulanguntuk terjun dan bergelantung. Suatu pengalaman yang mendebarkan, bergelantungdengan jarak cukup tinggi kemudian melihat ke bawah, semuanya terlihatberukuran kecil. Cara makan kami yang diselingi dengan berlari dan berguling –guling sudah tidak membuat kami muntah dan manfaatnya dari cara makan sepertiini kami rasakan saat kami latihan dengan tali. Ketika kami bergelantungan kamitidak merasakan mual di perut kami karena perut kami sudah terbiasa dengankondisi dikocok saat lari ataupun berguling. Setelah makan siang, kami dibawake tempat latihan yang berbeda. Di tempat latihan ini kami melihat kolam besaryang airnya berwarna gelap. Di kolam ini kami di suruh masuk dan berjalan didalamnya sambil membawa tongkat kayu yang tidak boleh basah. Kami latihansampai sore, setelah magrib kami dikumpulkan di aula, dengan kondisi baju masihbasah kami disuguhi hiburan lagu dengan diiringi gitar dari para pelatih.Ketegangan dan rasa lelah agak sedikit berkurang, baru kami merasakan keakrabankami dengan para pelatih. Baru kami bisa menemukan sisi ramahnya dari parapelatih yang selama ini selalu kami temui hanya wajah galaknya mereka. Jam 9kegiatan berakhir dan kami berjalan ke arah barak dengan hati yang berat, baruhari ini kami pengen berlama – lama dengan mereka. Dan ada lagi 20 orang darikami yang dipulangkan karena sakit.
Harike empat, Alhamdulillah acara bangun malam kami tidak lagi diakhiri denganhukuman lari dan push up. Hampir semua teman – teman mengikuti cara aku yangtidur masih dengan pakaian dan sepatu yang lengkap, tidak kami lepas. latihanyang kami jalani adalah latihan menembak. Kami dibawa ke arah lapangan menembakyang lokasinya ternyata paling jauh dari lokasi lapangan lainnya. Setelahsampai di lokasi menembak, kami di ajari tentang jenis – jenis senapan danpistol, jenis – jenis peluru, cara melepas senapan dan merakitnya kembali, caramenembak dari jenis – jenis senapan yang ada di lapangan tersebut dan saat yangpaling kami tunggu adalah kami diberi kesempatan untuk menembak denganmenggunakan peluru hampa. Latihan kami lakukan sampai jam 5 sore. Setelah selesailatihan menembak, kita dikumpulkan di ruangan aula kembali, dan kita diberikanlembaran tes yang berisi pertanyaan – pertanyaan dari latihan yang sudah kitajalani.
Padahari ke lima, setelah rutinitas pagi yang kami jalani. Kami dibawa kembali kelapangan besar, tempat awal kami dikumpulkan. Kemudian kami dibentuk lagimenjadi kelompok – kelompok kecil. Saat itu kami tidak tau apa yang akan diajarkan ke kami. Agak lama kami menunggu, kemudian pelatih membawa tameng –tameng dan pentungan serta tongkat kayu. Ada kelompok yang diberikan tameng danpentungan, ada kelompok yang hanya dberikan tongkat kayu saja. Kami masih belumdikasih tau untuk apa alat – alat itu diberikan kepada kami. Baru akhirnyaketika kami dibariskan, kami dikasih tau bahwa kami akan melakukan simulasibila terjadi demontrasi. Kami mau dilatih untuk menjadi pasukan anti huruhara.maka kami dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok pasukan antihuru hara dan kelompok demonstrasi. Kami diajarkan formasi barisan ketikaberhadapan dengan para demonstran, cara menggunakan tameng dan pentungan,bagaimana menghadapi demonstran bila kita posisi terpisah dari pasukan kita,dan bagaimana cara mengepung para demonstran. Seru dan menarik karena baru kaliini kita merasa diri sebagai bagian dari aparat keamanan. Latihan kami di tengah lapangan tak terasa melelahkan,sampai waktu menunjukkan pukul 5 sore, maka latihan kami selesai dan kamidikumpulkan di aula setelah sholat magrib. Di aula kami diberitahukan bahwabesok kami akan seharian di dalam hutan dengan formasi kelompok kecil yang tadidibentuk. Kami akan di uji survival, yaitu bagaimana kami harus bertahan selamasehari di dalam hutan tanpa bekal makanan dan minuman, Jadi besok kelompok –kelompok kecil akan dilepas di hutan, menghadapi pasukan bersenjata yang siapmenembak dan harus menemukan sendiri makanan dan minuman di dalam hutan. Kemudiandilanjutkan dengan uji menyampaikan sandi di malam hari, di dalam lokasi musuh.Setelah briefing selesai, kami langsung disuruh balik ke barak dan tidur,karena medan lokasi yang kami akan datangi sangat jauh dan dua latihan yangkami hadapi sangat berat.
Jam3 kami dibangunkan, kemudian dalam keadaan masih gelap kami dibariskanmemanjang. Kami disuruh memakai penyamaran siang, karena yang kami hadapi nantiadalah uji di saat siang hari. Setelah selesai mengolesi wajah kami dengan krimpenyamaran siang, kami mulai berjalan ke arah hutan. Perjalanan yang cukupmelelahkan dengan membawa senjata yang cukup berat dan tanpa boleh membawabekal apapun, baik makanan maupun minuman. Kemudian setelah sampai di lokasikami di suruh tiarap di dalam semak – semak. kelompok – kelompok kecil dilepassatu persatu dengan jeda waktu yang cukup lama. Kadang mulai terdengar bunyirentetan tembakan, sayup – sayup terdengar bunyi dentuman, membuat hati kamiyang menunggu giliran untuk dilepas menjadi tak menentu, rasa takut bercampurpenasaran, apa yang terjadi di dalam hutan sana. Dalam masa penantian ini, dalamposisi tiarap aku berusaha menenangkan diri dengan menutup mata dan berdoa agarkelompok kecilku ini tidak ditangkap musuh saat di dalam hutan. Sesekali kamimelihat ada kelompok – kelompok kawan kami yang keluar dari hutan dengan tangandi ikat dan ada yang di tandu, membuat hati kami makin menciut. Akhirnya tibajuga giliran kelompokku dibawa masuk ke dalam hutan. Tidak ada dari kami yangberbicara, mata kami memandang sekeliling, memantau situasi. Pelatih tidakmemberikan petunjuk apapun kepada kami. Di tempat yang ditentukan sebagai awalpelepasan, pelatih menyuruh kami berempat masuk ke dalam hutan. Mereka Cumamengatakan bahwa kami harus bisa menemukan sesuatu yang tidak boleh sama yangbisa dijadikan sebagai makanan dan minuman dan jangan sampai kami tertangkappasukan musuh. Kami dilarang menggunakan senjata di tempat yang dianggap daerahpenduduk desa. Perjalanan di dalam hutan membuat kami sadar, bahwa kami anakkota ga ada bandingnya dengan anak desa yang bisa lebih suvive dalam menghadapialam. Semakin kami masuk, semakin kami waspada dengan ancaman tembakan atausergapan. Ketika melewati daerah agak terbuka awalnya kami jalan terus, tapiaku melihat adanya tanaman – tanaman rempah, aku bilang ke mereka untuk baliksebentar. Benar saja, ternyata tanaman yang aku lihat adalah tanaman kunyit.Maka tanaman itu aku cabut, kemudian tidak jauh dari situ ada tanaman pisang,yang ternyata ada buahnya walaupun masih hijau. Rejekinya kami, aku melihatpohon jambu biji, maka aku periksa da nada buahnya. Masing – masing kawankusudah aku kasih makanan dari hasil temuanku, tinggal aku yang belum dapat. Akubalik lagi ke pohon pisang, di situ aku melihat ada pohon pisang yang batangnyamenggeletak, bekas di tebang. Aku kemudian minta belati dari temanku, akupotong batang pisang tersebut, dan aku ambil batang bagian dalamnya. Batangitulah yang aku ambil sebagai bahan makananku. Kami kumpulkan bahan makanan itudalam kantong dan kemudian kami melanjutkan perjalanan. Tidak lama berselang,kami tiba – tiba di tembaki, untungnya kami sigap. Dengan merayap danberguling, kami berusaha keluar dari areal tembakan tersebut. Ketika kamiberhasil keluar, tembakan berhenti, kemudian kami melanjutkan perjalanan kamilagi. Kemudian kami melihat ada sungai di depan kami. Cuma ada tali titiansebagai jembatannya. Akhirnya kami berjalan pelan meniti jembatan dan berhasilsampai di sebrang dengan selamat, kemudian kami merayap dengan cepat di sampingsungai untuk menghindari tembakan di areal terbuka, baju kami yang basah kamitidak hiraukan. Benar saja tidak lama kemudian kami ditembaki kembali, tapikarena kami sudah merayap dari awal kami sampai, maka kami tidak terkena peluruyang bersliwran di atas kami. Sampai di areal yang aman, barulah kami berdiridan melanjutkan perjalanan lagi. Kami sempat bingung untuk naik ke atas, karenajarak antara sungai dan tanah lumayan tinggi. Akhirnya kami menemukan adanyarumput panjang dan tanaman sulur yang menjuntai di pinggir sungai. Satu persatukami naik ke atas dengan bantuan tanaman tersebut sebagai pegangan. Semuakawanku berhasil naik, tinggal aku yang tidak bisa naik. Aku nyaris putus asadan aku bilang ke mereka untuk duluan melanjutkan perjalanan, biar tidak apa –apa aku ditinggal. Tapi kawanku yang semuanya laki – laki dan masih muda,mereka tidak mau meninggalkan aku. Mereka bilang tinggal satu, tinggal semua.Mereka tidak mau aku tertangkap. Antara sedih dan bahagia dengan tekad mereka,aku berusaha lagi untuk naik, tapi tetap tidak bisa. Akhirnya salah satu darimereka turun lagi, kemudian aku di tarik sama dua kawanku yang di atas dan didorong sama satu kawanku yang di bawah. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa naikberkat bantuan mereka. Dan kawanku yang tadi menolongku di bawah, kami bantuuntuk naik kembali. Kami senang dan berpelukan bahagia, bisa melewati rintanganyang sulit ini. Pelan kami meneruskan kembali perjalanan kami, jalan yang kamilalui makin lama makin terang, akhirnya kami ketemu dengan beberapa pelatihyang duduk di batu. Mereka memberhentikan kami. Kemudian mereka meminta kamimenunjukkan makanan apa yang sudah kami dapatkan. Kami keluarkan dari kantong,kemudiian, kami pegang masing – masing apa yang sudah kami dapatkan tadi.Mereka melihat dan bertanya apa saja makanan itu. Kemudian kami katakana kamimenemukan buah pisang, kunyit, buah jambu biji dan gedebong pisang. Ada pelatihyang dengan suara keras membentak kami, dia bilang apa bisa gedebong pisang dimakan. Jangan sampai kamu meracuni anggota tim mu dengan makanan yang kamubawa. Kaget campur takut sempat aku rasakan, kemudian dengan lantang dan tegasaku katakan bahwa gedebong pisang yang bagian dalamnya bisa dimakan. Aku tauitu dari cerita nenekku, bahwa pada zaman perang pada saat susah makanan,nenekku memasak bagian dalam gedebong pisang untuk dijadikan sayur. Makanya akuyakin gedebong pisang bisa dimakan, begitu jawabku. Pelatih ini agak sedikitterkejut dengan jawabanku yang tegas, kemudian dia bilang, dia tetap tidakpercaya, aku harus buktikan bahwa gedebong itu tidak beracun. Maka aku bilang,siap pelatih, saya buktikan. Setelah aku selesai ucapkan itu, aku langsunggigit dan kunyah serta menelan gedebong pisang tersebut. Tindakanku memakangedebong pisang ini membuat mereka kaget dan berusaha mencegah, tapi terlambatkarena gedebong itu sudah aku telan. Wajah panik dan khawatir dengan tindakankusempat terlihat di wajah beberapa pelatih. Sebenarnya untuk aku sendiritindakanku memakan gedebong pisang ini adalah kali pertama aku melakukannya,tapi aku yakin bahwa nenekku tidak mungkin bohong, kalaupun ada apa – apadengan aku nanti, aku pikir itu sudah nasibku. Akhirnya para pelatih tidak adalagi yang bicara, dan mereka mempersilahkan kami untuk melewati tiang bambu,yang menandakan kami berhasil melakukan uji survival. Begitu keluar dari tiangbambu, kami berpelukan bahagia… Alhamdulillah kami berhasil dengan selamatdalam uji survival. Uji survival baru selesai jam 4 sore, kami semua balik kearah yonif dengan langkah gagah walaupun lelah dan muka yang masih tertutupolesan krim penyamaran siang. Banyak penduduk yang melihat kami berjalan danmelambaikan tangan ke kami. Kami bangga dan merasa kami ini seperti tentarasungguhan.
Kamiistirahat sambil menunggu satu ujian lagi, yaitu uji menyampaikan sandi. Kamidikumpulkan di parkiran mobil truk. Kami dikasih tau bahwa rute yang kami lalui adalah kuburan pendudukdan kuburan keramat. Kemudian kami di suruh memakai krim penyamaran malam. Setelahitu kami kembali berkumpul dalam kelompok – kelompok kecil saat uji survivaltadi pagi. Sama seperti waktu kita melakukan ujian survival, dalam uji sandiini kelompok – kelompok kecil dilepas satu persatu dengan jeda waktu yang cukuplama. Saat menunggu giliran diberangkatkan, kami yang merasa sudah sehatisetelah pengalaman kami tadi pagi, kami menyusun siasat dan komitmen, bagaimanapuncaranya musuh menjebak kami, kami tidak akan membocorkan sandi yang kami embanuntuk diketahui musuh. Ketika giliran kami tiba, kami berjalan dengan penuhkeyakinan. Kami diberikan sandi yang harus kami sampaikan kepada orang yangdiberikan ciri – cirinya. Kemudian kami sepakat, aku yang diberi tanggung jawabuntuk mengetahui isi sandi ini. Kemudian aku memberikan sandi palsu yangdiingat oleh kawanku yang lain, untuk mengelabui musuh. Kami berjalan di jalansetapak, lewat perumahan penduduk yang sudah sepi karena mereka semua sudahtidur. Makin lama kami berjalan, makin jauh kami dari lokasi perumahanpenduduk. Melewati jalan yang terjal dan sempit, kami disambut dengan bau harumbunga kamboja. Kami sadar, kami sudah masuk ke wilayah pemakaman… yang kalausaat normal, kita mikir – mikir untuk masuk di pemakaman malam – malam. Secarareflek, teman – teman makin merapatkan badannya, kami berjalan berbaris karenajalan yang kami lalui diantara batu – batu nisan semakin sulit. Kami berusahauntuk tidak menginjak tanah makam, sampai akhirnya kami ada di tempat yanggelap karena rumpun bambu, kami berjalan makin pelan. Tiba – tiba kamidikejutkan dengan bunyi lengkingan dan tertawa yang sangat panjang, saat itukami berusaha untuk tidak lari dan tidak menjerit walaupun kaki ini gemetaran,kami tetap berusaha jalan. Aku yang berjalan paling depan, melihat adanyabayangan sekilas, kemudian aku membuat gerakan tangan untuk isyarat berhenti.Aku kemudian membuat lagi gerakan untuk kita merayap. Maka diantara batu – batunisan kami merayap dengan perlahan sampai melewati tempat yang tadi adabayangan sekilas tersebut. Setelah itu kami berusaha merayap lebih cepat, dansetelah kami anggap aman, kami baru berdiri dan berjalan lebih cepat melewatitempat ini. Perjalanan kami lanjutkan, rasanya pemakaman ini tidak adaujungnya, luas sekali dengan batu nisan terlihat sesekali diantara bukit –bukit yang kami lalui. Kemudian di tempat yang agak lapang masih diantara batu –batu nisan, kami melihat bayangan dan cahaya lilin bergerak – gerak. Kami sadar bahwa di depankami itu bisa teman, bisa juga musuh. Sampailah kami ditempat tersebut,ternyata kami menemui orang – orang yang tidak kami kenal, tapi kami yakin ituadalah teman pelatih – pelatih kami. Mereka berusaha membujuk kami untuk memberikansandi kepada mereka. Kami berusaha mengelak dengan mengatakan bahwa kami adalahpenduduk di sini yang keluar malam karena mau meminta dokter ke tempat kamimemeriksa ayah kami yang sedang sakit. Alasan itulah yang selalu kami ucapkan,sampai akhirnya kami dilepaskan dan diperbolehkan jalan. Kami terus berjalan,sampai ahkirnya kami masuk ke areal pohon – pohon besar yang menyeramkansuasananya. Ternyata kami sudah masuk ke areal pemakaman Prabu Siliwangi yangberada di lingkungan Yonif 310 ini. Semakin kami berjalan, semakin deg- deganrasa hati ini. Baru melewati beberapa makam, kami dihadang lagi dengan beberapaorang yang tiba – tiba muncul di balik pohon beringin yang besar. Kami berusahamenghindar tapi sudah tidak sempat karena mereka memberi isyarat untuk kamimendekat. Kembali kami diminta dan dibujuk untuk memberikan sandi yang harusdisampaikan kepada mereka. Ketika aku melihat bahwa mereka tidak sesuai denganciri – ciri yang diberikan maka aku memberikan alasan kembali bahwa kami adalahpenduduk yang ingin memanggil dokter ke tempat kami karena ayah kami yangsakit. Kamipun akhirnya diperbolehkan jalan setelah mereka tidak berhasilmendapatkan keterangan apapun dari kami. Kami melanjutkan perjalanan sampaiakhirnya kami sampai di gerbang makam. Di situ kami menemui pelatih yang kamikenal dan kemudian pelatih kami tidak menahan kami. Mereka menunjuk jalan yangharus kami lalui untuk menuju kea rah penerima sandi. Kami ragu memilih jalanyang di tunjuk atau jalan yang berbeda, akhirnya kami memutuskan untukmengikuti jalan yang ditunjuk. Tidak lama kemudian kami bertemu lagi denganpelatih yang kami kenal, dan ketika aku perhatikan ciri – cirinya, aku taukalau pelatih inilah penerima sandi yang sebenarnya. Maka kemudian akumengatakan apa kalimat sandinya kepada pelatih ini. Setelah aku menyebutkansandinya, kami diberikan imbalan kertas yang isinya misi kami berhasil.Alhamdulillah… uji sandi ini berhasil juga kami laksanakan. Kami bahagiasekali. Uji sandi ini baru selesai menjelang azan subuh, kami tidak sempat lagitidur karena kami harus langsung siap – siap untuk apel penutupan yang menandakankegiatan latihan dasar militer yang kami jalani sudah selesai.
Harike tujuh… tak terasa pelatihan latsarmil ini berhasil kami lalui. Kamidibariskan di lapangan utama yang luas. Sebentar lagi akan diadakan apelpenutupan dan pengumuman peserta – peserta terbaik sebanyak 20 orang. Kemudianakan diadakan penyiraman air bunga kepada peserta – peserta terbaik yangdilakukan oleh ayahanda veteran dan bapak Pembina dari angkatan darat. Kami berbarisdengan semangat walaupun kondisi kami sangat lelah dan ngantuk karena habismenjalani 2 uji untuk mental dan fisik kami. Setelah selesai apel, acarapuncaknya adalah pengumuman yang terbaik dari kami sebanyak 20 orang. Darijumlah awal kami ketika apel pembukaan berjumlah 550 orang , maka pada saat apelpenutupan jumlah kami semua tinggal 400 orang terdiri dari 397 laki – laki dan3 perempuan. Dari 400 orang ini mulai disebutkan nama – nama yang terbaik mulaidari urutan ke 20. Penilaian yang terbaik adalah berdasarkan fisik yang tidakmengenal menyerah, mental yang tidak takut menghadapi masalah, bisa menyelesaikanmasalah yang dihadapinya, aktif dan mau bekerja sama serta tidak egois, mengayomiteman – temannya, baik dan suka menolong, berjiwa ksatria. Penilaian terbaikini berdasarkan penilaian saat uji survival, uji sandi berdasarkan penilaiandari para peserta untuk memberikan pendapat siapa – siapa saja yang merekaanggap baik. Satu demi satu peserta yangdipanggil maju ke depan, ada kebanggaan kami bila yang dipanggil itu adalahkawan dari kelompok kecil dan dari pasukan kami. Dari kelompok kecil, satu demisatu kawan – kawanku sekelompok dipanggil dan kami selalu bertepuk tangan tandakami sangat support dan bahagia dengan keberhasilan mereka. Sampai akhirnyatinggal 5 besar yang belum dipanggil, satu demi satu dipanggillah nama – nama yangberasal dari pasukan yang lain. Dari pasukan kami tidak ada lagi yang maju. Tinggalnama peringkat 2 dan peringkat 1 yang belum dipanggil. Ayahanda veteran diminta untuk ke podium untuk memberikan sambutan, sebagian isi pembicaraanayahanda kami sudah tidak terlalu menyimak karena kami penasaran sekali dengansiapa yang akan dipanggil nanti. Akhirnya ayahanda memanggil 2 nama yangtersisa, peringkat 2 dari pasukan disebelah kami, mereka semua bersorakgembira. Dan ketika tiba nama peringkat 1 yang dipanggil, ternyata yangdipanggil adalah dari pasukan kami, kami semua bersorak gembira dan pelatihkami langsung menghampiri kami, menghampiri nama yang dipanggil sebagaiperingkat 1. Yang dipanggil sebagai peringkat satu diam karena tak percaya,diam ketika pelatih sudah berdiri di hadapannya dan tetap diam sambil berlinangair mata ketika pelatih berkata dengan lembut, Selamat ya ibu… selamat ya siswaterbaik ARYSEPTHANAULY POHAN. Anda adalah contoh untuk kami semua tentang artikata setia kawan dan rela berkorban. Tapi jangan di ulangi lagi makan gedebongpisangnya ya bu. Kami saja belum pernah nekad makan bahkan menelan gedebongpisang, baru kami lihat ibu yang nekad untuk membela kelompok ibu. Dan kami tauapa yang dilakukan selama kalian saat di hutan, kalian adalah tim yang kompakdan ibu adalah orang yang rela berkorban, tidak egois. Karena ibu yangmemberikan semua makanan temuan ibu kepada tim ibu, sementara ibu sendiri tidakmenemukan makanan lagi. Tapi ibu kemudian mengambil gedebong pisang, itu yangmembuat kami heran. Makanya kami menguji ibu dengan menyuruh membuktikan apagedebong bisa dimakan apa tidak. Dengan berani ibu membuktikan bahwa ibubertanggung jawab dengan pilihan ibu. Itu yang membuat penilaian terhadap ibupaling besar diantara peserta lain. Mari ibu, kita ke depan, biar ibu bergabungdengan yang lain yang sudah dipanggil untuk dilakukan acara penyiraman airbunga kepada yang terbaik,
Akhirnyaaku maju ke depan masih dengan air mata yang menetes antara haru danbahagia, tidak percaya bahwa akulah yangmenjadi terbaik diantara 400 peserta yang ikut di dalam latsarmil ini. Setelahacara penyiraman air bunga, maka semua kawan bersalaman mengucapkan selamat.Setelah acara selesai, maka kami bersiap – siap untuk kembali ke daerah asalkami masing – masing.
Di dalam truk yang membawa kamipulang, saya merenungi apa yang sudah saya lakukan. Rasa bahagia, rasa tidakpercaya bahwa saya yang berhasil menjadi yang pertama, dengan kondisi wajah dankulit yang berwarna hitam terbakar matahari, kedua kaki luka dan lecet parahakibat terus menerus memakai sepatu pdl, aku jadi yakin dengan diriku, kalauaku bisa berhasil karena kesungguhan hati dan doaku selalu kepada Allah untukmempermudah apa yang sedang kulakukan. Dan aku makin bersyukur untuk tidakmenjadi sombong dan tetap baik kepada semua orang… Alhamdulillah ya Allah, Engkautelah memberikanku hadiah yang sangat berharga yaitu keyakinanku bahwa Engkauakan selalu membantu hambanya yang sungguh – sungguh berbuat dan tidak lupauntuk berdoa kepadaMu.….


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Huebaat latsar yang menguji patriotisme berhasil dijalani ya ibu.saya ikuti jejak ibu lewat "bela negara"
Bela negara yang khusus PNS ya bun.... Materi dan cara dilatihnya sama ga bun...
Keren Bu luar biasa, saya suka .Sehat dan sukses sllu
Makasih bun
Ya bun.. Latsarnya benar benar ujian fisik dan mental bun
Mantep Bu Latsar nya. Sehat dan sukses selalu
Makasih bun