Navigasi Web
(4. Berapa Duit untuk bisa menikmati Sunrise di Penanjakan 1 Gn Bromo)

(4. Berapa Duit untuk bisa menikmati Sunrise di Penanjakan 1 Gn Bromo)

Edisi : LEBARAN VS LIBURAN

Ketika kita memutuskan untuk pergi jalan-jalan atau rekreasi, tentunya persiapan biaya sudah kita perhitungkan terlebih dahulu. Begitu pula kami sudah beberapa kali browsing Tanya mbah google tentang wisata gunung Bromo ini.

Setelah sampai di Surabaya dan bersilaturahmi dengan orang tua, perjalanan akan kami lanjutkan ke Pasuruan. Jarak antara Surabaya dengan Pasuruan kira-kira 2 jam kalau kami lewat tol.

Senangnya saat lebaran di hari ke dua ternyata jalanan sepi sehingga dengan mudah dan lancar kami sampai di daerah Warungdowo. Jalanan terasa mulus dan tanjakan tidak terlalu ekstrim. Hanya sedikit berkelok-kelok. Beruntung jalanan sepi jadi kami tidak terlalu khawatir bersimpangan dengan mobil lain. Jadi bagi pengendara mobil kecil pun tidak masalah.

Sebenarnya daerah wisata gunung Bromo sendiri terbagi 4 wilayah dan bisa dilalui dari 4 pintu wilayah tadi yaitu : Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Malang. Karena jarak terdekat dengan Surabaya adalah Pasuruan maka kami mengambil jalan tersebut.

Udara yang terasa sejuk kami nikmati dengan mematikan AC dan membuka jendela mobil. Waaah sejuknya luar biasa, padahal waktu masih tengah hari. Sampai di tengah perjalanan di desa Puspo kami dicegat oleh seseorang bapak yang sudah berusia kira-kira 65 tahun. Ia menyapa dengan ramah. Karena suami masih merasa asing dengan daerah disini maka kami putuskan berhenti dan bertanya pada bapak tua tersebut.

Ternyata bapak tua tadi adalah calo yang akan mengantar dan mencarikan kami penginapan dan sewa mobil hartop untuk transportasi ke 4 lokasi wisata. Wah kaget juga dengan biaya yang ditawarkan. Untuk sewa hartop saja dengan tujuan 4 lokasi biayanya Rp 750.000,- sedangkan sewa penginapan sehari 1 kamar Rp 250.000,-

Akhirnya kami sepakati bapak tua itu untuk mengantar kami sampai di penginapan. Tepatnya di desa Tosari. Kami ditunjukkan pada penyewa hartop dan penginapan. Setelah kami bertemu pemilik hartop dan penginapan kami memberikan tip pada bapak tua tadi.

Pemilik hartop tidak mau menurunkan harga karena kami melalui calo, jadi ada sedikit kontribusi yang harus diberikan pada calo. Ternyata kalau kita langsung pada pemilik/penyewa hartop bisa jadi biaya ditekan menjadi Rp 650.000,- Begitu pun penginapan.

Kami menempati penginapan dengan sewa satu rumah Rp 500.000,- dengan tiga kamar tidur dan 1 kamar mandi. Lumayan kan kalau kita pergi ber enam atau bertujuh bersama teman. Bisa kita patungan. Kami pun bisa istirahat sejenak dan nanti sore kami bisa berjalan-jalan berkeliling serta berwisata kuliner daerah Tosari ini.

Pukul 03.00 kami janjian dengan sopir hartop untuk ke tempat wisata Pananjakan 1 yaitu tempat dimana kita bisa menyaksikan matahari terbit dari titik tertinggi di Pananjakan. Kenapa mesti pk 03.00 dini hari ? ternyata perjalanan ke atas pananjakan memakan waktu kurang lebih satu jam. Sebelum masuk di area pananjakan kami membayar tiket masuk masing-masing Rp 40.000,- hari biasa sekitar Rp 32.000,- Jalan yang berkelok-kelok dan menanjak memang hanya bisa dilalui mobil dengan ban besar seperti mobil Hartop ini. Dan motor tentunya.

Pengunjung pagi ini ternyata sangat padat sehingga sekitar 200 lebih mobil hartop sudah parkir dari ujung ketinggian Pananjakan. Terpaksa kami pun harus parkir agak jauh dari lokasi. Untuk menuju ke atas masih jauh dan kami pun terpaksa menyewa ojek motor dengan tariff 1 orang Rp 25.000,- satu motor pun dibuat membonceng dua orang. Artinya sewa 1 motor ojek ongkosnya Rp 50.000,- kami berempat menyewa dua motor. Sampai di atas kami menaiki tangga pelataran disitu sudah berjubel orang yang ingin menyaksikan terbitnya sang mentari pagi. (Andai saja kami berangkat lebih awal mungkin bisa mengirit ongkos ojek. Tapi dinginnya udara disana yang membuat saya tidak tahan.)

Pengunjung dengan teratur duduk rapi dan sabar menunggu munculnya mentari pagi. Pemandangan yang sangat luar biasa yang saya jumpai pagi itu ketika menyaksikan bagaimana mentari pagi itu muncul dari bias sinarnya kemudian muncul titik pusat matahari yang kemudian membesar dan bulat penuh. Terang benderang. Saya begitu takjub akan ciptaan Allah yang luar biasa memukau hati saya. Begitu besarnya keagunganMu Rabb. Terasa kita menjadi manusia di bumi ini kecil sekecil debu.

Setelah puas menyaksikan Sunrise di Penanjakan 1 kami pun turun dengan ojek motor dengan ongkos yang lebih murah 1 motor Rp 40.000,- menuju mobil hartop dan melanjutkan wisata ke kawah gunung Bromo.

Sampai di tempat batas parkir kami sudah memesan kuda yang akan kami naiki menuju gunung bromo. Biaya per ekor kuda Rp 125.000,- itu untuk PP dan ditunggu sampai kita turun tangga. Melihat bagaimana kawah Candradimuka nya gunung Bromo sedikit agak ngeri bagi saya yang sudah tua ini. Ingat masih jaman kuliah sering sekali saya naik dan tidak pernah ada rasa takut sedikit pun. Tetapi sekarang berbeda rasanya.

Tempat wisata ke tiga adalah pasir berbisik, saya sangat menyukainya. Karena tempatnya lapang luas sekali. Berbeda dengan situasi sehari-hari berada disana, seolah pikiran jadi ikut lapang. Bagaimana tidak setiap hari melihat kota yang padat penduduknya. Hingga rumah yang satu dengan yang lain berdempetan. Kemudian berada di tempat yang luas dengan pasir yang bersih dan halus dan juga angin yang semilir sejuk dingin. Wah nikmat rasanya.

Masih menaiki hartop kami menuju ke tempat wisata ke empat yaitu Bukit Teletubbies. Tempatnya agak jauh dari tempat pasir berbisik. Kita tempuh kurang lebih satu jam. Dengan jalanan pasir yang kadang-kadang terlihat amblas ke dalam karena seringnya di lewati Hartop.

Di bukit ini serasa di padang savana di luar negeri sejuk berumput pendek dan bukit-bukit kecilnya mirip dengan lokasi di film Teletubbies. Kembali anginya semilir cendeung basah dingin menampar halus pipi saya.

Akhirnya selesai sudah fieldtrip kami menelusuri kawasan wisata gunung Bromo yang indah memesona. Ah …. Baru beberapa hari meninggalkan kawasan itu, rasanya ingin kembali kesana. Indah ternyata negeriku ini.

Hilir Cikeas 1 ~03072017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Banyak juga y yang mesti dikeluarkan biayanya untuk menikmati keindahan bromo, mulai hartop, hartop itu kenderaan darat y bun

03 Jul
Balas

semacam jeep itu bu yang ban nya besar-besar heeehe

03 Jul

Sdh lama rencana ke bromo blm terlaksana jg,trims info yg sangat berharga baik tripnya maupun biayanya.kl mis ga nginep didesa itu bisa ga,misal langs dr kota pasuruan,hrs jam brp brngkt?mungk tengah mlm ya.

06 Jul
Balas

Terima kasih info keuangannya bu Ary. Bermanfaat banget buat keluarga yang mau ke Bromo.

03 Jul
Balas

sama-sama pak Yudha ..., terima kasih juga atas kunjungannya.

03 Jul

Subhanallah...

07 Jul
Balas

WOW perjalanan yang menyenangkan tentunya mengalahkan segala kelelahan. terima kasih sdh mau berbagi ceritanya bu ary

03 Jul
Balas

menikmati kesejukan dan dinginnya udara di Bromo sangat luar biasa bagi kami yang kesehariannya di Jakarta yang sumpeg padat macet dan panas. Terima kasih bu Upit sdh turut berkunjung membaca.

03 Jul

Jadi pingiiiin. Kapankah ..

03 Jul
Balas

selagi sehat kita bertadabbur alam pak ... mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

03 Jul

Siapppp. !

03 Jul



search

New Post